Diterpa Omicron, UMY Konsisten Terapkan Sistem Blended untuk Perkuliahan

ADVERTISEMENT

Diterpa Omicron, UMY Konsisten Terapkan Sistem Blended untuk Perkuliahan

Pradito Rida Pertana - detikEdu
Senin, 27 Des 2021 19:30 WIB
blended learning di UMY
Perkuliahan blended learning di UMY. Foto: UMY
Bantul -

Sekitar satu tahun Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) terus melangsungkan aktivitas perkuliahan dengan menerapkan sistem blended atau campuran. Mengingat 70-75 persen kompetensi mahasiswa lebih bagus di bulan Juli 2021.

Rektor UMY Prof Gunawan Budiyanto mengatakan, UMY memiliki kebijakan mitigasi COVID-19 sebagai upaya pencegahan untuk mengurangi resiko penyebaran di lingkungan kampus. Kebijakan mitigasi tersebut mencakup kebijakan akademik maupun non-akadaemik yang dikendalikan langsung oleh Tim Incident Command System (ICS).

Dasar keputusan pemberlakuan aktivitas perkuliahan di tengah pandemi ini berangkat dari hasil evaluasi ketercapaian kompetensi mahasiswa menunjukkan hasil yang kurang memuaskan dengan maksimum capaian 60% dan rata- rata 50%. Mengingat baik mahasiswa dan Dosen belum terbiasa dengan kuliah online penuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"COVID-19 bermula Maret 2020 dinyatakan menyerang Indonesia. Di situ langsung menerapkan online sampai bulan Juli 2020," ucapnya kepada wartawan, Senin (27/12/2021).

Namun dengan sistem tersebut Gunawan menilai capaian kompetensi mahasiswa hanya 50-60 persen. Sehingga hanya setengah materi yang bisa ditangkap oleh mahasiswa.

ADVERTISEMENT

"Jadi tidak bisa begini terus, nanti bagaimana mutu lulusan UMY. Akhirnya kita putuskan September 2020 mulai hybrid antara luring dan daring," ujarnya.

Manajemen kelas di UMY sendiri, kata Gunawan, dilakukan dengan sistem blended. Artinya, terdapat pengaturan pada pembagian jumlah tatap muka dengan daring ataupun dengan cara ganjil-genap. Pembagian tersebut juga dilakukan secara bertahap dan menyesuaikan dengan situasi penyebaran COVID-19.

"Waktu itu diawal kita tetapkan daring 60% dan luring 40%. Sebetulnya ini strategi yang enak, tinggal dilihat nanti kombinasinya seperti apa tergantung situasi penyebaran COVID-19," ucapnya

Jika sangat gawat pihaknya tetap menggunakan metode blended, namun perkuliahan luring diturunkan menjadi 40%, 30% atau bahkan 20%. Kondisi sekarang terbilang aman, jadi 75% dosen diperbolehkan untuk memanfaatkan perkuliahan secara luring atau tatap muka.

"Atau dengan ganjil genap dimana tiap tengah semester mahasiswa absen ganjil masuk dahulu pun sebaliknya. Ada juga yang tiap minggu, jadi luwes," ucapnya.

Lebih lanjut, Gunawan menjelaskan terkait perbandingan jumlah perkuliahan online dengan offline. Tiap satu mata kuliah yang terdiri dari 16 pertemuan dibolehkan tatap muka sebanyak 8-10 kali,sesuai dengan kondisi saat ini.

"Tinggal membagi, 1 mata kuliah terdiri dari 16 kali tatap muka, jadi kalau sekarang ini masih diperbolehkan 8-10 kali tatap muka di kelas," ucapnya.

Meski demikian, terdapat pengecualian dengan melihat kondisi kesehatan dosen. Hal ini dikarenakan terdapat tenaga pengajar dengan komorbid sehingga riskan.

"Kita juga melihat dari kesehatan dosen. Ada dosen yang mempunyai komorbid, jadi tatap muka 6 kali saja. Karena kita juga punya data dosen yang punya komorbid," katanya.

Konsistensi Terapkan Sistem Blended Learning

Di lain sisi, konsistensi UMY dalam menerapkan sistem blended yang dirasa luwes dan mudah ini memberikan dampak positif dalam proses perkuliahan di tengah pandemi. Di mana mahasiswa merasa lebih memiliki kampus, khususnya mahasiswa baru.

"Kalau kita lihat mahasiswa baru pada September masuk langsung online, jadi tidak memiliki orientasi yang baik pada kampusnya. Makanya mahasiswa baru angkatan 2020 pun sudah bisa mengikuti kuliah offline, datang ke kampus, mengenal situasi kampus, itu dasarnya," katanya.

Tidak hanya itu, berdasarkan pada evaluasi perkuliahan hybrid pada bulan Juli 2021 menunjukkan capaian kompetensi mahasiswa membaik. Hal ini turut menjadi alasan kuat UMY untuk tetap konsisten menerapkan sistem blended.

"Bulan Juli 2021 kompetensi mahasiswa lebih bagus bisa ke angka 70% sampai 75%. Sehingga kita semakin mantap kalau kuliah itu tidak bisa daring terus, apalagi yang punya praktikum," ujarnya secara tegas.




(row/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads