Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) agar tak menjadi menara gading di tengah-tengah masyarakat. Kampus harus memberi manfaat langsung pada masyarakat.
"Kampus tidak boleh menjadi menara gading. Hasil riset yang dipresentasikan di AICIS (Annual International Conference on Islamic Studies) sudah selayaknya menjadi asupan 'gizi' bagi masyarakat yang ditunggu stakeholder yang akan memanfaatkannya," ujar Gus Yaqut dalam pembukaan AICIS 2021, di Hotel The Sunan, Solo, Senin (25/10/2021).
Dalam kesempatan tersebut, Gus Yaqut juga menyampaikan Kemenag berupaya warga akademik PTKI memiliki kualitas dan daya saing yang tidak kalah dengan kampus-kampus lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu cara yang ditempuh yakni menggelar berbagai kegiatan untuk memperluas akses agar intelektualitas, profesionalitas, semangat nasionalisme serta berbagai kecakapan hidup insan kampus dapat berkembang.
"Hal ini membutuhkan komitmen bersama antara Kementerian Agama dan pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Karena itu para rektor atau ketua PTKI harus mendukung penuh kegiatan-kegiatan akademik yang merupakan core values sebuah pergirian tinggi," kata Menag.
Gus Yaqut juga meminta para rektor untuk memberikan ruang riset yang luas pada insan-insan akademis sehingga dunia riset dapat berkembang dengan baik dan menjadi andalan dalam pertimbangan kebijakan publik.
"Dunia kampus hendaknya terhubung dengan pasar sehingga risetnya dapat berdampak nyata. Terbentuknya insan kampus yang kreatif dan inovatif menjadi sebuah keniscayaan tentu saja insan kampus yang memiliki landasan kuat atas nilai-nilai kebangsaan dan moderasi beragama," ujar Menag Yaqut.
Untuk diketahui AICIS 2021 dengan tema "Islam in a Changing Global Context: Rethinking Fiqh Reactualization and Public Policy" akan digelar hingga 28 Oktober 2021 mendatang dengan tuan rumah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta.
Konferensi ini diikuti akademisi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan sejumlah ilmuwan dari Arab Saudi, Iran, Amerika Serikat, Inggris, Turki, Korea Selatan, dan Malaysia.
(pal/pal)