Mahasiswa RI Ini Juara Kompetisi Pengeboran di AS & akan Gabung di Perusahaan Elon Musk

ADVERTISEMENT

Mahasiswa RI Ini Juara Kompetisi Pengeboran di AS & akan Gabung di Perusahaan Elon Musk

Kristina - detikEdu
Jumat, 08 Okt 2021 08:00 WIB
Andrean Kristof Tedjojuwono
Foto: Andrean Kristof Tedjojuwono
Jakarta -

Mahasiswa asal Indonesia, Andrean Kristof Tedjojuwono, menjuarai kompetisi pengeboran tingkat internasional, Not-a-Boring-Competition, di Las Vegas Amerika Serikat, (12/9/2021). Ia merupakan satu-satunya mahasiswa asal Indonesia.

Not-a-Boring-Competition merupakan kompetisi untuk membuat terowongan bagi transportasi paling cepat, inovatif, aman, dan mampu memangkas biaya pembangunan. Kompetisi ini diinisiasi oleh The Boring Company, salah satu perusahaan milik Elon Musk, yang dikenal luas sebagai pemilik perusahaan mobil listrik Tesla.

Andrean saat ini tengah menempuh pendidikan master bidang Teknik Mesin di Jerman. Pada kompetisi ini, ia tergabung dalam tim yang diberi nama TUM Boring-Innovation in Tunneling yang beranggotakan 62 orang dari 16 negara. Tak main-main, timnya berhasil meraih kemenangan pada kategori Best Guidance System dan Overall Winner.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahasiswa RI Ini Juara Kompetisi Pengeboran di AS & akan Gabung di Perusahaan Elon MuskMahasiswa RI Ini Juara Kompetisi Pengeboran di AS & akan Gabung di Perusahaan Elon Musk Foto: Andrean Kristof Tedjojuwono

Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Berlin, Ardi Marwan bangga atas prestasi yang diraih oleh Andrean. Menurutnya, Andrean bisa menjadi aset untuk masa depan transportasi di Indonesia.

"Kalau bisa mengaplikasikan teknologi ini di Tanah Air. Ini akan menjadi sebuah inovasi yang luar biasa. Misalnya, pembuatan proyek seperti MRT (Moda Raya Transportasi) akan menjadi lebih cepat dan murah," terang Ardi kepada Kemendikbudristek dalam keterangan yang diterima detikEdu, Kamis (7/10/2021).

ADVERTISEMENT

Kepada Atdikbud Ardi, Andrean menjelaskan timnya telah menempuh perjalanan panjang serta perjuangan berat sebelum akhirnya meraih kemenangan. Timnya sukses terpilih menjadi 12 finalis dari 400 tim yang berasal dari seluruh dunia.



Mahasiswa asal Surabaya ini menceritakan, inovasi yang dibuat ini bermula pada Oktober 2020 saat seluruh anggota timnya berkumpul. Selanjutnya, pada Desember 2020 timnya mengirimkan blue print dan buku konsep kepada penyelenggara. "Isinya tentang kalkulasi-kalkulasi, rumus, desain, dan konsep dari mesin bor yang kami buat," terang Andrean.

Setelah alat yang mengunggulkan inovasi sistem pengeboran revolver selesai dibuat, timnya lalu mengirimkan ke Amerika Serikat menggunakan kapal dengan berat total mencapai sekitar 20 ton. Andrean mengungkapkan, alat yang diproduksi oleh timnya terhitung efisien dari segi waktu hingga biaya.

"Alat kami sangat efisien dibandingkan alat bor terowongan yang ada sekarang, sehingga bisa lebih menghemat waktu dan biaya," ucap Andrean yang mengambil peran di bagian cutterhead di timnya.

Andrean bersyukur, alat pengebor bertenaga 500 ribu Newton yang didatangkan dengan dua kontainer itu beroperasi dengan lancar ketika diperagakan selama proses penilaian berlangsung. Namun, ia mengakui, alat tersebut masih memiliki sejumlah kelemahan yang akan terus di-upgrade untuk mengikuti Not-a-Boring-Competition tahun depan.

Andrean menuturkan, pemenang perlombaan ini hanya mendapatkan piala tanpa hadiah berupa uang tunai. "Namun lebih dari itu, kami para pemenang dalam kompetisi ini mendapatkan kebanggaan, perhatian dari dunia, serta kesempatan untuk bergabung di perusahaan yang dipimpin Elon Musk," ujar Andrean.




(kri/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads