Dosen UMM Sukses Jadi YouTuber, Ini Buktinya!

ADVERTISEMENT

Dosen UMM Sukses Jadi YouTuber, Ini Buktinya!

atj - detikEdu
Rabu, 18 Agu 2021 20:30 WIB
Dosen Youtuber
Foto: UMM
Jakarta -

Siapa bilang saat menjadi dosen tidak bisa meluangkan waktu menjadi YouTuber? Ya hal tersebut berhasil dipatahkan oleh dosen UMM atau Universitas Muhammadiyah Malang yang bernama Mohammad Agoes Aufiya. Di sela-sela kesibukannya menjadi dosen, ia berhasil menjadi YouTuber sukses dengan subscriber lebih dari 499 ribu.

Diketahui Agoes saat ini juga tengah menempuh studi doktoralnya di India tepatnya di Jawaharlal Nerhu University. Dosen Prodi Hubungan Internasional itu juga mengatakan bahwa India adalah negara yang unik dan menarik.

Ada banyak kontradiksi di negara tersebut. Misalnya saja masih ada yang menggunakan sapi sebagai penarik kendaraan padahal sudah ada kendaraan canggih MRT di ibukota New Delhi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada beberapa orang yang dikenal sebagai orang terkaya di Asia, tapi juga ada banyak masyarakat yang hidupnya pas-pasan bahkan miskin. Keadaan yang bertolak belakang inilah yang menjadikan negara Bollywood ini menarik dan unik," ujar Agoes yang dikutip dari laman resmi UMM, Senin (18/8/2021).

Agoes juga mengisahkan jika bahasa, budaya, serta sistem pemerintah juga bisa menjadi bahan yang asyik untuk diceritakan. Ia memberi contoh beberapa kata yang tidak perlu diucapkan ketika berkomunikasi. Cukup hanya dengan gestur kepala khas India. Begitupun ucapan terima kasih yang seringkali disampaikan menggunakan gestur khas tersendiri.

ADVERTISEMENT

"Jadi awal-awal di India, saya sempat heran karena orang-orang tidak mengucapkan terimakasih. Malah memberikan gesture geleng-geleng kepala. Hingga beberapa minggu kemudian, saya paham gerakan-gerakan tersebut yang bermakna terima kasih," ungkap dosen UMM tersebut.

Adapun, Agoes juga menambahkan jika sistem kasta di India juga merupakan hal yang unik. Deretan kasta yang ada terdiri dari Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra dan di luar kasta namanya Dalit.

Selain itu hampir 90% pernikahan di India dari hasil perjodohan.

"Perjodohan ini dilakukan dan menjadi tradisi dalam rangka menjaga harkat dan martabat dari keluarga agar sesuai dengan kastanya. Jarang sekali kita menemui pernikahan beda kasta," jelas Agoes.

Ia mengisahkan di India juga masi kental akan diskriminasi. Ada juga diskriminasi yang bersifat positif menurut Agoes yaitu memberikan porsi kepada kasta rendah untuk tetap belajar di universitas. Bahkan juga diberi porsi untuk bekerja sebagai Pegawai Negeri meskipun kecil.

Saat pandemi Covid-19 terjadi di India, menurut Agoes penanganannya pun cukup baik yang terlihat dari angka kematian yang berangsur menurun.

Klik halaman selanjutnya

India juga sukses memproduksi vaksin untuk mengatasi pandemi. Bahkan menjadi salah satu produsen vaksin terbesar di dunia.

"Faktor inilah yang membuat angka positif virus Corona melandai akhir-akhir ini," ujar Agoes.

Di India prioritas kesehatan menjadi nomor satu sedangkan ekonomi menjadi nomor dua. Masyarakat juga mendapatkan bantuan sandang dan pangan dari pemerintah.

"Usaha-usaha ini menjadi upaya pemerintah India untuk menekan angka Covid-19. Gerakan dan penanggulangan cepat ini juga bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia dalam menangani Covid-19 agar bisa lebih baik lagi," cerita dosen UMM tersebut.



Simak Video "Video: Lambung YouTuber Mukbang Tzuyang 40% Lebih Besar dari Rata-rata Orang"
[Gambas:Video 20detik]

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads