Soal Kelangkaan Oksigen, Rektor UGM: Impor Menjadi Keniscayaan

ADVERTISEMENT

Soal Kelangkaan Oksigen, Rektor UGM: Impor Menjadi Keniscayaan

Novia Aisyah - detikEdu
Jumat, 16 Jul 2021 09:39 WIB
Perusahaan pengisian oksigen di Kabupaten Malang menyuplai kebutuhan oksigen bagi warga kurang mampu. Oksigen diberikan secara gratis di tengah terus bertambahnya pasien COVID-19.
Foto: Muhammad Aminudin/detikcom/Soal Kelangkaan Oksigen, Rektor UGM: Impor Menjadi Keniscayaan
Jakarta -

Isu impor oksigen mulai berhembus seiring kelangkaan oksigen yang terjadi seiring meledaknya kasus COVID-19. Menurut rektor UGM Prof Ir Panut Mulyono, M Eng, D Eng, impor oksigen menjadi keniscayaan.

"Dengan meningkatnya kebutuhan oksigen yang sangat besar akibat melonjaknya pasien COVID-19 di tanah air maka menerima bantuan oksigen dari negara sahabat dan impor oksigen menjadi keniscayaan demi menyelamatkan banyak pasien," kata pakar energi ini dikutip dari laman UGM.

Kelangkaan oksigen di rumah sakit sebetulnya bisa dijawab dengan optimalisasi unit produksi. Menurut Prof Panut, kapasitas unit produksi baru beroperasi 74 persen dari yang terpasang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Total produksi oksigen sebanyak 72 persen digunakan kepentingan industri, sedangkan kebutuhan medis hanya kebagian 28 persen. Oksigen berperan dalam proses blast furnace pembuatan baja.

Dalam kondisi normal, pasokan oksigen dalam negeri sebetulnya tidak masalah. Namun peningkatan kasus COVID-19 menyebabkan kondisi pasokan oksigen berbeda, apalagi proses produksinya tidak mudah.

ADVERTISEMENT

Prinsip produksi oksigen adalah pemisahan unsur yang ada di udara dengan nitrogen dan argon. Pemisahan menggunakan metode kriogenik atau Pressure Swing Adsorption (PSA). Proses ini menekan dan mendinginkan udara hingga cair lalu oksigen, nitrogen, dan argon dipisahkan dengan distilasi.

Cara lain produksi oksigen adalah elektrolisis air yang menghasilkan oksigen dan hidrogen murni. Oksigen keluar dari sisi anoda (+) dan hidrogen keluar dari sisi katoda (-). Cara ini membutuhkan energi listrik yang besar. Alternatif lain produksi oksigen dengan kadar sekitar 95% adalah pemisahan nitrogen menggunakan membran.

Cara apa pun yang dipilih, masalah kelangkaan oksigen harus segera dijawab. Metode tersebut tentu harus bisa membantu mengoptimalkan produksi oksigen dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan medis dan industri.

"Saya kira para dokter di rumah sakit sudah menerapkan standar penggunaan oksigen bagi para pasien dengan baik. Yang bisa dilakukan itu tadi optimalisasi kapasitas produksi unit-unit produksi yang kita miliki sehingga mencapai 100% kapasitas terpasang," kata dosen Departemen Teknik Kimia UGM ini.

Prof Panut berharap masalah kelangkaan oksigen bisa segera terjawab dan terpenuhi. Selain oksigen, Prof Panut mengingatkan ketersediaan tabung oksigen portabel. Sama seperti oksigen, pengadaan tabung harus diusahakan secepatnya.




(row/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads