Kisah Isti Hidayati, Mahasiswi yang Meraih Penghargaan S3 Terbaik Belanda

ADVERTISEMENT

Kisah Isti Hidayati, Mahasiswi yang Meraih Penghargaan S3 Terbaik Belanda

Fahri Zulfikar - detikEdu
Minggu, 04 Jul 2021 17:47 WIB
Kisah Isti Hidayati, Mahasiswi yang Meraih Penghargaan S3 Terbaik Belanda
Foto: Nuffic Neso Indonesia/Kisah Isti Hidayati, Mahasiswi yang Meraih Penghargaan S3 Terbaik Belanda
Jakarta -

Isti Hidayati, mahasiswa S3 asal Indonesia berhasil meraih penghargaan disertasi terbaik tahun 2020 di Universitas Groningen. Penghargaan tersebut diberikan pada acara Summer Ceremony 1 Juli 2021.

Dosen UGM ini membuat disertasi berjudul Understanding mobility inequality: A socio-spatial approach to analyse transport and land use in Southeast Asian metropolitan cities. Berkat disertasi tersebut Isti diganjar hadiah 7.500 Euro atau sekitar 128 Juta rupiah.

Penghargaan disertasi terbaik atau Wierenga-Rengerink Prize ini merupakan bagian dari Upacara Musim Panas yang diselenggarakan sebagai acara perpisahan kepada semua siswa internasional yang lulus. Setiap tahunnya, lebih dari 1.000 mahasiswa internasional lulus dari Universitas Groningen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari keterangan pers Nuffic Neso Indonesia, Wierenga-Rengerink Prize mulai diberikan sejak tahun 2015 kepada mahasiswa PhD. Penghargaan diberikan pada mahasiswa yang menurut juri telah menulis disertasi terbaik versi University of Groningen, Belanda.

Pemenang penghargaan Wierenga-Rengerink tahun-tahun sebelumnya adalah:

ADVERTISEMENT

- Namkje Koudenburg (2014)

- Hanna van Loo (2015)

- Nigel Hamilton dan Jordi van Gestel (2016)

- Alain Dekker (2017)

- Michael Lerch (2018)

- Arpi Karapetian (2019).

Pengajar UGM kelahiran 17 September 1986 ini mengatakan, disertasinya terinspirasi kondisi di Indonesia. Menurut perempuan berhijab ini, kondisi transportasi di Indonesia semakin bergantung pada kendaraan pribadi, terutama di Jogja.

"Saya bandingkan ketika saya masih sekolah, saya banyak menggunakan transportasi umum. Saat ini, banyak siswa yang memilih diantar menggunakan kendaraan pribadi, menggunakan ojek online, fasilitas antar-jemput, atau membawa kendaraan sendiri. Padahal, saya merasa pengalaman naik angkutan umum itu menarik, bisa bertemu banyak orang dan melihat aktivitas orang lain," kata Isti.

Membuat disertasi menyebabkan Isti punya banyak pengalaman menggunakan kendaraan umum. Pengalaman ini dirasakan saat berada di Indonesia dan luar negeri. isti juga telah melewati perjalanan dengan suka dan duka.

"Kalau lagi suntuk, ketemu simbah-simbah yang selesai jualan di angkot dan cerita gimana hasil jualan hari ini, itu bisa bikin saya senang. Di sisi lain, saya juga pernah mengalami racism ketika saya travelling di luar negeri (karena saya pakai kerudung), yang saya pikir tidak adil," tutur perempuan lulusan S2 UniversitΓ€t Stuttgart, Jerman, ini.

Meski begitu, Isti mengaku dukungan dari supervisor, teman-teman kampus UGM, dan perkumpulan pelajar Indonesia, serta keprofesionalan LPDP yang tidak pernah telat memberi uang beasiswa, yang turut membantunya mencapai penghargaan dari Universitas Groningen ini.




(row/row)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads