Kisah Nadia Amalia, Berhasil Kuliah di MIT Kampus Terbaik Dunia

ADVERTISEMENT

Kisah Nadia Amalia, Berhasil Kuliah di MIT Kampus Terbaik Dunia

Trisna Wulandari - detikEdu
Selasa, 29 Jun 2021 13:16 WIB
Kisah Nadia Amalia, Berhasil Kuliah di MIT Kampus Terbaik Dunia
Foto: Screenshoot YouTube Nadia Amalia/Kisah Nadia Amalia, Berhasil Kuliah di MIT Kampus Terbaik Dunia
Jakarta -

Nadia Amalia berhasil menempuh pendidikan Master of Finance di universitas terbaik dunia MIT. Dia adalah alumni prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI program S1. Bagaimana kisahnya berhasil masuk dan lulus MIT?

Ketertarikan Nadia berawal dari melihat serunya aktivitas di Wallstreet. Bagi Nadia, melihat industri keuangan di Wall Street banyak diisi pria dalam berbagai film membuatnya tertarik membuktikan perempuan juga bisa berdaya di distrik keuangan Amerika.

Nadia didukung keluarganya untuk menekuni bidang keuangan. Dia mulai ikut training saham dan meriset pendidikan yang baik untuk bidang kesukaannya itu di Amerika. Riset tersebut menunjukkannya pada Massachusetts Institute of Technology (MIT).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Muncullah MIT sebagai kampus yang memiliki jurusan terbaik di finance. Saat buka website, (tertulis mahasiswa akan) belajar dari peraih nobel, memiliki klub finance, (kampus menyediakan) ada inkubator bisnis, dan ada financial aid (bantuan keuangan) untuk (mahasiswa program) undegraduate. Tapi susah banget masuknya," kata Nadia dikutip dari kanal Youtube Nadia Amalia yang diupload 19 Mei 2020.

Nadia menuturkan, seperti perguruan tinggi lainnya di Amerika, MIT mencari mahasiswa yang aktif dan pintar. Adapun komponen aplikasi MIT di antaranya terdiri dari informasi biografi, esai, aktivitas, dan akademik, evaluasi guru matematika atau sains, evaluasi guru bahasa atau ilmu sosial dan humaniora, rapor sekolah, termasuk transkrip nilai SMA, skor tes SAt atau ACT, dan skor TOEFL (opsional).

ADVERTISEMENT

"Kebetulan aku bukan keduanya, bukan pintar dan aktif. Boro-boro 10 besar, organisasi enggak aktif, aku introvert, sukanya baca komik, enggak aktif, dan kurang pintar," katanya.

Nadia menuturkan, setelah membaca komponen aplikasi MIT, ia menyusun strategi untuk membuktikan dirinya layak masuk kampus terbaik dunia tersebut. Strategi pertama Nadia yaitu membuktikan dirinya cukup pintar dan berbeda.

"Aku harus buktikan aku pintar, tapi juara satu yang mau masuk MIT pasti banyak, jadi biar beda aku ikut olimpiade. Mereka (mahasiswa MIT) rata-rata juara olimpiade nasional dan olimpiade internasional. Tapi kupikir mungkin aku anaknya ga saintek banget, jadi aku ikut olimpiade ekonomi nasional dari Kemendikbud," kisah Nadia.

Ia bercerita, saat itu banyak orang yang menyebutnya nekat dengan strategi dan cita-citanya masuk MIT. Kendati demikian, alumni SMA Islam Al Azhar 1 Jakarta tetap fokus belajar hingga berhasil menyabet medali emas bidang ilmu ekonomi.

"Jadi aku mati-matian setahun isinya hapalan dan rumus ekonomi, ke mana-mana bawa buku poket ekonomi, alhasil aku jadi juara. Jadi aku ikut banyak lomba utuk enhance aplikasi aku ke MIT," kata Nadia.

Ia menuturkan, adapun untuk memperlihatkan sisi keaktifannya pada aplikasi MIT, ia ikut berbagai organisasi di sekolah hingga berbagai kampanye siswa, seperti masuk OSIS, MPK, dan kampanye HIV AIDS berbahasa Inggris.

"Untuk masuk MPK itu harus pidato di depan tiga angkatan. Rasanya mau muntah pas ngomong. Tapi dari situ aku ngerasa (perjuanganku) udah cukup," kata Nadia.

Nadia mengatakan, kendati sudah berusaha, perjuangannya rupanya berhenti untuk program S1. Beberapa di antaranya karena tidak menempuh tes SAT (Scholastic Assessment Test) untuk admisi kampus.

"Awalnya super sedih, tapi jadi penyemangat aku. Jadi (saat S1), aku planning S2 mau di mana, salah satunya di MIT," katanya.

Ia menuturkan, untuk menyiapkan diri masuk MIT pada program S2, pada dasarnya ia merangkai cerita yang diharapkan kampus dari sebuah aplikasi calon mahasiswanya. Nadia mengatakan, ia pun menjelajahi berbagai akun LinkedIn mahasiswa atau alumni di MIT untuk melihat pengalaman apa saja yang ditempuh seseorang untuk dapat dicantumkan dan masuk MIT.

"Di jurusan pilihanku, ternyata enggak ada alumni asal Indonesia. Lalu rupanya mereka ikut lomba dan intership di bidang finance. Aku dari Ilmu Ekonomi, sebelumnya enggak ada menilai perusahaan dan investasi (seperti di bidang ilmu keuangan). Jadi aku daftar di lebih 50 perusahaan. Dari situ bisa minta rekomendasi," kata Nadia.

Nadia menjelaskan, universitas terbaik MIT meminta pelamar untuk mencantumkan 3 nama rekomendasi dari orang-orang yang bergelut di bidang keuangan. Ia mengatakan, untuk itu, ia berupaya tetap membina hubungan baik dengan para atasannya semasa kerja magang.

Ia bercerita, dirinya belajar bahasa Inggris mandiri untuk persiapan tes. Di sisi lain, ia mengaku cukup terkendala belajar untuk tes karena waktu kerja tidak jarang hingga malam hari.

Nadia menuturkan, untuk menyiasati ini, ia mencoba menonjolkan sisi pengalaman dan rekomendasi yang dimilikinya.

"Pas submit, aku di-interview dan tes matematika on the spot di Singapura. Sebulan dari situ, aku kaget karena diumumkan masuk dengan mendapat fellowship," kata Nadia.

Ia menuturkan, pengalamannya menunjukkan bahwa MIT dan sebuah kampus juga melihat berbagai sisi menonjol yang ditawarkan calon mahasiswanya saat melamar masuk.

"Meskipun aku enggak jenius, segala macam cara aku gunain. Jadi aku coba apapun yang aku bisa di strategi aku. Jadi kita bisa masuk dengan planning yang baik, segalanya mungkin. Universitas melihat semua aspek, jadi kasih lihat aspek yang kamu bisa perform," pesan Nadia

Gimana detikers, mau masuk universitas terbaik dunia seperti Nadia? Semangat menyusun aplikasi, ya!




(row/row)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads