Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makariem mengungkapkan Kampus Merdeka dibuat untuk bebaskan sekat-sekat antara universitas dan industri.
"Kampus Merdeka ingin memerdekakan kampus dari berbagai sekat-sekat. Sekat akademik antara industri, riset dan pembelajaran, fakultas dan prodi. Menciptakan suatu sistem pendidikan tinggi yang berkolaborasi. Tanpa adanya dinding-dinding," ujar Nadiem dalam dalam acara Festival Kampus Merdeka, Selasa (15/6/2021).
Nadiem juga menjelaskan Kemendikbudristek telah merancang 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan memberikan insentif keuangan kepada PTN-PTN untuk memaksimalkan jumlah mahasiswa yang akan keluar dari kampus. Mendapat pembelajaran di universitas lain, projek sosial, kewirausahaan, magang di luar negeri, dan program-program lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan Kampus Merdeka, kita ingin dosen-dosen keluar dari kampus untuk mendapatkan pengalaman dan membina. Mencari pengalaman kerja industri. Kita juga ingin prodi-prodi kita pernikahan massal. Menikah dengan industri dan kampus lain untuk menciptakan permutasi yang sesuai masa depan, sesuai arahan presiden," ujar Nadiem.
"Kita ingin para mahasiswa bisa berenang di lautan terbuka, jangan hanya di kolam renang. Harus sekali-kali ke laut. Makanya kita laksanakan 3 semester," tambah Nadiem.
Sementara itu, Ayu Sabrina mahasiswa Universitas Diponegoro telah merasakan manfaat dari program Kampus Merdeka dengan mengikuti Kampus Mengajar.
"Saat mengajar di SD Kuwarasan 01, kami berfokus pada 3 program transfer ilmu pengetahuan, teknologi, dan administrasi. Ilmu pengetahuan berfokus pada public speaking untuk membangkitkan rasa percaya diri para siswa," cerita Ayu.
"Awalnya siswa tidak berani berbicara di depan publik kemudian setelah dua kali pertemuan mereka jadi rebutan untuk maju ke depan. Kami juga melakukan modernisasi perpustakaan dengan merombak dan mengelompokkannya buku-buku dari Pemerintahan," lanjut Ayu.
Selain Ayu, Christian mahasiswa Universitas Brawijaya juga merasakan hal yang serupa. Christian mengikuti Program Google Bangkit dari Kampus Merdeka.
"Kami mengikuti kelas di Bangkit kurang lebih 900 jam totalnya dan saat ini masih menjalani dan proyek akhir. Kami membuat aplikasi bernama Usahaku, diharapkan dapat membantu UMKM dengan melihat data dan UMKM ini dalam melakukan bisnis sehingga bisnis bisa lebih agile dan efisien dalam menjalankan bisnisnya," cerita Christian.
Presiden Joko Widodo berharap agar Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar menjadi percepatan penyiapan talenta Indonesia karena merupakan strategi talent boosting yang harus di dukung.
"Oleh karena itu saya mengajak semua pihak agar berkolaborasi. Yang paling penting dalam Kampus Merdeka adalah kecepatan dan review kurikulum di kampus harus dilakukan. Pengembangan di bidang industri harus diprioritaskan, pengembangan ekosistem nasional juga harus kita benahi," ujar Jokowi.
(pal/pal)