5 Potret Geronggang, Penyelamat Lingkungan Berpotensi Cuan

1.Geronggang termasuk dalam famili Guttiferae (Hypericaceae). Pohon itu memiliki habitat asli pada hutan hujan tropis dengan tipe curah hujan A dan B, terutama pada tanah rawa atau zona peralihan antara tanah rawa dan tanah kering pada ketinggian sampai 60 m dpl. (Foto: Sutrisno, 2021).

2. Pohon geronggang bisa mencapai tinggi lebih dari 40 m dan berdiameter melebihi 60 cm. Seringkali tumbuh tersebar atau mengelompok dalam belukar dan hutan primer yang tergenang. Kemampuan tumbuh pada hutan rawa gambut serta pada tanah berpasir maupun lempung berpasir menjadi keunikan sekaligus keunggulan tersendiri bagi jenis ini. Dalam foto, ini salah satu sumber benih yang mendapatkan sertifikat (Foto: Kurniawan, 2019).

3. Masyarakat lokal memanfaatkan kayunya untuk pembuatan konstruksi ringan, jembatan, kapal, furnitur, flooring, panel, dan papan partikel. Hasil penelitian menunjukkan, manfaat geronggang juga sebagai antimikroorganisme, antioksidan, dan penangkal radikal bebas serta antikanker. Bagian kulit batangnya, daun, akar, dan resinnya dimanfaatkan sebagai obat gatal, luka, dan sakit perut. Foto: Peneliti BRIN

4. Geronggang juga bermanfaat mengantisipasi kebakaran lahan dan hutan, karena pohon itu merupakan tumbuhan asli rawa gambut yang relatif tahan terhadap genangan air. Kemampuan tumbuh geronggang yang cepat banyak yang menjadikan pohon tersebut untuk rehabilitasi hutan dan lahan gambut. Geronggang juga mampu menahan air tanah sehingga mampu mencegah kebakaran lahan. Foto: (Foto: Arifin, 2019)

5. Menurut informasi pasar perdagangan kayu geronggang di Bengkalis, harga kayu geronggang saat ini mencapai Rp 3,5 juta hingga 4,25 juta per tan. Tan adalah ukuran volume lokal yang biasa digunakan dalam perdagangan. Potensi ekonomi geronggang cukup besar, dengan daur 10 tahun, setidaknya akan diperoleh nilai nominal mencapai Rp 1,89 miliar per hektare. Ketua LSM Ikatan Pemuda Melayu Pecinta Lingkungan (IPMPL), Solihin, meyakini geronggang mampu mendatangkan cuan dengan pengelolaan yang lestari. (Foto: Kurniawan, 2019)