5 Syarat Riset Hebat Menurut Kepala BRIN, Ada yang Mau Dibuat Top Down

ADVERTISEMENT

5 Syarat Riset Hebat Menurut Kepala BRIN, Ada yang Mau Dibuat Top Down

Nograhany Widhi Koesumawardani - detikEdu
Selasa, 23 Des 2025 07:30 WIB
5 Syarat Riset Hebat Menurut Kepala BRIN, Ada yang Mau Dibuat Top Down
Foto: Nograhany W Koesmawardhani/detikcom
Jakarta -

Ada 5 syarat agar riset menjadi hebat menurut Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Salah satunya yang akan dipacu di BRIN dengan kebijakan top down.

"Syarat riset hebat ada lima. Yakni human capital, dana, infrastuktur, tema atau topik riset dan ekosistem," demikian kata Kepala BRIN Arif Satria.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu disampaikan dalam acara Media Lounge Discussion (Melodi) bertema 'Arah Baru Riset dan Inovasi Nasional' di Gedung BJ Habibie BRIN, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (22/12/2025).

Arif lantas mengurai satu per satu. Dari segi human capital atau sumber daya manusia, Arif mengungkapkan para peneliti Indonesia tak kalah hebat dibanding peneliti negara lain. Dana, menurut Arif cukup.

ADVERTISEMENT

"Bila Rp 1,2 triliun masih kurang, tahun depan kita ajukan lagi. Kalau bisa meningkat 4 sampai 5 kali lipat," jelas dia.

Kepala BRIN, menurut Arif, juga sebagai Dewan Penyantun Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sehingga dana riset ini akan dikomunikasikan juga ke LPDP yang juga punya proporsi dana abadi riset.

Infrastruktur di Indonesia juga tak kalah untuk menunjang riset. Indonesia punya industri perkapalan di Surabaya, Laboratorium Genomic di Cibinong, dan sebagainya.

Yang masih mengganjal adalah tema atau topik riset.

"Tema atau topik riset ini akan saya buat top down. Saya harus mentargetkan topik riset ini untuk sektor seperti pangan, energi, air, industri strategis lainnya," jelas Arif.

Sehingga tidak bisa topik riset adalah aspirasi dari bawah karena nanti akan beragam minat penelitinya. Pula, BRIN akan diarahkan buat lebih besar proporsi riset terapan (applied research) dibanding riset dasar (basic research). Riset dasar, Arif mengatakan biarlah dilakukan kampus-kampus.

"Mungkin nanti risetnya separuh basic, dan separuh applied," ujarnya.

Karena berpacu menghasilkan riset terapan, Arif mengatakan waktu riset ini dibatasi 2 tahun. "Kelamaan kalau 3 tahun. 3 Tahun China udah buat hal-hal lebih hebat," tuturnya.

Sedangkan ekosistem, Arif akan mulai membangun ekosistem dari aplikasi 'Rumah Inovasi Indonesia'. Aplikasi ini akan memuat data base periset, hasil riset, peluang bisnis dan hilirisasi hingga 'menjodohkan' dengan investor dan industri.

BRIN, lanjut Arif, sudah berencana berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) untuk merangkul para periset kampus dan menggratiskan biaya riset bagi mahasiswa S1 hingga S3 yang mengajukan riset mandiri dalam fasilitas BRIN.




(nwk/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads