Ada yang menarik dalam Gelar Karya Vokasi Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) pekan lalu. Ada lukisan Presiden Prabowo Subianto yang dibuat seorang siswa SD penyandang disabilitas daksa, Tegar.
Tegar adalah siswa kelas VI penyandang disabilitas daksa dari SLB Mandiri Putra Bangsa, Jatipuro, Karanganyar, Jawa Tengah. Kamis (18/12/2025) pagi itu Tegar tampak menyelesaikan lukisan Prabowo dengan mulutnya. Tegar sudah mulai melukis sejak 3 Desember 2025 lalu.
"Karena aku senang sama Bapak Presiden. Sekolahku dapat bantuan dari pemerintah, jadi aku mau bilang terima kasih lewat lukisan," ujar Tegar ketika diwawancarai detikEdu dalam acara Gelar Karya Vokasi PKPLK di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) pada Kamis itu, ditulis Senin (22/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tegar yang hari itu memakai seragam SD putih-merah tampak duduk di kursi roda khusus dengan meja portabel. Senyumnya ramah sembari menjelaskan proses melukis bagi Tegar membutuhkan kesabaran dan ketelitian.
"Aku melukis pakai mulut. Pelan-pelan, sedikit demi sedikit. Kalau capek aku istirahat dulu. Selesainya beberapa hari," jelas Tegar.
Meski baru pertama kali melukis di Gedung Kementerian, ia mengaku senang sekaligus deg-degan.
"Senang banget, tapi juga deg-degan. Ini pertama kalinya aku melukis di tempat besar seperti itu," ucap Tegar.
Bagi Tegar, lukisannya bukan sekedar sapuan kuas dengan mulutnya. Lebih dari itu, melukis memberikannya rasa percaya diri.
"Aku jadi lebih percaya diri. Aku senang karena aku bisa," ungkapnya.
"Artinya anak seperti aku juga bisa berkarya dan bikin sesuatu yang bagus," imbuhnya.
Selama ini guru-guru Tegar di SLB Mandiri Putra Bangsa berperan besar dalam mendukung dan menyemangatinya untuk terus melukis.
"Aku pengen terus melukis dan bikin orang lain senang lihat lukisanku," harapnya.
Lantas, pesan apa yang ingin disampaikan Tegar lewat lukisan Presiden Prabowo?
"Terima kasih sudah peduli sama sekolah dan anak-anak seperti aku," jawabnya.
Lukisan Tegar sempat mendapatkan perhatian Mendikdasmen Abdul Mu'ti saat membuka Gelar Karya Vokasi PKPLK itu.
"Lukisan yang dihasilkan Tegar menunjukkan Gelar Karya Vokasi PKPLK 2025 yang digelar pada 17 s.d. 18 Desember 2025 telah menjadi ruang setara yang inklusif, terbuka, dan apresiatif terhadap keberagaman potensi, dengan menghadirkan partisipasi dari SLB, sekolah menengah kejuruan (SMK), lembaga kursus dan pelatihan (LKP), pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), serta satuan pendidikan nonformal lainnya," ujar Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, saat menerima secara langsung lukisan dari Tegar pada Puncak Gelar Karya Vokasi PKPLK 2025 di Jakarta pada Kamis (18/12).
Siswa disabiltas daksa Tegar saat berinteraksi dengan Mendikdasmen Abdul Mu'ti. Foto: (Dokumentasi Kemendikdasmen) |
Sementara Kepala Sekolah SLB Mandiri Putra Bangsa, Fajar, menegaskan bahwa lukisan karya Tegar bukan sekadar potret, tetapi simbol potensi besar anak berkebutuhan khusus.
"Ini menjadi pesan kuat bahwa pendidikan inklusif bukan sekadar memberi ruang belajar, tetapi memberi kepercayaan, harapan, dan panggung bagi anak-anak untuk menunjukkan kemampuannya," ujar Fajar.
Fajar menambahkan bahwa sekolah mendukung Tegar melalui pendampingan konsisten, ruang berkarya yang aman, waktu latihan fleksibel, serta guru yang memahami karakter dan potensi siswa.
"Kami berupaya menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan apresiatif, sehingga Tegar bisa mengekspresikan diri tanpa tekanan. Setiap karya yang dihasilkan selalu kami hargai sebagai proses belajar dan tumbuh, bukan semata-mata hasil akhir," tuturnya.
(nwk/nwk)












































