Kabar Baik! Makin Banyak Perusahaan Terima Pegawai Disabilitas

ADVERTISEMENT

Kabar Baik! Makin Banyak Perusahaan Terima Pegawai Disabilitas

Callan Rahmadyvi Triyunanto - detikEdu
Jumat, 19 Des 2025 06:30 WIB
Kabar Baik! Makin Banyak Perusahaan Terima Pegawai Disabilitas
Foto: AP Photo/Vincent Yu
Jakarta -

Makin banyak perusahaan yang terbuka dan menerima pegawai disabilitas. Banyak kelebihan yang dimiliki para pegawai disabilitas.

Salah satu perusahaan itu adalah PT Pertamina. Perwakilan tim rekrutmen PT Pertamina (Persero), Yayu Rahayu dan Febri, memaparkan komitmen perusahaan dalam mendorong praktik ketenagakerjaan yang inklusif.

Yayu menjelaskan bahwa inklusivitas telah menjadi bagian dari komitmen Pertamina dalam membuka kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas. Menurutnya, hal tersebut tidak hanya berkaitan dengan kepatuhan terhadap regulasi, tetapi juga sebagai peluang untuk menciptakan lingkungan kerja yang beragam dan setara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertamina memandang inklusivitas sebagai peluang bagi teman-teman disabilitas, selain tentunya tunduk dan patuh terhadap peraturan perundangan yang ada," kata Yayu dalam dalam gelar wicara 'Inklusivitas Peluang dan Ruang Kerja Penyandang Disabilitas' rangkaian Gelar Karya Vokasi Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) di Kemendikdasmen, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (18/12/2025).

ADVERTISEMENT

Ia menambahkan, saat ini jumlah pekerja penyandang disabilitas di Pertamina telah mencapai sekitar dua persen dari total pegawai, dengan latar belakang serta status pekerjaan yang beragam.

"Jenis disabilitasnya juga beragam, mulai dari tunadaksa, tunanetra, hingga tunagrahita. Kami masih terus beradaptasi untuk menghadirkan lingkungan kerja yang inklusif," ujar Yayu.

Ditambahkan Febri, bahwa pekerja penyandang disabilitas di Pertamina tersebar di berbagai sektor kerja, mulai dari supply chain management, finance, asset management, communication, hingga human capital. Penempatan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan aspek keamanan dan kenyamanan lingkungan kerja.

Gelar wicara soal peluang kerja disabilitasGelar wicara soal peluang kerja disabilitas Foto: (Callan Rahmadyvi Triyunanto/detikcom)

"Bidangnya beragam. Kami arahkan ke lingkungan kerja yang aman, umumnya di area perkantoran," jelas Febri.

Untuk mendukung inklusivitas di tempat kerja, Pertamina juga menyiapkan berbagai fasilitas pendukung di sejumlah lokasi kerja.

"Kami menyediakan akses kursi roda, toilet khusus, pendampingan di lift dan eskalator, serta penanda khusus bagi tunanetra dan teman Tuli," tambah Yayu.

Selain dari industri besar, praktik inklusivitas juga ditunjukkan oleh sektor wirausaha sosial. Fernaldo Garcia, atau yang akrab disapa Mas Aldo, selaku Chief Operational Sunyi Coffee, membagikan kisah berdirinya Sunyi Coffee yang sejak awal berkomitmen mempekerjakan penyandang disabilitas, khususnya teman Tuli.

"Kami tidak mau eksploitasi. Kami masuk ke komunitas, belajar bahasa isyarat, dan belajar bersama teman-teman disabilitas sebelum membuka coffee shop," ujar Aldo.

Sunyi Coffee berdiri sejak 2019 dan kini seluruh karyawannya merupakan penyandang disabilitas. Perjalanan wirausaha tersebut dimulai dari skala kecil sebelum berkembang seperti saat ini.

"Awalnya kami mempekerjakan empat teman Tuli, sekarang total karyawan kami sudah 25 orang, semuanya penyandang disabilitas," katanya.

Pendidikan Disabilitas Bekali Life Skill

Dari sektor pendidikan khusus, hadir Muhammad Fajar Riyanto, guru vokasi sekaligus Kepala Sekolah SLB Mandiri Putra Bangsa. Kehadirannya merepresentasikan peran pendidikan dalam menyiapkan peserta didik disabilitas agar siap memasuki dunia kerja.

SLB Mandiri Putra Bangsa berfokus mengembangkan program vokasional yang dikenal sebagai DAUN (Dari ABK untuk Negeri). Program ini dirancang untuk membekali peserta didik dengan berbagai keterampilan vokasional, sehingga mereka mampu mandiri dan siap terjun ke dunia kerja. Fajar menekankan bahwa sekolah luar biasa harus berperan sebagai agen perubahan dalam menyiapkan kemandirian murid penyandang disabilitas.

"Ketika satu ruang kerja dibuka secara inklusif, bukan hanya penyandang disabilitas yang tumbuh, kita semua ikut belajar," ujarnya.

Menurutnya, kesiapan kerja dan kemandirian ekonomi menjadi kebutuhan penting bagi murid penyandang disabilitas setelah menyelesaikan pendidikan.

"Anak-anak ini akan tumbuh dewasa dan membutuhkan kemandirian ekonomi. Di sinilah sekolah harus menyiapkan mereka agar siap bekerja," jelas Fajar.

Pendidikan vokasi bagi siswa disabilitas harus dirancang tidak hanya untuk kelulusan, tetapi juga sebagai bekal kehidupan setelah sekolah. Menurutnya, sekolah luar biasa memiliki peran strategis sebagai penghubung antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Peran tersebut menjadi semakin relevan ketika sekolah diberi ruang untuk menampilkan praktik baik pendidikan vokasi, seperti dalam Gelar Karya Vokasi PKPLK.

Dalam proses pembelajaran, SLB Mandiri Putra Bangsa menekankan tiga kompetensi utama yang menjadi fondasi kemandirian siswa. Ketiga kompetensi tersebut ditampilkan dalam berbagai karya dan aktivitas vokasi di ajang PKPLK 2025.

"Kami menekankan life skill, soft skill kerja seperti disiplin dan etos kerja, serta skill vokasional sesuai minat dan kemampuan siswa," kata Fajar.

Sejumlah program vokasi dikembangkan dan dipamerkan, mulai dari agrobisnis sederhana seperti budidaya sayur, ternak, maggot, dan ikan, hingga keterampilan seni dan produk kreatif. Hasil karya siswa diproduksi dan dipasarkan melalui brand DAUN (Dari ABK Untuk Negeri) sebagai bentuk pembelajaran kewirausahaan.

Fajar menjelaskan bahwa pembelajaran vokasi di sekolahnya dilakukan secara individual dan fleksibel, menyesuaikan dengan ragam disabilitas dan kemampuan masing-masing siswa.

"Target, alat, waktu, dan metode pembelajaran disesuaikan dengan ragam disabilitas, sehingga setiap anak belajar pada level terbaiknya, tanpa dipaksakan harus sama," ujarnya.

Pendekatan project based learning juga menjadi metode utama dalam pembelajaran vokasi. Melalui pendekatan ini, siswa terlibat langsung dari proses produksi hingga pemasaran sederhana, sebagaimana ditunjukkan dalam Gelar Karya Vokasi PKPLK 2025.

"Siswa belajar dari pengalaman nyata, mulai dari proses produksi, perawatan, sampai pemasaran, bukan sekadar teori," tutur Fajar.

Terkait kebutuhan dunia kerja, Fajar menilai karakter dan sikap kerja masih menjadi faktor paling penting bagi tenaga kerja disabilitas. Hal ini menjadi pesan yang ingin disampaikan sekolah kepada industri melalui ajang PKPLK.

"Yang paling dibutuhkan industri adalah kedisiplinan, konsistensi kerja, kemampuan mengikuti instruksi, dan sikap positif. Keterampilan teknis bisa dilatih, tetapi karakter kerja menjadi kunci utama," katanya.

Tantangan Pendidikan Disabilitas

Gelar wicara soal peluang kerja disabilitasGelar wicara soal peluang kerja disabilitas Foto: (Callan Rahmadyvi Triyunanto/detikcom)

Meski demikian, pengembangan pendidikan vokasi inklusif masih menghadapi tantangan, mulai dari keterbatasan sarana hingga belum kuatnya ekosistem kerja yang ramah disabilitas. Namun, kehadiran PKPLK dinilai membuka peluang kolaborasi yang lebih luas.

"Tantangan terbesar adalah keterbatasan sarana, keberlanjutan program, dan masih minimnya ekosistem kerja inklusif. Namun, ini menjadi motivasi kami untuk terus berinovasi dan berkolaborasi," ujarnya.

Fajar berharap PKPLK dapat terus berperan dalam memperkuat pendidikan vokasi inklusif, tidak hanya sebagai ajang pamer karya, tetapi juga sebagai penghubung sekolah, industri, dan masyarakat.

"PKPLK dapat memperkuat vokasi inklusif dengan memperluas kolaborasi sekolah, industri, dan komunitas, menyediakan pendampingan berkelanjutan, serta membuka akses pasar dan sertifikasi bagi lulusan," kata dia.

Ia juga mendorong dukungan pemerintah agar pendidikan vokasi bagi peserta didik disabilitas dapat berkelanjutan hingga ke dunia kerja nyata.

"Pendidikan vokasi disabilitas tidak boleh berhenti di sekolah, tetapi harus berlanjut ke dunia kerja," ujarnya.

Menutup pernyataannya dalam Gelar Karya Vokasi PKPLK 2025, Fajar menyampaikan pesan kepada pelaku usaha dan para siswa disabilitas.

"Disabilitas bukan kekurangan, tetapi perbedaan cara bekerja. Berilah kesempatan, dan Anda akan menemukan pekerja yang loyal, tekun, dan penuh semangat," tuturnya.

Halaman 4 dari 3


Simak Video "Video: Pemerkosa Gadis Disabilitas di Mamuju Ditangkap Usai Sembunyi di Hutan"
[Gambas:Video 20detik]
(nwk/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads