Kisah 'Sulap' Warna Ikan, Bikin Penemu Vaksin AstraZeneca Ambil Kuliah Sains

ADVERTISEMENT

Kisah 'Sulap' Warna Ikan, Bikin Penemu Vaksin AstraZeneca Ambil Kuliah Sains

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 15 Des 2025 17:30 WIB
Kisah Sulap Warna Ikan, Bikin Penemu Vaksin AstraZeneca Ambil Kuliah Sains
Pakar bioteknologi Carina Joe Foto: BBC Magazine
Jakarta -

Pandemi COVID-19 yang berlangsung selama tiga tahun dimulai 2020 lalu membuat seluruh dunia terguncang. Ratusan juta orang terinfeksi dan lebih dari 7 juta orang meninggal dunia karena coronavirus.

Di balik pandemi tersebut, para ilmuwan di seluruh dunia berusaha keras untuk menemukan vaksin virus corona yang telah menyebar ke seluruh dunia. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan pandemi dan mengurangi tingkat kematian yang diakibatkan virus tersebut.

Salah satu dari para ilmuwan tersebut adalah Carina Citra Dewi Joe. Pakar bioteknologi asal Indonesia ini tergabung dalam tim riset vaksin COVID-19 di University of Oxford, Inggris. Tim tersebut mengembangkan vaksin COVID-19 yang dikenal dengan nama AstraZeneca.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guru Biologi dan "Sulap" Warna Ikan

Carina telah menekuni bidang Bioteknologi sejak jenjang S1 di University of Hongkong. Ia terus menekuni bidang tersebut hingga jenjang S3 di RMIT University, Australia.

ADVERTISEMENT

Ia bercerita alasan mengambil bioteknologi karena seorang guru saat dirinya berada di bangku sekolah menengah atas. Waktu itu, Carina sedang mengikuti mata pelajaran biologi di SMA Kristen 1 BPK Penabur, Jakarta.

Guru bernama Lily Setiaty mengenalkan tentang proyek rekayasa genetik yang tak ada dalam kurikulum pelajaran. Lily mempresentasikan bagaimana terapan ilmu biologi tersebut mampu mengubah warna ikan menjadi lebih indah.

"Waktu itu belum ada di Indonesia. Banyaknya di luar negeri itu mengubah genetik. Menurut saya sih menarik karena topiknya bagaimana mengubah warna ikan yang tadinya hanya hitam putih jadi warna-warni jadi rainbow fish," tutur Carina kepada detikEdu, usai memberikan orasi ilmiah di acara wisuda Universitas Prasetiya Mulya, Senin (15/12/2025) yang digelar di ICE BSD, Tangerang Selatan.

Carina remaja terpikat dengan "keajaiban" mutasi genetik yang ditunjukkan guru biologi tersebut. Ia sangat antusias karena meras ilmu tersebut layaknya permainan sulap. Sepulangnya dari sekolah, Carina mencari-cari informasi lagi tentang mutasi genetik.

"Saya baca-baca lagi sendiri, cari informasi sendiri, ternyata enggak hanya ikan saja. Jadi aplikasinya banyak ada food technology, untuk pembuatan makanan, juga untuk kesehatan, dan agricultural," tuturnya.

"Sulap" rekayasa genetik itu akhirnya menentukan jalan hidupnya. Awalnya ia ingin mengambil kuliah kedokteran sesuai saran orang tuanya, tapi kemudian ia terpikat pada pada bidang bioteknologi.

Sempat Ambil Sekolah Kuliner

Uniknya, Guru Besar Universitas Airlangga itu mengaku sempat menekuni bidang lain setelah lulus S1. Hal ini lantaran orang tua yang masih khawatir akan prospek karier lulusan bioteknologi. "Jadi mereka menyarankan saya untuk sekolah lagi tapi bidangnya berbeda. Jadi saya pernah sekolah cooking," ujar Carina.

Carina mengikuti sekolah masak di Australia dan Prancis. Ia juga sempat bekerja sebagai koki selama 18 bulan. "Setelah itu saya tahu saya bisa masak, saya bisa bekerja, tapi panggilan hati saya, saya sukanya di dalam laboratorium," ungkapnya.

Panggilan hati Carina akhirnya mengantarkan dia sebagai ilmuwan sekaligus penamu vaksin COVID-19, AstraZeneca. Saat ini ia aktif mengajar sebagai profesor di Universitas Airlangga (Unair).




(nir/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads