Chau Hoang Chi Ton, sarjana lulusan baru jurusan Keuangan dan Perbankan di Universitas Ekonomi Kota Ho Chi Minh (UEH) Vietnam memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4.00 sempurna dan lulusan terbaik. Namun semua gemilang prestasi itu tak membuat jalan Ton mulus selepas lulus.
Belajar di Kampus karena Rasa Ingin Tahu
Saat kuliah, Ton mengaku bahwa nilai akademik bukan menjadi tujuan utamanya dalam belajar. Baginya, proses memahami materi dan rasa ingin tahu jauh lebih penting.
Selama studi, ia aktif memperdalam materi melalui dosen, sekaligus belajar mandiri dari berbagai mata kuliah yang diambilnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, usahanya membuat Ton berhasil meraih IPK sempurna 4.00. Ia mengatakan pencapaian itu bukan soal kecerdasan semata, melainkan manajemen waktu yang konsisten.
"Semua orang punya waktu 24 jam. Saya memilih menggunakan waktu saya untuk menyeimbangkan belajar dan kegiatan lain. Menurut saya, itu sepadan," jelas Ton dilansir dari vietnam.vn, dikutip Jumat (12/12/2025).
Sebelum mulai belajar, Ton selalu menetapkan tujuan jangka panjang. Ia kerap bertanya pada dirinya sendiri.
"Saya ingin menjadi seperti apa dalam lima atau sepuluh tahun ke depan?" tanyanya pada diri sendiri.
Dari proses itu, Ton mulai menentukan arah belajarnya dan memilih metode yang paling efektif untuk setiap mata kuliah. Untuk mata kuliah Matematika, ia banyak mengerjakan latihan soal. Sementara untuk mata kuliah teori ia membuat rangkuman per bab agar materi lebih mudah dipahami saat diulang.
Hal yang paling menonjol dari cara belajar Ton adalah rasa ingin tahunya yang tinggi. Ia selalu bertanya, misalnya, bagaimana suatu teori diterapkan dalam praktik dan apakah model tersebut digunakan di dunia bisnis. Kebiasaan ini tidak hanya membantunya memahami materi dari guru dengan lebih mendalam, tetapi juga mempermudah penerapan ilmu yang dipelajari dalam praktik nyata.
Lulusan Terbaik IPK Sempurna
Meski lulus dengan transkrip dan gelar yang sangat baik, Ton menghadapi tantangan berat saat mencari pekerjaan. Tekanan terbesar justru datang dari dirinya sendiri.
Pada tahun pertama kuliahnya, Ton mengkhawatirkan biaya kuliahnya. Biaya kuliah satu semester setara hasil kerja dan tabungan keluarganya setahun. Ton sempat bertanya pada dirinya sendiri, "Apakah aku investasi yang baik untuk orang tuaku?"
Situasi ini sedikit membaik ketika Ton menerima beasiswa penuh dari sekolah. Sepanjang studi, Ton berhasil mendapatkan 6 dari 6 beasiswa prestasi akademik di kampus itu.
Ditolak Perusahaan Berkali-kali
Namun, kenyataan setelah lulus tidak semudah yang dibayangkan. Ton mengaku sering menerima surat penolakan atau bahkan tidak mendapat respons dari perusahaan.
"Hal ini membuat saya banyak berpikir dan terkadang meragukan kemampuan sendiri," ujarnya.
Dari pengalaman itu, Ton menyadari bahwa perusahaan tidak selalu mencari orang terbaik, melainkan orang yang tepat dan cocok untuk posisi tertentu.
Masa-masa sulit tersebut memberinya waktu untuk merenungkan diri, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, dan menemukan jalur karier yang sesuai. Ton juga mengakui, berkali-kali ia ingin menyerah, terutama saat menghadapi tantangan baru.
Baik di tahun pertama kuliah maupun saat pertama kali melamar pekerjaan, ia mengalami momen kehilangan kepercayaan diri sebelum akhirnya menemukan arah yang tepat.
Masa Sulit Membentuk Ton Menjadi Lebih Dewasa
Masa-masa sulit yang dialami Ton membantunya lebih memahami diri sendiri, memaksa untuk dewasa, dan belajar menjadi lebih berani. Pengalaman tersebut memberinya kesempatan untuk tumbuh, menjadi versi terbaik dari dirinya, dan menapaki jalur yang sebelumnya terasa mustahil.
Saat ini, Ton bekerja sebagai auditor di Price Waterhouse Coopers (PwC) Vietnam, salah satu dari empat perusahaan audit terbesar di dunia.
Meski bukan bidang kuliah dan keahliannya, pekerjaan ini memberinya pengalaman luas, mulai dari standar akuntansi dan prosedur audit hingga pengetahuan tentang operasional bisnis perusahaan.
Ke depan, Ton berencana meningkatkan keahliannya melalui sertifikasi keuangan internasional untuk mempercepat kemajuan kariernya. Peraih gelar kehormatan ini berharap bisa berkontribusi pada pengembangan sektor keuangan Vietnam di masa depan.
Saksikan juga Blak-blakan, Natalius Pigai: Undang-undang HAM Perlu Direvisi agar Relevan











































