Enam siswa SMP/MTs berhasil membawa pulang medali perak dan lima medali perunggu International Junior Science Olympiad (IJSO) 2025 di Sochi, Rusia. Sebelumnya, mereka terpilih untuk mewakili RI sebagai bagian dari 123 peserta dari 21 negara dan 3 negara observer pada ajang IJSO tahun ini.
Keenam siswa berprestasi tersebut yakni Reyno Felix Altair Hidayat dari MTsN 3 Banyuwangi (peraih perak); Howard Valero Hansen dari SMP Darma Yudha, Pekanbaru; Neo Haven Tanuwijaya dari SMPK Frater Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur; Matthew Pranawinata Tarigan dari SMP Swasta Permata Bangsa, Binjai, Sumatra Utara; Darrel Blessthee Hutagalung dari SMPK 2 Penabur, DKI Jakarta; dan Benedict Luvenco Pardi dari SMPS Narada, DKI Jakarta.
IJSO merupakan olimpiade sains jenjang SMP tingkat internasional yang meliputi kompetisi kemampuan teoritis perorangan dan kemampuan eksperimental sains secara beregu atau tim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemampuan teoritis yang diuji pada IJSO meliputi keterpaduan mata pelajaran Biologi, Fisika dan Kimia. Sedangkan kemampuan eksperimental meliputi kemampuan eksperimental masing-masing mata pelajaran tersebut, ditambah keterpaduan ketiga mapel.
Menghadapi Soal IPA Terpadu
Selama kompetisi pada 23 November - 2 Desember 2025, para siswa mendapat pendampingan dari dosen Departemen Fisika Universitas Indonesia (UI) Budhy Kurniawan dan dosen Departemen Kimia UI Agustino, dosen Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) Iriawati, dan Yuniaty Ambarsari Setyawati dari Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Puspresnas Kemendikdasmen).
Budhy Kurniawan, koordinator pembina IJSO perwakilan RI, mengatakan kompetisi tahun ini berlangsung ketat. Penerapan IPA terpadu menjadikan soal eksperimen dan soal teori benar-benar berupa hasil perpaduan Biologi, Fisika, dan Kimia, dengan tingkat kesulitan tinggi.
"Semua negara juga merasakan soal yang sulit. Alhamdulillah sangat bersyukur semua anak-anak akhirnya membawa pulang medali," kata Budhy melalui keterangan yang diterima detikEdu, dikutip Kamis (4/12/2025).
Ada tiga tahap tes pada seleksi IJSO. Tahap pertama berupa tes eksperimen secara kelompok.Para sisiwa dibagi ke dalam grup Indonesia A dan Indonesia B. Keduanya harus mengerjakan soal eksperimen dalam waktu 4 jam pada Selasa, 25 November 2025.
Dua hari kemudian, para siswa menjalani tes tahap 2 berupa tes tertulis soal teori IPA terpadu dalam 4 jam. Tahap ini terbagi ke dalam dua bagian soal, yani soal teori 1 tentang vision dan soal teori 2 tentang bloodstream.
Selang dua hari, mereka menghadapi tes tahap 3 yang berupa Multiple Choice Question (MCQ). Masih berdurasi 4 jam mereka kini harus menjawab 10 soal Fisika, 10 soal Biologi dan 10 soal Kimia.
Setelah melalui moderasi penilaian pada 30 November, nama para siswa keluar sebagai peraih medali di Sirius Opera Hall, Sochi, Rusia, pada Senin (1/12/2025) awal pekan ini.
Harapan Para Siswa
Reyno Felix Altair Hidayat dari MTsN 3 Banyuwangi, bangga atas pengalaman dan capaiannya meraih perak IJSO di Rusia. Ia berharap bisa mengikuti ajang kompetisi internasional lagi di masa depan.
"Senang sekali rasanya. Perjalanan saya panjang dari ikut OSN tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional sampai ke tahap pembinaan dari Puspresnas. Pada akhirnya, saya membuktikan dapat membawa pulang medali perak," tuturnya.
"Semoga ke depannya saya bisa mendapatkan kesempatan lagi ke ajang internasional," sambung Reyno.
Howard Valero Hansen dari SMP Darma Yudha, Pekanbaru, Riau, juga mengaku senang bisa menguji kemampuan, sekaligus mendapat wawasan dan relasi baru dari mengikuti IJSO.
"IJSO adalah ujian nyata bagi pengetahuan saya. Ke depan, saya ingin menjadi insinyur mekanik atau terjun ke bidang robotika," ujar Howard.
Matthew Pranawinata Tarigan dari SMP Swasta Permata Bangsa, Binjai, Sumatra Utara, turut mengaku senang akan pengalamannya bersaing dan menjalin pertemanan dengan pelajar global.
"IJSO memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi saya karena bisa berkompetisi langsung dengan pelajar dari seluruh dunia," kata Matthew.
Kepala Puspresnas Kemendikdasmen Maria Veronica Irene Herdjiono mengatakan, para siswa sebelumnya dibina dan berkompetisi di Olimpiade Sains Nasional (OSN).
"Adik-adik sudah luar biasa membawa pulang medali untuk Indonesia. Tentunya tidak mudah, adik-adik telah melewati serangkaian tahap di Olimpiade Sains Nasional (OSN) lalu lanjut ke tahap pembinaan. Selamat atas prestasi yang diraih," kata Irene dalam keterangannya, dikutip Kamis (4/12/2025).
Ia berharap para siswa terus mengembangkan talenta dan mengasah diri lewat OSN dan Bina Talenta Indonesia selanjutnya. Ia mengatakan, pengembangan talenta tengah digalakkan Kemendikdasmen terutama di bidang sains, teknik, engineering dna matematika (STEM), koding, kecerdasan artifisial (AI)
"Diperkuat dengan pendidikan karakter," ucapnya.
(twu/nwk)











































