Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2025 diperingati setiap tanggal 3 Desember, yang tahun ini jatuh pada hari Rabu (3/12/2025).
Siapa saja tokoh disabilitas yang berhasil menginspirasi dunia dengan prestasi dan kontribusinya? Dari Indonesia hingga mancanegara, mereka membuktikan keterbatasan bukanlah halangan untuk berkarya. Simak daftar lengkapnya berikut ini!
5 Tokoh Disabilitas Inspiratif dari Indonesia
1. Angkie Yudistia
Lahir di Medan pada 5 Juni 1987, Angkie menjadi disabilitas tuli sejak usia 10 tahun. Meski sempat menjalani masa pendidikan yang tidak mudah, ia berhasil meraih berbagai prestasi, termasuk finalis Abang None Jakarta 2008 dan penghargaan The Most Fearless Female Cosmopolitan 2008. Pada 2011, ia mendirikan Thisable Enterprise, social enterprise untuk memberdayakan penyandang disabilitas di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. M Ade Irawan
Ade lahir di Inggris pada 15 Januari 1994. Ia dikenal sebagai pianis berbakat meski tunanetra. la tampil di Chicago Winter Jazz Festival dan Java Jazz Festival 2010, serta digadang sebagai "Stevie Wonder versi Indonesia".
3. Namira Zania Siregar
Namira adalah model down syndrome pertama di Jakarta Fashion Week 2018. la juga pernah mewakili Indonesia di Asean Youth Festival 2018 dan Extraordinary Celebration 2019. Ia membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukan halangan untuk berprestasi.
4. Nina Gusmita
Nina kehilangan salah satu kakinya akibat kecelakaan pada usia 18 tahun, tapi tetap semangat berolahraga. Di Peparnas XVI Papua 2021, ia mencetak rekor nasional dengan tiga medali emas di cabang atletik kursi roda.
5. Panji Surya Sahetapy
Lahir pada 21 Desember 1993, Surya adalah disabilitas Tuli yang menoreh prestasi di dalam dan luar negeri, termasuk konferensi di PBB dan NASA. Seperti dikutip dari Wonderful Indonesia, ia lulus dengan predikat cum laude dari Rochester Institute of Technology dan aktif mengajar bahasa isyarat di berbagai kota.
5 Tokoh Disabilitas Inspiratif dari Dunia
Dikutip dari arsip detikcom, berikut beberapa tokoh disabilitas inspiratif dari luar negeri:
1. Stephen Hawking
Stephen Hawking didiagnosis Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) sejak usia 21 tahun, penyakit yang membatasi geraknya dan awalnya diperkirakan hanya memberi kesempatan hidup dua tahun. Meski harus duduk di kursi roda dan hanya bisa menggerakkan kepala serta mata, Hawking hidup hingga usia 76 tahun. la menjadi salah satu fisikawan paling cerdas dan mendapat banyak penghargaan internasional berkat kontribusinya di bidang ilmu pengetahuan.
2. Nick Vujicic
Nick Vujicic lahir dengan Tetra-Amelia Syndrome, sehingga tidak memiliki tangan dan kaki. Masa kecilnya penuh tantangan, diskriminasi, dan bullying hingga ia hampir menyerah. Namun, Nick berhasil menemukan potensi diri dan menjadi motivator global. la mendirikan organisasi Life Without Limbs, menulis buku, dan membagikan kisah inspiratifnya ke seluruh dunia.
3. Stevie Wonder
Stevie Wonder lahir prematur dan kehilangan penglihatan karena terlalu banyak oksigen saat dirawat di inkubator. Buta sejak lahir, ia tetap menjadi jenius musik dan dikenal lewat lagu-lagunya yang tak lekang oleh waktu. Ciri khasnya, kacamata hitam, selalu hadir di setiap penampilan panggungnya, mengukuhkan namanya sebagai legenda musik dunia.
4. Helen Keller
Helen Keller, yang tuli dan buta sejak kecil, berhasil meraih gelar sarjana dengan predikat cum laude dari Radcliffe College di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat. Kisah hidupnya diangkat dalam drama dan film The Miracle Worker, yang menceritakan guru Anne Sullivan membantu Helen memahami bahasa. Sepanjang hidupnya, Helen menulis 12 buku termasuk autobiografi, serta aktif sebagai aktivis politik dan pendidik.
5. Marlee Matlin
Marlee Matlin mengalami gangguan pendengaran sejak usia 18 bulan akibat kelainan genetik pada koklea. Keterbatasan ini tidak menghalanginya menjadi aktris sukses. Matlin meraih Academy Award dan Golden Globe Award berkat perannya dalam film Children of a Lesser God, membuktikan bahwa dunia perfilman juga bisa inklusif.
Detikers, kelima tokoh ini menunjukkan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berkarya dan menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.
Penulis adalah peserta program MagangHub Kemnaker di detikcom.
(nah/nah)











































