Mengenal Containder, Startup Jual-Beli Sampah Ini Berpotensi Buka 2,5 Juta Loker

ADVERTISEMENT

Mengenal Containder, Startup Jual-Beli Sampah Ini Berpotensi Buka 2,5 Juta Loker

Nikita Rosa - detikEdu
Rabu, 29 Okt 2025 09:00 WIB
Containder alam acara Indo-Pacific Plastics Innovation Network di Hotel The Westin, Jl. H. R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Selasa (28/10).
Containder dalam acara Indo-Pacific Plastics Innovation Network di Hotel The Westin, Jl. H. R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Selasa (28/10).Foto: Nikita Rosa/detikedu
Jakarta -

Containder sudah berhasil menjual 153 kg sampah sejak pertama kali didirikan. Terbuka untuk umum, bagaimana cara kerjanya?

BillyMambrasar selakuCEOContainder menjelaskan bahwaContainder adalahstartup untuk pengumpulan, pengolahan sampah, dan juga mengeluarkan, sertifikasi karbon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kita jual sampah plastiknya, kita jual sertifikasi karbonnya, kedua revenuenya kita kembalikan ke masyarakat, jadi sirkular ekonomi buat masyarakat lokal," tutur Billy kepada detikEdu, Selasa (28/10/2025).

Billy menjelaskan jika pihaknya memiliki enam off takers karbon di Pulau Jawa yang aktif membeli karbon melalui Containder. Namun, bagaimana awal mula Containder muncul?

ADVERTISEMENT

Awal Mula Containder

Containder bermula pada tahun 2022. Kala itu, Billy yang merupakan putra asli Papua, melihat ada helm ojek online di lautan. Padahal, tidak ada ojol di wilayah tersebut.

"Padahal kami tidak punya ojol di tempat itu, orang masih jalan kaki ke mana-mana. Jadi itu membuat nge-trigger saya bahwa ternyata orang nyampah di tempat lain, sampahnya itu sampai ke seluruh Indonesia, sampai ke Papua karena dihubungkan oleh laut," tuturnya.

Dari situ, ia mulai terpanggil untuk menjaga keindahan alam, khususnya di Indonesia Timur.

Proses Jual-Beli Karbon di Containder

Containder memiliki pusat pengolahan sama untuk koleksi dan daur ulang. Hasil pengolahan itu kemudian didaftarkan pada Registri Nasional.

"Nanti kita jadi entitas ofificial yang bisa melakukan penghitungan plastik dan ekivalen terhadap karbon," ujarnya.

"Tapi yang melakukan asesmen itu harus yang namanya LVV, lembaga verifikator resmi, yang mana salah satu lembaga verifikator resmi Indonesia," tambahnya.

Oleh karena itu, Containder melakukan MOU dengan lembaga verifikator. Setelah Containder melakukan asesmen, lembaga verifikator akan melakukan verifikasi.

"Dansertifikatnya itu sudah official untuk diperdagangkan," ujarnya.

Buka Green Jobs

Billy menegaskan jika ia tidak ingin startup besutannya hanya menjadi perusahaan yang berfokus pada profit. Menurutnya, Containder harus melibatkan sebanyak-banyaknya masyarakat lokal.

"Agar mereka bisa memperoleh pengasilan tambahan, apalagi di era sekarang pengangguran yang tinggi. Masyarakat juga butuh pekerjaan ini menjadi solusi buat mereka seperti itu," ujarnya. .

Billy mengatakan satu situs pengolahan sampah bisa merekrut 300-500 orang. Jika dihitung dengan jumlah kabupaten di Indonesia, sudah ada potensi 2,5 juta lapangan kerja yang lahir.

"Jadi bayangkan kalau misalnya kami ada di 520, kan? Kota/kabupaten Indonesia itu ada di 520. 520x500 aja itu sudah bisa sampai 2,5 juta jobs dari target Presiden Wapres yang mengatakan akan membuka 19 juta green jobs. Kalau semua terlibat di sampah aja ada 2,5 juta pekerjaan yang tersedia tanpa perlu sekolah tinggi-tinggi," ungkapnya.




(nir/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads