Catatan Kecil, Buku Harian Penghuni TMI Boarding School

ADVERTISEMENT

Kolom Edu

Catatan Kecil, Buku Harian Penghuni TMI Boarding School

Penulis Kolom, Ishaq Zubaedi Raqib - detikEdu
Rabu, 13 Agu 2025 20:30 WIB
Staf Khusus Menteri Sosial RI Ishaq Zubaedi Raqib
Foto: Dok pribadi Ishaq Zubaedi Raqib
Jakarta -

Inilah ikhtisar kehidupan sehari-hari para penghuni asrama Tarbiyatul Mu'allimin Al Islamiyah (TMI) Boarding School. Di "kampung" kecil ini, tinggal ribuan siswa, ratusan guru, dan tenaga pendidikan lainnya. Mereka terdiri atas satuan-satuan yang tidak terpisahkan. "Mesin" ini didesain untuk membentuk dan membangun karakter siswa agar siap menjalankan fungsinya sebagai cultural broker dan agents of change. Semua siswa, sepanjang 24 jam, tinggal dan hidup di asrama. Tanpa kecuali!

Kehidupan di TMI, berlangsung secara mekanistis. Kegiatan sehari-hari diawali dan diakhiri oleh bunyi bel dan tersusun dalam jadwal yang ketat. Unsur-unsur di dalam asrama, meliputi kepala sekolah, wali kelas, guru prodi, tenaga tata usaha, siswa, organisasi siswa, wali siswa dan biro alumni. Laksana sebuah ensambel, orkestra paling lama ini, berlangsung sepanjang hidup, dan bertumpu pada kehebatan seorang konduktor. Seorang dirijen yang sangat menguasai "musik".

Tiap pergantian hari ditandai bunyi bel pada pukul 03.30. Tugas membunyikan bel dilakukan oleh bulis. Bulis adalah piket malam. Mereka ditempatkan di sudut-sudut tertentu di lingkungan asrama. Mereka menjaga keamanan malam itu. Setiap siswa memperoleh jadwal bulis. Usai bel, pengurus Bagian Peribadatan, menyalakan sound system. Para mulahid membangunkan penghuni kamar. Satu kamar ada dua mulahid (pendamping). Para pengurus "OSIS" berdiri di setiap sudut masjid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Tentara Fajar

"Tayaqqodzu, ya niyaam. Qod hazamal fajru junudad dholam--Bangunlah! Para tentara Fajar telah menghalau gelap (malam)!" "Ya naaiman 'an naumika fantabih--Hai! Waspadalah dengan tidur kalian!" Lalu suara mengaji membelah kesunyian. Dan berdirilah salat tahajud. Sambil menanti azan subuh, ada siswa yang daras Alqur'an, mengulang kitab atau wadifah wirid tertentu. Salat subuh diimami siswa senior yang sudah lulus pelatihan. Habis itu, pengayaan bahasa.

Pengenalan kosa kata baru, Inggris atau Arab, oleh guru. Dilanjutkan dengan mini drama berbahasa asing oleh perutusan masing-masing kelas atau kamar pada setiap akhir pekan. Setelah itu, agenda bebas. Ada yang mencuci baju, lanjut menambah hafalan, siap-siap mandi, siap-siap sarapan, atau olah raga tipis-tipis. Agenda bebas berakhir jam 06.30. Kegiatan kelas dimulai. Istirahat dua kali, masing-masing tiga mata pelajaran. Pergantian pelajaran ditandai bunyi bel.

Tiap hari dalam satu minggu pelajaran kelas formal, salalu ada satu materi yang diampu oleh wali kelas. Wali kelas bertanggungjawab atas peningkatan kemampuan berbahasa semua siswa asuhannya. Pelajaran mengarang atau percakapan dan i'rab, adalah materi "pegangan" wali kelas. Semua wali kelas mengenal "luar dalam" masing-masing siswa asuhannya. Mereka adalah wakil wali siswa. Wali siswa punya hubungan sangat khas dengan para wali kelas.

Kegiatan belajar formal berakhir setelah bel berbunyi jam 11.45. Balik ke kamar. Mengenakan sarung, membawa kitab kuning, dan salat berjemaah di masjid. Lalu kembali ke kelas untuk satu materi pelajaran. Masih dengan bersarung. Agendanya baca kitab kuning. Kelas SMP biasanya kitab fiqih sederhana hingga pelajaran akhlaq lewat kitab tasawuf. Materi SMA mulai agak "berat", seperti perbandingan mazhab atau ilmu alat semacam gramatika bahasa Arab.

Lalu bel berdentam di angka 12.45. Para siswa kembali ke kamar atau langsung ke dapur untuk makan siang. Mereka menyebar di sejumlah dapur Peruga (Perumahan Guru Berkeluarga), sesuai pilihan saat mereka pertama mendaftar sebagai siswa. Distribusi dapur siswa ini, adalah bentuk kepedulian TMI agar masing-masing guru yang "tidak bergaji" dapat memperoleh penghasilan. Ketika bel berbunyi pada pukul 13.45, siswa kelas 1 hingga 3 SMP kembali ke kelas.

Darsul Idhof

Kelas ini biasa disebut "Darsul Idhof" atau pelajaran tambahan alias pelajaran ekstra. Materi pelajaran tidak seperti di pagi hari. Materi Darsul Idhof lebih pada kegiatan penguatan kemampuan dan keterampilan berbahasa. Sesi ini sangat penting, terutama untuk siswa kelas awal. Di sesi ini para siswa tidak selalu duduk di dalam kelas. Sesuai tema dan kebutuhan, para pengajar bisa keluar kelas dan mengajak peserta didik ke alam bebas. Materinya percakapan.

Apakah guru-guru kelas pagi hadir lagi di kelas ekstra di kelas siang? Tidak. Di Darsul Idhof, pengajarnya berasal dari siswa-siswa kelas SMA senior. Materi yang mereka bawakan menyesuaikan dengan materi pagi dan sudah di-acc oleh guru prodi bahasa. Sering Darsul Idhof berfungsi menerangkan kembali materi pagi yang belum sepenuhnya dipahami siswa. Sesi kelas siang sering juga dijadikan pelatihan mengarang bahasa Arab dan bahasa Inggris.

Pukul 14.45, Darsul Idhof berakhir dan siswa menuju masjid untuk salat asar berjema'ah. Di semua sisi masjid, sudah berdiri para pengurus OSIS. Mereka mengawasi kerapian dan keteraturan jemaah. "Ngobrol" di masjid termasuk pelanggaran. Lebih-lebih bercanda. Setiap pelanggaran ada sanksi. Jangan bayangkan masjid di TMI seriuh di luar, sebab yang ada hanya lirih suara zikir dan doa sirr. Salat asar diakhiri dengan pementasan drama di halaman masjid.

Para pengisi acara adalah siswa-siswa "lama" alias sudah lewat setahun tinggal di asrama. Mereka sudah menguasai dasar-dasar bahasa Inggris dan Arab. Dan terutama siswa yang merupakan anggota Teater Hilal. Inilah salah satu kegiatan ekstrakurikuler untuk saluran minat di bidang seni peran. Para "penyair" TMI, berasal dari teater ini. Para pendukung semua kegiatan drama dan "perform" kesenian adalah anggota Teater Hilal yang berlatih "mingguan".

Kegiatan di Masjid

Praktek penguatan bahasa Arab Inggris lewat mini drama, berlangsung setengah jam. Dan inilah waktu yang dinanti-nanti. Waktu di mana siswa memilih kegiatan pengembangan minat. Ada TMI Author Club khusus penggemar tulis menulis, TMI Orator Club bagi peminat orasi, seni bela diri di Orakas, ada latihan mekanik, ada merangkai origami, ada sejumlah jenis olah raga seperti sepak bola, sepak takraw, bola volley, tenis meja, lompat jauh, lompat tinggi, binaraga dan lainnya.

Yang tidak kalah menarik, adalah corner perpustakaan. Mungkin ribuan judul buku tersedia di sana Para penggila bacaan bisa betah duduk di kursi deret. Baca di lokasi atau pinjam untuk dibawa keluar perpustakaan. Demikian tinggi penghargaan atas minat baca, hingga ada bagian khusus bernama Library Section di kepengurusan OSIS. Semua kegiatan ini adalah agenda bebas, dan baru berakhir 17.00. Begitu bel berbunyi, para siswa sudah duduk rapi di masjid.

Pada jam itu, tidak ada sisi masjid selain tampak pengurus Bagian Peribadatan. Terlambat datang, sanksinya berdiri di halaman masjid hingga tiba waktu azan. Sebagaimana di waktu-waktu salat lain, menunggu salat maghrib juga diisi lirih suara zikir, tahlil, dan tahmid. Terdengar suara beradu biji tasbih di tangan para siswa. Semua agenda dan kegiatan di luar kelas, berada di bawah pengaturan organisasi intraasrama. Di organisasi ini terdapat sejumlah PIC program kerja.

Usai salat maghrib, para siswa bergerak dalam kelompok-kelompok kecil untuk mendaras Alqur'an hingga tiba waktu salat isya'. Sepanjang waktu maghrib-isya' kegiatan hanya ada satu; mengaji. Tidak boleh ada kegiatan lain. Mereka dibimbing oleh mudabbir dan mualim (pengurus dan siswa kelas akhir). Usai salat isya', Bagian Penerangan berdiri di depan jemaah, menyampaikan takllimat dalam bahasa Arab dan Inggris, juga pengumuman para bulis malam itu.

Setelah pengumuman, siswa kembali ke kamar dan membawa buku pelajaran besok hari, ke kelas. Di sana, wali kelas didampingi muraqqi--pendamping (guru-guru freshgraduate) sudah siap. Beda dengan kelas pagi yang diawali dengan pembacaan absen, maka kelas malam yang tidak formal alias muwajahah ini, dimulai dengan baca presensi (daftar hadir). Siswa bebas membaca buku mata pelajaran. Wali kelas dan muraqqi siap membantu siswa jika ada yang belum dipahami.

Pukul 21.30, bel berdentam. Para siswa sudah harus di dalam kamar. Tidak ada kegiatan selain istirahat dan tidur. Jam 03.30, bel kembali berbunyi. Demikian lah kegiatan sehari-hari para siswa di TMI Boarding School. Rutin dan sangat teratur. Mekanistis. Rutinitas berhenti untuk hari Jumat (Minggu). Di hari libur itu, kehidulan pagi diawali "jimbaz" alias olah raga pagi. Siswa keluar kamar dan berdiri di depan rayon masing-masing sebelum berolah raga sesuai minat.

Bersambung


Ishaq Zubaedi Raqib


Penulis adalah Jurnalis Senior, Eks siswa TMI Boarding School

Artikel ini adalah kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terimakasih - redaksi)




(erd/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads