Perkenalkan, ini Frans Jemput si mutiara dari timur yang bawa nama Raja Ampat ke tingkat nasional lewat Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Frans panggilan akrabnya merupakan Paskibraka pertama asal Raja Ampat dan Suku Asmat yang berhasil tembus ke Paskibraka tingkat nasional.
Menyandang status yang luar biasa, Frans mengaku dirinya sangat senang dan bersyukur. Hal ini juga terus memotivasinya agar berlatih keras hingga upacara Hari Peringatan Kemerdekaan pada 17 Agustus 2025 nanti.
"Saya rasa senang karena pertama kali itu Raja Ampat dapat di tingkat pusat Paskibraka tahun 2025. Saya rasa bersyukur karena sudah mewakili Raja Ampat dan saya harus bisa juga terus berlatih," ungkapnya kepada detikEdu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu disampaikan Frans di sela-sela pemusatan latihan Paskibraka Nasional yang berlangsung di di Taman Rekreasi Wiladatika, Cibubur, Depok, Jawa Barat, Kamis (7/8/2025) ditulis Jumat (8/8/2025).
Dapat Bantuan dari Pemerintah
Frans mengaku dirinya sudah mengenal Paskibraka sejak kelas 1 SMA tepatnya di SMA Negeri 4 Raja Ampat. Di sekolahnya ada dua ekstrakurikuler yang wajib diikuti yakni Paskibra dan Pramuka.
Dari kedua ekstrakurikuler itu, Frans fokus terhadap Paskibra hingga terpilih menjadi satu dari 28 orang yang mewakili sekolahnya bertanding ke tingkat kabupaten. Pada dasarnya, seleksi Paskibraka tingkat pusat dilangsungkan secara berjenjang.
Setelah dari tingkat sekolah, para peserta mengikuti seleksi ke tingkat kabupaten/kota. Mereka yang dinyatakan lolos akan melanjutkan seleksi ke tingkat provinsi hingga sang juara mewakili provinsi menjadi Paskibraka nasional.
Di tingkat kabupaten, Frans berhasil mengungguli teman-temannya dan menjadi satu dari empat orang terpilih. Keempat orang ini kembali mengikuti seleksi tingkat provinsi hingga menghasilkan 6 kandidat terbaik.
Keenam putra-putri terbaik ini terbang dari Papua Barat Daya mengikuti seleksi tingkat pusat di Jakarta. Dari keenamnya, tersisa dua calon yang akan mewakili Papua Barat Daya ke tingkat nasional, salah satunya adalah Frans Jemput.
Dengan prestasi ini, Frans mendapatkan perhatian langsung oleh Pemerintah Kabupaten Raja Amapta. Ia mengaku dirinya mendapat uang saku untuk bertugas ke Jakarta dan dilengkapi dengan pesan-pesan yang Frans jaga.
"Tetap semangat, terus berdoa, tetap fokus karena itu penting di masa depan. Diingatkan jangan lupa berdoa," kenang Frans sambil tersenyum.
Disambut Meriah-Sedih Tinggalkan Orang Tua
Bukan hanya dirinya dan pemerintah, kebanggaan terbesar menurut Frans dirasakan orang tua dan keluarganya. Di Raja Ampat, orang tua Frans bekerja sebagai petani, ketika mendengar berita baik itu kebahagiaan luar biasa tak terbendung bagi sang anak bungsu.
Selama seleksi berlangsung, Frans sudah jauh dari kedua orang tuanya. Diceritakannya, seleksi berlangsung di Kota Sorong sehingga tidak memungkinkannya melakukan perjalanan pulang pergi setiap hari.
Ia bersyukur, sekolahnya mendukung perkembangan minat dan bakatnya sebagai seorang Paskibraka. Oleh karena itu, selama proses seleksi berlangsung ia tinggal di rumah Kepala Sekolahnya.
Setelah berhasil menyandang predikat sebagai Paskibraka nasional, Frans kembali ke rumah untuk pamit ke orang tua. Sesampainya di sekolah, ia disambut dengan meriah oleh orang tua dan keluarganya di kampung dengan tambu (alat musik khas Papua).
"Kakak saya jemput saya pakai tambu pertama di sekolah. Saya lihat orang tua saya itu saya menangis," ungkapnya.
Frans sempat sedih meninggalkan kedua orang tuanya, karena sang ayah diketahui memiliki cedera di kakinya. Namun, cedera dan rasa sakit ini tidak diceritakan kepada Frans karena takut mengganggu prosesnya berjuang menjadi Paskibraka.
"Saya rasa sedih karena orang tua saya sudah berjuang sehingga saya seperti ini. Saya lihat keluarga saya, kakak saya, orang tua saya ada sakit di kaki. Pas sakit saya tidak dikasih tahu karena nanti saya sedih dan tidak bisa ikut kegiatan," ungkapnya.
Ketika pamit untuk ke Jakarta, orang tua Frans menenangkan anak laki-lakinya itu. Mereka meyakinkan bila sakit kaki yang diderita ayahnya sudah membaik, sehingga Frans bisa fokus mengikuti pelatihan Paskibraka pusat.
Pelatihan Paskibraka nasional masih berlangsung, Frans berharap ia berada di posisi Pasukan 17. Ia juga menitipkan pesan hangat untuk semua orang yang sudah mendukungnya, termasuk keluarga.
"Terima kasih kepada orang tua saya yangs udah berdoa buat saya dan kakak saya dan keluarga saya. Terima kasih juga untuk ibu dan bapak guru dan teman-teman yang ikut bangga dengan saya," kata Frans.
Frans juga berpesan agar anak-anak daerah di manapun mereka berada untuk terus berjuang untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik.
"Buat temen-teman di kabupaten atau sekolah harus tetap semangat harus tetap berjuang karena ini masa depan kita semua. Kita harus berbuat yang terbaik supaya kita bisa melanjutkan masa depan kita," pungkas si mutiara dari timur, Frans Jemput.
(det/pal)