Tugas Ketua Rukun Tetangga (RT) umumnya diemban oleh orang dewasa yang sudah berstatus sebagai 'bapak-bapak'. Namun, Pak RT satu ini berbeda karena berasal dari kalangan Gen Z.
Ia adalah Sahdan, Ketua RT 07 RW 08, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Usianya yang kini masih berusia 19 tahun membuat Ahdan dijuluki sebagai Pak RT Gen Z.
"Alhamdulillah saya menang dengan 126 suara, sedangkan lawan saya memperoleh 17 suara," kata Ahdan, dikutip dari laman Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Minggu (20/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kuliah Sembari Jadi Ketua RT
Ahdan resmi menjadi sebagai Ketua RT sejak 25 April 2025. Ia akan mengemban amanah tersebut hingga tahun 2030.
Kepemimpinan Ahdan sebagai Ketua RT menjadi wajah baru di lingkungannya. DI samping menjalankan tugas jadi Ketua RT, Sahdan saat ini tengah menempuh S1 Teknik Industri Fakultas di UMJ.
Di kampus, Sahdan memilih tidak ikut organisasi agar fokus menjalankan amanah di tempat tinggalnya. Meski demikian, Ahdan tetap sibuk tapi beruntung ia punya sekretaris dan bendahara seusianya, Femas (20 tahun) dan Rizky (21 tahun) yang selalu membantunya.
"Saya aktif di lingkungan. Jadi takutnya kalau ikut himpunan atau Unit Kegiatan Mahasiswa malah gak maksimal di dua-duanya," ujarnya jujur.
Walau tidak aktif di kampus, tetapi Sahdan selalu belajar dari teman-temannya. Ia selalu mengamati bagaimana teman di kampus berorganisasi dan bermusyawarah.
"Saya memang gak ikut, tapi saya banyak belajar dari mereka. Mereka itu inspirasi saya juga," tambah Sahdan.
Tantangan Jadi Ketua RT Gen Z
Meski banyak warga yang mendukung dan mengapresiasi kemauannya sebagai Pak RT, tak sedikit juga yang meragukan Sahdan. Menurutnya, Gen Z sepertinya masih tak lepas dari stigma malas gerak dan sebagainya.
"Ada yang bilang Gen Z itu males gerak, gak bisa kerja, atau gak bakal ada pembangunan," katanya.
Alih-alih memikirkannya lebih jauh dan merespons warga yang berkata demikian, Sahdan memilih untuk membuktikan lewat kerja nyata. Baru dua bulan menjabat, Sahdan sudah membuat membantu cor jalan rusak.
"Alhamdulillah, saya buktikan dalam dua bulan ini sudah ada kegiatan pengecoran jalan," tambanya.
Program Kerja Sahdan bagi Warga
Tidak hanya pengecoran jalan, Sahdan telah merancang berbagai program bagi warga lainnya. Seperti pada Ramadan lalu, Sahdan berbagi sembako.
Kemudian, ia memasang CCTV di beberapa titik yang rawan kasus maling. Ia juga membuat program bantuan sosial Rp 200 ribu untuk warga yang sakit dan Rp 500 ribu untuk warga meninggal.
"Setiap warga hanya membayar iuran sebesar Rp10.000 per bulan yang dialokasikan untuk dana bantuan bagi warga yang sakit atau meninggal, serta untuk kebutuhan keamanan lingkungan," jelasnya.
Adapun untuk program lainnya tetap menggunakan Biaya Operasional Pemerintah (BOP) sebesar Rp. 2.000.000 per bulan. Sahdan berprinsip meski warga dengan ekonomi rendah harus selalu jadi perhatiannya.
"Prinsip saya sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama," tambahnya.
Bercita-cita Jadi Gubernur Jakarta
Tak disangka, ternyata semangatnya menjadi Ketua RT di usianya yang masih muda ini ada alasannya. Sahdan bercita-cita menjadi Gubernur Jakarta sehingga menurutnya menjadi Ketua RT adalah langkah paling awal yang bisa ia lakukan.
"Cita-cita saya menjadi gubernur Jakarta. Jadi ini langkah awal buat membuktikan bahwa saya mampu," ujarnya.
Selain itu, Sahdan juga punya minat dalam dunia usaha. Namun, ke depannya ia mengaku akan mengambil S2 untuk bidang ilmu politik.
"Saya ingin memperdalam dunia usaha dulu. Tapi untuk S2, mungkin akan ke arah ilmu politik," ujarnya.
(cyu/faz)