.webp)
Michael Divo Yuniarto merupakan salah satu dari delapan penerima SingCham Uplifting Scholarship 2025. Selama berkuliah, ia sudah mengantongi beragam prestasi.
Mahasiswa Business Administration dari IPMI Institute ini bercerita jika ia mendapatkan informasi tentangSingCham Uplifting Scholarship 2025. Setelah melihat persyaratannya, Michael merasa cocok dan langsung mendaftar.
SingCham Uplifting Scholarship 2025 sendiri tidak spesifik mensyaratkan prestasi. Namun, Michael mengatakan ia menyertakan deretan prestasinya demi mengamankan kursi sebagai penerima beasiswa dari Singapura itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ikut Lomba di Harvard University
Michael bercerita jika dirinya senang mengikuti kompetisi. Salah satunya adalah Harvard Business Case Competition di Amerika Serikat di mana ia berhasil menjadi salah satu top 10 finalist.
"Saya salah satu top 10 finalist. Sebenarnya bukan di Indonesia doang, di Asia Tenggara," ujarnya kepada detikEdu, Rabu (16/7/2025).
Ia bercerita jika ini bukan kali pertamanya mengikuti business competition. Bahkan, ia sempat kalah lima kali sebelum bisa menjadi salah satu peserta terbaik.
"Saya udah kalah lomba lima kali. Nggak ada satu yang lewat semifinal cuma satu. Dari empat itu semuanya lewat eliminasi aja nggak lulus. Nah, itu kan saya coba, coba, coba, coba, pasti gagal. Karena kalau misalnya kita berusaha untuk sesuatu, kita berusaha untuk sukses, itu nggak bisa. Kita harus berharap bahwa untuk kalau ngerjain sesuatu bakal gagal, tapi nggak apa-apa, itu adalah kesempatan untuk berkembang," tuturnya.
Setelah ini, ia berencana untuk mengikuti business competition di Denmark.
"Saya nanti mau ikut lomba lagi, ada di Denmark. Ya kurang lebih business case juga," ujarnya.
Wakil Ketua BEM IPMI Institute
Selain aktif dalam perlombaan, Michael juga menjabat sebagai Wakil Ketua BEM di IPMI Institute. Ia bertanggung jawab dalam berbagai acara kampus.
"Saya udah ngelakuin beberapa event di acara itu. Ada executive night, ada acara-acara internal yang saya urusin," jelasnya.
Cara Michael Membagi Waktu
Dengan kesibukan Michael yang beragam, ia bercerita jika dirinya menggunakan aplikasi di HP untuk membuat jadwal. Lewat aplikasi tersebut, Michael bisa menulis tugas-tugas yang harus ia kerjakan, seperti tugas kuliah, organisasi, lomba, hingga beasiswa.
"Saya ada kasih warna-warna gitu sih, bisa. Jadi yang warna merah saya kerjain duluan, yang kuning saya bisa kerjain nanti, yang hijau terserah, saya kapan aja," jelasnya.
Untuk belajar sendiri Michael berpendapat jika belajar merupakan sesuatu yang harus disukai. Bukan hanya untuk nilai bagus, tapi untuk mendapatkan pengetahuan baru.
"Karena kalau kita cuma belajar, niat kita cuma, wah guepengen achieve ini, guepengen ini doang, itu tuh nggak bisa begitu doang, karena itu tuh nggak sustainable. Harus belajar itu karena, wah ini seru juga ya, belajar itu mendapatkan informasi dan knowledge baru,"tuturnya.
Uang Beasiswa Langsung Dipakai untuk Lomba
Setelah menerima uang beasiswa dari SingCham Uplifting Scholarship 2025, Michael mengaku akan segera menggunakan uang tersebut untuk mengikuti perlombaan.
Tak hanya itu, beasiswa ini juga menawarkan kesempatan magang di Bank UOB Indonesia yang sangat dinantikan dirinya.
"Saya tertarik banget pengen magang di UOB, itu memberikan kesempatan yang besar sih langsung," ujarnya.
Setelah lulus, Michael bercita-cita untuk menekuni karier sebagai konsultan.
"Saya selalu pikirkan mau jadi consultant, business consultant. Ya mimpi saya ketinggian sih ya, tapi saya ingin kerja kayak di JP Morgan," katanya.
"Itu bener-bener harus orang yang jenius, pintar, sama koneksinya banyak. Nah, itu saya berusaha untuk kayak gitu," pungkasnya.
(nir/nwk)
