Organisasi filantropi independen, Tanoto Foundation memaparkan model pengasuhan anak usia dini berbasis komunitas yang sukses di Indonesia dan China. 2 inisiatif yang dipresentasikan adalah Rumah Anak SIGAP dari Indonesia dan program HOPE (Harnessing Opportunity through Parenting and Education) dari China,
Kedua dinilai terbukti efektif dalam mendorong perkembangan anak di masyarakat pedesaan dan wilayah terpencil. Pemaparan itu disampaikan dalam Konferensi Regional Jaringan Asia-Pasifik untuk Anak Usia Dini (Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood/ARNEC) 2025.
"Dari 64 orang tua yang diwawancarai, 59 melaporkan perubahan positif, seperti praktik menyusui yang lebih baik, pemberian makanan bergizi, dan keterlibatan yang lebih mendalam dengan anak. Perubahan terbesar terjadi di rumah, ketika orang tua mulai berinteraksi secara konsisten dan penuh perhatian dengan anak-anak mereka," ujar Impact Evaluation Lead Tanoto Foundation Radi Negara, dalam keterangan tertulis, Senin (14/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, untuk program HOPE berhasil memperluas model berbasis komunitas untuk mengatasi kesenjangan capaian perkembangan anak. Program ini telah melatih 330 fasilitator dan mendirikan 138 pusat layanan di lima provinsi: Beijing, Guizhou, Jiangsu, Jiangxi, dan Shandong, yang melayani lebih dari 16.000 anak usia 0-3 tahun dan keluarganya di daerah pedesaan.
"Investasi pada Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) mendorong keadilan sosial, memutus rantai kemiskinan antargenerasi, dan memperkuat modal manusia yang esensial bagi pembangunan berkelanjutan jangka panjang di China," ujar Country Head Tanoto Foundation China, Wu Wei.
Kedua inisiatif ini menargetkan periode usia 0-3 tahun, yang dikenal sebagai masa emas dalam kehidupan anak karena terjadi perkembangan otak yang pesat, hingga mencapai 80 persen ukuran otak orang dewasa.
Studi dari Center on the Developing Child di Universitas Harvard menyebutkan bahwa perkembangan otak pada periode lima tahun pertama kehidupan mencapai hingga 90 persen, yang menjadi dasar bagi perkembangan kemampuan kognitif, bahasa, motorik, sensorik, dan emosional anak di tahapan usia selanjutnya.
Namun, periode ini menjadi tantangan besar di banyak wilayah Asia. Studi tahun 2023 dari Australian Council for Educational Research (ACER) menunjukkan bahwa 57 persen anak usia 0-3 tahun di beberapa wilayah Indonesia berisiko tidak mencapai potensi tumbuh kembangnya secara optimal.
Studi ini juga menemukan bahwa 26 persen anak hidup dalam lingkungan pengasuhan dengan kualitas rendah. Di China, kekhawatiran serupa muncul dengan tingginya angka keterlambatan perkembangan pada anak usia 0-3 tahun di daerah pedesaan.
Lebih dari 80 persen anak tidak memenuhi minimal satu indikator perkembangan, menurut artikel tahun 2019 di Journal of Comparative Economics.
Hasil Evaluasi dampak positif Rumah SIGAP menunjukkan bahwa anak-anak di wilayah pedesaan dengan keterlambatan perkembangan awal yang mendapatkan stimulasi melalui program ini mengalami peningkatan skor perkembangan rata-rata sebesar 1,06 poin, dibandingkan dengan peningkatan 0,53 poin pada anak-anak di wilayah perkotaan.
Hingga tahun 2024, program ini telah menjangkau lebih dari 3.000 anak dan orang tua melalui 29 pusat layanan di lima provinsi: Banten, Jakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, dan Riau.
Education Development Lead Tanoto Foundation, Ancilla Irwan menjelaskan bahwa kolaborasi erat antara masyarakat dan pemerintah menjadikan program ini bagian penting dari ekosistem pengasuhan yang terintegrasi.
Kekuatan model ini ditekankan kembali ketika Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, mempresentasikan inisiatif kotanya yang mengintegrasikan pusat Rumah Anak SIGAP dengan pusat pencegahan stunting dalam forum yang sama.
Sebagai anggota Tim Inti ARNEC, Tanoto Foundation berkomitmen terhadap tujuan jaringan ini untuk memajukan PAUD melalui kemitraan yang kuat, berbagi pengetahuan, dan advokasi untuk hak-hak anak.
"Konferensi ini menunjukkan bagaimana kolaborasi dapat mendorong mobilisasi pengetahuan, memperkuat suara, dan memajukan agenda PAUD di kawasan Asia-Pasifik. Saya berharap setiap organisasi yang berpartisipasi dapat membawa pulang praktik-praktik terbaik ini dan mengimplementasikannya secara lokal, sekaligus mendorong perubahan kebijakan untuk memastikan setiap anak mendapat akses terhadap pengembangan anak usia dini yang inklusif, setara, dan berkualitas tinggi," kata Head of Policy and Advocacy Tanoto Foundation Eddy Henry.
(anl/ega)