Nama Zohran Kwame Mamdani ikut meramaikan pemilihan Wali Kota New York tahun ini. Uniknya, Zohran memiliki jejak pendidikan yang berbeda dari kandidat lainnya.
Jika kandidat lain memiliki profil dengan gelar dari universitas top Ivy League, Mamdani menekuni studi di kampus dan jurusan yang tak umum, Studi Afrika.
Zohran Mamdani lahir di Kampala, Uganda, pada 18 Oktober 1991. Langkahnya menuju pencalonan Wali Kota New York pada 2025 tidak dimulai dari pusat kekuasaan, melainkan dari ruang-ruang kelas di Uganda, Afrika Selatan, hingga Bronx, New York.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perjalanannya berlanjut ke ruang sidang penggusuran di Queens dan perdebatan sengit di Majelis Negara Bagian New York.
Masa Kecil yang Berpindah-pindah
Ia baru berusia lima tahun ketika keluarganya pindah dari Uganda ke Cape Town, Afrika Selatan sebuah kota yang kala itu masih bergulat dengan luka mendalam warisan politik apartheid. Di sana, ruang-ruang kelas tak hanya mengajarkan matematika atau sains, tapi juga memperlihatkan langsung wajah ketidakadilan struktural.
Mamdani tumbuh di lingkungan yang sarat pemikiran kritis. Ayahnya, Mahmood Mamdani, dikenal sebagai teoritikus politik terkemuka, sementara ibunya, Mira Nair, merupakan sutradara film kelas dunia.
Tiga tahun kemudian, pada 1998, keluarga Mamdani kembali berpindah. Kali ini menetap di New York City. Di sana, Zohran kecil mulai bersekolah di Bank Street School for Children, sebuah institusi di Manhattan yang dikenal dengan pendekatan pendidikan progresif.
Beranjak remaja, ia diterima di Bronx High School of Science, salah satu sekolah negeri paling bergengsi di kota itu, yang hanya menerima siswa melalui seleksi ujian yang sangat ketat.
Namun berbeda dari banyak lulusan Bronx Science yang mengejar gelar STEM di universitas-universitas Ivy League, Mamdani justru tertarik pada isu sosial terutama imigran, kaum miskin, dan kelas pekerja.
Ambil Jurusan Studi Afrika-Terlibat Gerakan Anti Imperialis
Pada tahun 2009, Mamdani meninggalkan New York untuk bersekolah di Bowdoin College di Brunswick, Maine, sebuah sekolah seni liberal yang tenang tempat ia mengambil jurusan Studi Afrika.
Menurut Times of India, Mamdani mendirikan cabang Bowdoin Students for Justice in Palestine, secara vokal mendukung gerakan anti-imperialis, dan terlibat dalam pengorganisasian kampus yang membuat para administrator merasa tidak nyaman.
Dia lulus pada tahun 2014 dengan gelar Bachelor of Art.
Konselor Sosial sampai Penyanyi Hip-hop
Dari tahun 2015 hingga 2018, Mamdani bekerja sebagai konselor perumahan di Queens, membantu penyewa berpenghasilan rendah menghindari penggusuran.
Mamdani juga mengekspresikan visi politiknya melalui seni. Sebagai "Young Cardamom," Mamdani merilis Nani, lagu hip-hop trilingual pada tahun 2019 yang menjadi hit viral kecil. Ia menggabungkan humor, identitas generasi, dan komentar sosial dengan cara yang bahkan membuat para pengkritiknya memperhatikannya.
Pada tahun 2018, Mamdani resmi menjadi warga negara AS yang dinaturalisasi dan segera menjadi lebih aktif secara politik.
Dua tahun setelahnya, Mamdani mencalonkan diri untuk jabatan publik pada tahun 2020, memperebutkan kursi Majelis Negara Bagian New York untuk Distrik 36 (Astoria, Queens). Mamdani menang, mengalahkan petahana empat periode dan mulai menjabat pada tanggal 1 Januari 2021. Ia menjadi salah satu anggota parlemen Asia Selatan, kelahiran Uganda, dan Muslim pertama di Albany.
Saat menjabat, ia mendorong undang-undang bus tanpa ongkos, perlindungan upah, dan paket keringanan utang untuk pengemudi taksi New York yang kesulitan. Ia terpilih kembali pada tahun 2022 dan pada tahun 2024, memperluas basis pemilihnya dan membangun reputasi sebagai salah satu legislator paling aktif di antara kaum progresif New York.
Pada tanggal 23 Oktober 2024, Mamdani meluncurkan kampanye wali kotanya tahun 2025. Janji-janjinya termasuk pembekuan sewa, toko kelontong yang dikelola kota, perawatan anak gratis universal, dan mengenakan pajak kepada orang-orang superkaya untuk mendanai pendidikan publik.
Profil Pendidikan Zohran Mamdani
Bank Street School for Children di Manhattan
Bronx High School of Science
Bowdoin College Jurusan Studi Afrika
Pencalonan Mamdani di 2025
Pada pencalonanna tahun 2025, Mamdani mengusulkan untuk mencoba menciptakan "sistem pendidikan yang lebih partisipatif." Ia berjanji akan mengadvokasi sistem yang akan bersandar pada kemitraan untuk mengatur sistem yang mencakup sekitar 911.000 siswa dan 1.600 sekolah. Mamdani adalah salah satu dari sedikit kandidat yang menentang kendali
Mamdani juga menyebut program literasi kota sebagai "langkah ke arah yang benar." Namun, ia mengatakan Departemen Pendidikan harus meningkatkan pengembangan guru dan juga memberikan lebih banyak dukungan untuk mengadaptasi materi bagi siswa yang kesulitan mengakses kurikulum serta memastikannya responsif secara budaya.
"Saya akan bekerja dengan komunitas sekolah kami untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara mempertahankan fokus pada literasi dan inisiatif, sambil menyesuaikan program untuk memastikan kami memungkinkan lebih banyak kebijaksanaan guru," katanya dalam Chalkbeat dikutip Sabtu (28/6/2025).
(nir/pal)