Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, Teknologi (Wamendiktisaintek), Profesor Stella Christie merupakan alumni universitas bergengsi dunia, Harvard University. Meski menempuh studi dengan beasiswa, ia bercerita masa kuliahnya jauh dari kata nyaman.
Stella, sapaannya, memulai kuliah di Harvard University pada 1999. Saat itu, ia berangkat dengan beasiswa yang diberikan langsung dari pihak kampus.
Namun, beasiswa tersebut tidak mencukupi kebutuhan hidupnya. Pihak kampus memberikan bantuan biaya pendidikan, asrama, dan makan tiga kali sehari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi tidak ada uang saku. Tidak ada uang tiket perjalanan pergi atau pulang ke indonesia. Tidak ada diberikan reimbursement untuk mendaftar atau untuk visa application fee," ujarnya dalam Pembekalan Penerima Beasiswa Indonesia Maju dan Beasiswa Garuda di Gedung D, Komplek Kemendiktisaintek, Jakarta, Senin (16/6/2025).
Saat ingin pulang ke Indonesia atau membeli buku kuliah, Stella harus mencari uang sendiri. Bahkan ia baru bisa membeli laptop di tahun kedua kuliah dari uang tabungannya. Kondisi ini, menurutnya, mendorong Stella muda untuk pintar-pintar mencari peluang.
Bekerja di Lab-Petugas Kebersihan Toilet
Stella kemudian menemukan pekerjaan di laboratorium. Saat itu, ia mendapat upah USD 7,8 per jam (sekitar Rp 126 ribu).
"Masih nggak cukup uangnya buat pulang ke Indonesia," pikirnya.
Akhirnya, ia mencari peluang lain dan menemukan pekerjaan dengan upah USD 13,5 per jam (sekitar Rp 219 ribu).
"Itu pekerjaannya apa dan kenapa dibayar lebih tinggi? Karena itu membersihkan toilet," ujarnya.
Stella kemudian mengambil pekerjaan itu. Jadi sembari kuliah, ia juga membersihkan toilet.
"Semua itu saya lakukan karena saya memerlukan biaya-biaya untuk bisa membuka peluang setinggi-tingginya," kata Stella.
Stella berpesan kepada para penerima Beasiswa Garuda dan BIM untuk pintar-pintar mencari peluang.
"Peluang itu ada bahkan kadang-kadang banyak. Tetapi kita harus mencari. Adik-adik sudah mencari peluang untuk Beasiswa Indonesia Maju dan Garuda. Ini adalah peluang yang pertama bukan yang terakhir," pesannya.
Stella juga mengingatkan kepada penerima beasiswa untuk menghargai perjuangan rakyat Indonesia. Karena berkat merekalah beasiswa ini hadir.
"Adik-adik harus menghargai betapa yang diperjuangkan oleh rakyat Indonesia, pemimpin Indonesia, para pelaku di pemerintahan sebelum ini, (dan) pada saat ini, agar ada beasiswa untuk adik-adik sekalian. Jangan lupa itu," pungkasnya.
(nir/faz)