.webp)
Maulida Az Zahra, siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Brebes, sukses mencatat prestasi membanggakan. Putri bungsu dari keluarga petani ini diterima di empat universitas ternama di Amerika Serikat (AS) dan meraih Beasiswa Garuda dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Zahra menceritakan perjalanannya hingga berhasil menembus seleksi perguruan tinggi bergengsi di Negeri Paman Sam. Ia mengaku, keinginan untuk menempuh pendidikan di luar negeri telah tumbuh sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Awalnya saya rajin kursus bahasa Inggris sejak SMP karena memang cita-citanya pengin sekolah di luar negeri," tutur siswi kelas XII jurusan MIPA itu dikutip dari detikJateng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia melanjutkan, "Selama dua tahun terakhir saya fokus meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, ikut tes standar internasional, membuat portofolio, dan menulis personal statement yang menggambarkan tujuan serta kontribusi saya ke depan."
Semangat dan konsistensi membawanya mendaftar ke enam universitas di AS. Dari jumlah tersebut, empat kampus telah menerima Maulida yakni Brown University jurusan ekonomi, ilmu politik, dan statistik; New York University - Stern School of Business.
Kemudian, University of Pennsylvania jurusan filsafat, politik, dan ekonomi; serta Princeton University jurusan publik dan internasional.
Sementara itu, 2 universitas lain yaitu Babson College dan Columbia University masih dalam tahap seleksi akhir dan akan mengumumkan hasilnya pada akhir Mei 2025. "Alhamdulillah meski saya dari dari keluarga petani dan lingkungan sederhana, Allah telah menuntun saya untuk bisa kuliah ke Amerika," ujarnya.
Zahra, putri pasangan Saepudin dan Khotimah asal Desa Jatimakmur, Kecamatan Songgom, kemudian mengajukan Beasiswa Garuda setelah dinyatakan diterima. Dengan bantuan para guru dan kelengkapan dokumen pendukung, ia berhasil mengamankan beasiswa tersebut.
Dari empat universitas yang telah menyatakan penerimaan, Maulida memilih New York University sebagai tujuan studinya. Ia menilai kampus tersebut paling sesuai dengan ambisinya untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi dan kebijakan publik Indonesia di masa mendatang.
Salah satu kekhawatiran yang membayanginya adalah kemampuan untuk beradaptasi di negara yang berjarak ribuan kilometer dari kampung halamannya."Aku juga takut nggak punya teman di sana," ujarnya dalam acara .
(pal/nwk)
