Mengenal dr Yanuar: Kuliah S3 Kedokteran 21 Bulan, IPK 4.0, dan Raih Rekor MURI

ADVERTISEMENT

Mengenal dr Yanuar: Kuliah S3 Kedokteran 21 Bulan, IPK 4.0, dan Raih Rekor MURI

Nikita Rosa - detikEdu
Kamis, 16 Jan 2025 17:30 WIB
Dokter lulusan tercepat
Dokter Peraih Rekor MURI. (Foto: Nafilah Sri Sagita/detikHealth)
Jakarta -

Seorang dokter spesialis penyakit dalam berhasil meraih Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) berkat kecepatannya dalam menyelesaikan program studi doktor Ilmu Kedokteran. Siapa dia?

Sosok itu bernama dr Yanuar Ardani. Dokter yang aktif berpraktik di RSUP Kariadi Semarang ini berhasil menyelesaikan program studi doktor ilmu kedokteran selama 21 bulan dan 19 hari.

Tidak hanya itu, Yanuar juga mendapat predikat cumlaude dengan IPK sempurna 4,00. Kajian doktor Yanuar merupakan terapi paliatif pasien kanker dengan musik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dukungan yang Kuat dari Lingkungan Terdekat

Menurutnya, kunci kesuksesan yang ia raih dilatarbelakangi sejumlah hal, termasuk lingkungan terdekat.

"Lingkungan sangat berpengaruh, dukungan dari direksi RS, izinnya dipercepat, promotor dan pembimbing lain yang sangat mengapresiasi," terangnya dalam detikHealth dikutip Kamis (16/1/2025).

ADVERTISEMENT

Selain lingkungan pekerjaan dan pendidikan, keluarga juga menjadi dukungan terbesar yang didapat dr Yanuar selama menjalani perkuliahan.

Sosok dokter sekaligus pegawai Kementerian Kesehatan itu berharap dia dapat mengabdikan ilmunya di mana saja, baik di Kementerian Kesehatan, ataupun di Semarang.

Wamenkes Harap Ada Rekor MURI Selanjutnya

Selain prestasi yang membanggakan di bidang akademik,Yanuar juga menorehkan prestasi di bidang pelayanan. Melihat prestasi Yanuar, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono berharap rekor MURI ini dapat menginspirasi dokter-dokter lainnya dalam menorehkan prestasi sambil mencari ilmu dan bekerja.

"Tentu ini butuh perjuangan yang panjang dan butuh komitmen yang terus-menerus danajeg (intensif), tidak patah semangat," katanya.

Dante menjelaskan, pihaknya selalu memberikan berbagai fasilitas agar para pegawai, tenaga medis, serta tenaga kesehatan dapat mencapai potensi terbaik, baik di bidang formal maupun nonformal. Dia mencontohkan, bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dalam setahun mereka mengalokasikan 2 ribu beasiswa bagi para tenaga kesehatan untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.

Kemudian, katanya, baru-baru ini mereka juga mengirimkan 27 dokter untuk pendidikan kardiovaskular di China dan Jepang, sebagai upaya mengatasi terbatasnya kursi pendidikan spesialis dalam negeri serta memenuhi kebutuhan tenaga dokter spesialis nasional.

Kemenkes juga telah mendirikan universitas korporat (corporate university) yang mengajarkan para pegawai tentang kemampuan manajerial dan kepemimpinan, sebagai investasi jangka panjang.




(nir/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads