Memelihara sapi bagi sebagian orang mungkin tidak begitu dipandang. Namun, bagi perempuan asal tanah Papua, yaitu Papuana Rosalia Petegau, memelihara sapi adalah keinginan yang ingin dilakukan selepas lulus dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Papuana, sapaannya, baru saja lulus dari Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, pada Rabu (20/11/2024) kemarin. Dia sangat bersyukur karena bisa berkesempatan belajar di salah satu kampus terbaik di Indonesia.
"Sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga besar Fapet UGM. Saya banyak belajar dari para dosen dan teman-teman di sini," ucapnya dalam rilis yang diterima detikEdu, Kamis (21/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merantau Sejauh 3.233 Km: Dari Kabupaten Mappi ke UGM
Apa yang dicapai oleh Papuana bukanlah hal yang mudah. Sebab, menurutnya, tidak semua orang yang berasal dari tanah Papua terutama wilayahnya, bisa menempuh studi di UGM.
Papuana sendiri berasal dari Kabupaten Mappi, Papua Selatan, yang berjarak sekitar 3.233 Km dari kampus UGM. Untuk bisa kuliah di UGM, dia mengaku menempuh perjuangan cukup banyak.
Dia berasal dari keluarga yang sederhana. Ayahnya adalah seorang petani yang terkadang bekerja serabutan sebagai pekerja bagasi kapal di pelabuhan. Sementara ibunya sudah meninggal dunia.
Maka dari itu, perempuan kelahiran 31 Maret 2001 tersebut bertekad untuk mencari ilmu dan pengalaman sebaik mungkin selama studi di UGM.
Daya belajar Papuana yang tinggi telah ada sejak di bangku SMA. Dia harus rela jalan kaki menuju sekolahnya yang berjarak 12 kilometer dari rumah.
"Ya jalan kaki. Sekolah masuk pukul 07.30 sehingga dari rumah harus berangkat pukul 05.30," kenang lulusan SMA Negeri 1 Edera Bade Mappi tersebut.
Selepas lulus SMA, ia mengaku keinginan untuk ke UGM juga tidak mudah. Kala itu, pada tahun 2019, ia harus rela mengikuti les privat beberapa mata pelajaran di Yogyakarta selama 1 tahun sebelum akhirnya pada 2020 diterima di Fapet UGM.
Perihal bahasa, kata Papuana, merupakan salah satu tantangan saat ia studi di Fapet UGM. Ia harus banyak belajar dan bertanya kepada teman-teman mahasiswa lainnya ketika tidak paham bahasa terutama bahasa Jawa.
Ingin Kembali ke Daerah: Memelihara Sapi hingga Impian Menjadi Kepala Dinas Peternakan
Segala jerih payahnya pada akhirnya terbayarkan. Papuana berhasil masuk ke UGM melalui jalur Ujian Mandiri tahun 2020 silam dan lulus pada November 2024 ini.
Selepas lulus, dia kembali teringat keinginan awalnya masuk UGM, yaitu mencari ilmu bagaimana memelihara sapi dengan baik. Hal ini cukup beralasan karena di daerahnya ternak sapi tidak terurus dengan baik.
"Sapi dibiarkan saja tidak diurus dan mencari makan seadanya. Kalau sakit ya akhirnya mati. Untuk itu saya tertantang untuk mencari ilmu bagaimana memelihara sapi dengan benar," ungkap Papuana.
Dengan bekal yang sudah didapatkan, ia ingin kembali ke Kabupaten Mappi dan membesarkan daerahnya. Ia sangat bersemangat untuk bisa menjadi seorang Kepala Dinas Peternakan di daerahnya kelak.
Wakil Dekan Fapet UGM: Papuana Mahasiswa Rajin
Perjuangan Papuana di UGM ternyata dilihat oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Ir R Ahmad Romadhoni Surya Putra, S Pt, M Sc Ph D, IPU, ASEAN Eng. Dia menilai, Papuana Rosalia Petegau merupakan salah satu mahasiswa yang aktif berorganisasi.
"Papuana juga rajin di lapangan terutama terkait dengan riset sapi potong," tuturnya.
Ke depan, Romadhoni berharap Papuana bisa menerapkan ilmunya untuk mengembangan peternakan di Papua. Sebab selain peternakan, menurutnya Indonesia Timur adalah lumbung pangan dari hewan masa depan yang sangat terbuka untuk dikembangkan.
"Semoga Papuana bisa ambil peran di sana nantinya," harap Romadhoni.
(faz/pal)