Baru-baru ini, warganet dihebohkan dengan fenomena cek khodam online di media sosial TikTok. Mengutip detiknews, khodam dijelaskan sebagai makhluk gaib baik hewan maupun entitas lain pendamping manusia yang bertugas sebagai penjaga.
Hal ini ternyata sudah diyakini dalam budaya lokal di Indonesia khususnya Pulau Jawa. Cek khodam di TikTok dilakukan oleh seorang konten kreator "spiritual" melalui saluran langsung atau live.
Mereka seakan-akan menerawang tentang khodam yang mendampingi penonton hanya dengan melalui nama. Beberapa kreator melakukannya secara tidak gratis dan meminta bayaran berupa sejumlah gift.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penonton yang memberikan sejumlah gift akan dibaca namanya dan disebutkan apakah ia memiliki khodam atau tidak. Jika ada, disebut pula makhluk apa yang merupakan khodam pendamping si punya nama.
Mengenai hal ini, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, M Febriyanto Firman Wijaya menjelaskan, istilah khodam lebih dikenal dalam konteks mistis dan spiritual. Makhluk gaib ini digambarkan sebagai jin pembantu manusia.
Bila dari sisi sosiologis, mistisme terbentuk dalam beberapa dimensi seperti dimensi pengalaman keagamaan, ritual, ideologikal, intelektual, dan sosial. Khodam menurut sosok yang akrab dipanggil Riyan ini masuk ke dalam dimensi ritual.
"Dengan demikian apa yang sedang tren saat ini, ramalan khodam ada pada dimensi ritual," ujarnya dikutip dari rilis di laman UM Surabaya, Senin (24/6/2024).
Khodam Secara Ilmiah dan Islam
Bila dilihat secara agama Islam, khodam berkaitan dengan entitas jin yang menjadi pembantu manusia. Hal ini sendiri sudah dijelaskan dalam kisah Nabi Sulaiman AS.
Nabi Sulaiman AS terkenal sebagai sosok yang memiliki mukjizat dapat berkomunikasi dengan binatang dan jin. Sehingga mereka bisa membantu tugas kenabiannya, lebih jelas kisah ini tertera dalam surah Al-Anbiya ayat 82 yang berbunyi:
Artinya: "Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan-syaitan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu, dan adalah Kami memelihara mereka itu."
Mirisnya, kadang kisah Nabi Sulaiman AS malah dijadikan dasar yang menyesatkan. Terutama bila menyatakan jika memiliki khodam bukanlah tindakan syirik (tindakan menyekutukan Allah SWT).
Namun, secara ilmiah dikutip dari detikjogja dan detikjateng penjelasan khodam hadir di buku 'Master Khodam: Seni Berkomunikasi dengan Khodam Diri dengan Khodam Diri dan Orang Lain' karya Nur Prabawa Wijaya. Khodam hadir secara alamiah.
Proses terbentuknya berkaitan dengan kepribadian dan perjalanan hidup masing-masing orang. Walaupun terbentuk secara alamiah, khodam di ranah ilmiah bisa diartikan sebagai ego state dan hadir sejak manusia lahir.
Menurut Watkins, ego state juga hadir karena pengalaman emosional yang intens. Setiap individu memiliki sekitar 5-15 ego state yang dapat berubah sepanjang waktu dengan karakteristik seperti:
- Tidak bisa dihilangkan, tetapi bisa diganti.
- Biasanya lebih muda dari umur individu tersebut.
- Dapat bersembunyi atau menjadi tidak aktif dan kemudian muncul kembali.
- Merupakan bagian dari diri individu tersebut.
- Memiliki identitas dan perasaan.
- Tidak suka diperlakukan kasar.
- Dimiliki oleh semua manusia.
Bertentangan dengan Akidah-Menyebabkan Ketakutan
Di balik ramainya fenomena cek khodam ini, Riyan memberikan 4 catatan penting terkait hal ini, yakni:
1. Bertentangan dengan akidah tauhid
Ramalan khodam sering dikaitkan dengan hal gaib, mistis, dan supranatural. Hal ini tentu bertentangan dengan akidah tauhid dalam agama Islam yang melarang percaya pada kekuatan selain Allah SWT.
Karena saat seseorang cek khodam, seseorang itu seolah-olah mengetahui masa depan. Padahal yang maha mengetahui masa depan hanyalah Tuhan semata.
2. Memanfaatkan ketidaktahuan orang
Mereka yang melakukan cek khodam karena penasaran atau ingin mengetahui masa depan mereka. Mereka tidak sadar bila sebenarnya tengah dimanfaatkan untuk keuntungan finansial pribadi sang konten kreator.
3. Mengalihkan fokus dari ibadah
Menonton live TikTok cek khodam dapat menghabiskan waktu dan mengalihkan fokus dari ibadah.
"Islam mengajarkan agar kita menggunakan waktu kita untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti beribadah, belajar, dan membantu orang lain. Oleh karena itu, umat Islam diimbau untuk menghindari live TikTok ramalan khodam," tambahnya.
4. Menyebabkan kecemasan dan ketakutan
Ramalan khodam seling memberikan hasil yang negatif sehingga dapat menyebabkan kecemasan dan ketakutan bagi orang yang menontonnya. Lebih baik berprasangka baik karena setiap orang sudah memiliki masa depan yang telah digariskan Allah SWT.
"Islam mengajarkan agar kita selalu berprasangka baik kepada Allah SWT dan tidak mudah panik atau cemas dengan masa depan," pungkas Riyan.
(det/nwy)