Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Greater Leeds baru saja menggelar festival budaya Indonesia atau Indonesian Cultural Arts Festival (ICAF) 2024 di Leeds, Inggris pada Jumat (15/6/2024). Kegiatan ini bertajuk "A Glimpse of Nusantara: The Beauty of Our Land.
Kemeriahan festival ini dihadiri oleh 500 pengunjung. Perwakilan panitia sekaligus pengurus PPI Greater Leeds, Shidqy Fauzan mengatakan festival diselenggarakan untuk memperkenalkan kekayaan budaya Nusantara secara mendalam kepada masyarakat internasional.
Selain itu, festival juga menghadirkan beberapa permainan dan jajanan zaman dulu untuk mengajak pengunjung asal RI bernostalgia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin memberikan warna baru pada ICAF tahun ini dengan menghadirkan kembali kenangan manis melalui jajanan dan permainan tradisional yang sering kita mainkan semasa kecil," ujar Shidqy dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/6/2024).
Pertunjukkan Tari-Nyanyian Tradisional
Beberapa tarian yang dipertunjukkan di festival ini antara lain Tari Piring dari Sumatera Barat, Tari Burung Enggang dari Kalimantan, dan Tari Lenggang Nyai dari Jakarta. Tak hanya itu, pengunjung juga disuguhi nyanyian tradisional seperti Sibatumanikam asal Sumatera Utara, Sipatokaan asal Sulawesi Utara, Rasa Sayange asal Maluku, dan Yamko Rambe Yamko asal Papua.
Adapun beberapa hal-hal yang mampu menggugah pengalaman masa kecil para pelajar Indonesia di Inggris disajikan lewat permainan tradisional congklak, bola bekel, dan makanan jaman dulu seperti permen kacamata, kacang pilus, mie kremes, dan jajanan lainnya.
Untuk menambah wawasan pengunjung tentang kekayaan budaya Nusantara, ada dua booth yang menampilkan gambar visual tentang keindahan alam. Terdapat juga postcard informatif yang berisi informasi tarian hingga resep makanan khas Indonesia.
Pengunjung juga bisa melihat ikon-ikon populer Indonesia lewat sebuah peta. Di sana ada landmark Monas, sebagai monumen terkenal asal RI.
Ada juga booth listening bar yang menyuguhkan alunan indah khas musik Nusantara. Pengunjung dapat mendengar lagu Indonesia melalui headphone dan mencoba memainkan alat musik Indonesia seperti Angklung, Gamelan dan Rebana.
"Kami juga berkomitmen untuk memperkenalkan budaya Indonesia lebih dalam lagi kepada masyarakat internasional melalui berbagai penampilan dan informasi yang kami sajikan, serta pengalaman interaktif di booth informasi budaya," ungkap Shidqy.
Curi Perhatian Pengunjung Internasional
Meski pengalaman yang disuguhkan ditujukan untuk memikat para pelajar bernostalgia, tetapi festival ini juga sukses memukau pengunjung internasional. Contohnya yang dirasakan oleh Daniel Tarerefa, pengujung asal Nigeria.
"Acara ini sangat menakjubkan. Saya menikmati lagu-lagunya, mempelajari budaya tari Indonesia, dan mencicipi hidangan khas Indonesia yang sangat enak," ujar Daniel. "Saya sangat bahagia bisa menikmati acara ini dan terima kasih telah memberikan pengalaman yang luar biasa untuk saya." katanya.
Daniel mengaku ia sudah cukup familiar dengan Indonesia. Ia mengatakan mie instan asal Indonesia cukup populer di negaranya.
Pengalaman kagum juga turut dirasakan pengunjung asal China yakni Beatrice. Ia adalah mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan di University of Leeds.
"Hari ini, saya mencoba memainkan [Angklung] alat musik bambu yang bisa mengeluarkan suara saat digoyangkan. Seru sekali! Saya senang sekali bisa datang ke festival ini, dan semoga suatu hari nanti saya bisa mengunjungi Indonesia."
Berkat pertunjukkan angklung, Beatrice menjadi tertarik untuk mengetahui budaya Nusantara lebih banyak. Menurutnya, ICAF 2024 telah sukses menghibur.
Salah satu pengunjung yang menarik perhatian karena mengenakan kebaya yakni Amalia Effendi mengaku dirinya rela berjalan kaki 30 menit untuk datang ke ICAF 2024.
"Acaranya seru banget! Saya belajar banyak tentang keanekaragaman budaya Indonesia. Tadi juga ada banyak permainan seru yang mengobati rasa rindu saya pada tanah air. Semoga acara budaya semacam ini dapat terus dilestarikan di Leeds dan menjadi ajang untuk mempererat hubungan antarwarga serta memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional," kata Amalia.
(cyu/cyu)