Wilayah perkotaan memiliki tingkat polusi tinggi yang bisa menyebabkan masalah kesehatan. Prihatin atas hal itu, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang alat pengurang karbon di udara.
Mereka memberinya nama Aither. Co-Founder Aither, Isaura Qinthara Heriswan menjelaskan inovasinya tersebut bisa mengubah karbon menjadi oksigen.
"Misi kami adalah meningkatkan kesehatan pernapasan dan mengurangi jejak karbon, terutama bagi kaum rentan seperti bayi dan ibu hamil," ujarnya, dikutip dari laman ITS, Kamis (6/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teknologi ini memanfaatkan mikroalga yang berguna dalam mengelola udara agar jadi lebih bersih. Mikroalga diketahui dapat menyerap karbon 80 kali lebih efektif dari tumbuhan terestrial.
Praktis dan Hemat Daya
Bentuk Aither yang sebesar 40 x 22 cm membuat alat ini bisa dibawa ke mana pun. Daya listrik yang dipakai juga cukup rendah yakni 25 watt.
"Penggunaan produk ini tidak hanya menghemat tempat tapi juga penggunaan daya listrik," kata Qinthara.
Segera Diluncurkan pada Oktober 2024
Qinthara mengatakan meskipun masih berupa rancangan, tapi ia optimis Aither bisa diluncurkan pada Oktober 2024. Sejauh ini, ia dan tim sudah menggandeng banyak pihak untuk merampungkannya.
Mulai dari Nutrihub Surabaya, Inkubator ITS, Departemen Manajemen Bisnis ITS, dan Departemen Biologi ITS. Mereka juga memanfaatkan dana Rp 50 juta dari Sevenprenur Business Blueprint Program untuk memaksimalkannya.
"Saat ini kita juga berusaha menjalin kerja sama dengan mitra yang lebih luas," tuturnya.
Setelah ditampilkan di berbagai kompetisi, rancangan Aither ini mendapatkan Juara 1 Shell LiveWIRE Social Media Competition, Juara 2 Youth Economic Leadership Program (YELP) oleh Bank Indonesia, dan membawa para founder jadi delegasi Indonesia dalam ajang Global Startup Festival ComeUp 2023.
Untuk mewujudkan inovasi ini, Qinthara dan kawannya mengaku bertemu dengan beberapa tantangan. Sebagai mahasiswa, mereka juga harus ekstra membagi waktu dengan jam belajar di kelas.
"Kami harus menyesuaikan waktu dengan kesibukan masing-masing sebagai mahasiswa," tuturnya.
(cyu/nwk)