Meutya Hafid, Politikus Sarjana Teknik dari Aussie Raih Australian Alumni Awards 2024

ADVERTISEMENT

Meutya Hafid, Politikus Sarjana Teknik dari Aussie Raih Australian Alumni Awards 2024

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Kamis, 16 Mei 2024 17:02 WIB
Meutya Hafid, pemenang Alumni of The Year Award 2024
Foto: (Nograhany Widhi K/detikcom)
Jakarta -

Meutya Hafid meraih penghargaan Alumni of The Year 2024 Australian Alumni Awards dari Kedutaan Besar Australia. Lulusan sarjana teknik manufaktur dari kampus Australia ini tak pernah berkarier yang linear dengan jurusan kuliahnya.

"Saya di sana (Australia) kan tahun 1996 sampai tahun 2000. Kita waktu itu sedang krismon (krisis moneter), pergantian kepemimpinan, reformasi. Jadi itu masa-masa yang very challenging, penuh tantangan di Indonesia. Waktu itu masih sebagai mahasiswa di Australia, masih sangat muda masih 18 tahun," tutur Meutya Hafid.

Hal itu disampaikan Meutya di sela-sela Australian Alumni Gala Dinner: Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Australia - Indonesia, di Hotel Raffles, Ciputra World, Jl Prof Dr Satrio Karet Kuningan, Jakarta, Rabu (15/5/2024) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meutya Hafid, pemenang Alumni of The Year Award 2024Meutya Hafid, pemenang Alumni of The Year Award 2024 Foto: (Nograhany Widhi K/detikcom)

"Jadi waktu itu belajar banyak dan berteman banyak di kala susah tentunya ya. Dan akhirnya kita melihat bahwa potensi kerja sama pendidikan itu sekarang (bisa dilihat hasilnya) puluhan tahun kemudian," imbuh Meutya.

Politikus Golkar ini menambahkan, kerja sama di bidang pertukaran pelajar dan bidang pendidikan itu amat sangat penting. Dengan negara-negara sahabat, termasuk tentu dengan Australia.

ADVERTISEMENT

"Tidak tertutup hanya dengan Australia untuk pelibatan P2P atau people -to -people relationship. Jadi untuk saat ini, udah nggak jamannya hubungan antar negara itu dijaga oleh government -to -government. Malah, mohon maaf, sering suka ada miskomunikasi kalau hanya government -to -government. Tapi dengan P2P atau people -to -people, kita bisa mendapat lebih banyak pemahaman, pengertian dan persahabatan yang tentu kita harapkan di dunia yang saat ini sangat penuh tantangan dengan dinamika di berbagai belahan dunia, ini bisa kita reduksi dengan banyaknya pertukaran-pertukaran atau kerja sama di bidang pendidikan," tutur Ketua Komisi I DPR yang mengurusi masalah relasi luar negeri ini.

Tak Pernah Bekerja Linear Jurusan Kuliah

Meutya meraih gelar Sarjana Teknik Manufaktur dari University of New South Wales. Namun demikian, Meutya mengaku tidak pernah bekerja yang linear dengan jurusan kuliahnya.

"Saya lulus langsung jadi jurnalis. Karena waktu itu reformasi dan saya merasa bahwa kebutuhan utama waktu itu adalah informasi sehingga saya gabung jadi jurnalis," jelasnya.

Setelah terjun menjadi jurnalis, belum sempat bekerja sebagai insinyur, ia langsung mendapat panggilan untuk terjun ke bidang politik.

"Belum sempat ada waktu jadi insinyur, langsung dapat panggilan untuk bergabung, menambah kuota perempuan di politik. Jadi memang belajarnya aja engineering. Tapi belum sempat sih secara praktek, belum sempat. Mungkin formulanya udah lupa-lupa semua ya," jawabnya saat ditanya apakah ada niatan kembali berkarya yang linear dengan pendidikan tekniknya.




(nwk/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads