Pengalaman gagal tak selamanya menjadi batas seseorang dalam bermimpi. Dari gagal, pria asal Pontianak satu ini menjadikannya sebagai pemicu berprestasi hingga ke skala internasional.
Dia adalah Hengky Sanjaya, peraih medali emas di ASEAN Skills Competition (ASC) 2018 di Bangkok, Thailand. Talentanya di bidang IT software tak perlu diragukan lagi.
Tahun ini, ia akan mewakili Indonesia untuk berkompetisi di ajang World Skills Competition (WSC), Prancis pada 10-15 September 2024 mendatang. Hengky mengaku bahwa ia sempat gagal berkali-kali dan punya pengalaman yang kurang menyenangkan sebelum mencapai titik ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang Tua Jadi Motivasi Berprestasi
Sejak SD, Hengky bukanlah siswa berprestasi. Bahkan, ia merasa telah banyak merepotkan kedua orang tuanya semasa kecil.
Hengky sempat mengalami kecelakaan yang menjadikan tangan kanannya retak. Tak cuma terhambat dalam berprestasi di kelas, Hengky merasa telah membebankan orang tua dengan biaya yang mahal untuk pengobatannya.
Dari kejadian tersebut, Hengky perlahan dapat membuktikan satu per satu prestasi sejak masa SMP. Lalu, memasuki SMK Hengky sudah menemukan bakat dan minatnya dengan memilih jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ).
"Pada waktu itu aku mulai menemukan passion-ku. Aku menyukai hal-hal yang berkaitan dengan komputer. Jadi aku belajar lebih serius dan alhasil aku bisa mendapatkan juara umum 1 jurusan TKJ di sekolah ku. Pada saat itu aku senang sekali, Mamaku dipanggil ke atas panggung untuk foto bersama dan menerima hadiah," ungkapnya, dikutip dari laman Puspresnas Kemdikbud, Sabtu (11/5/2024).
Gagal Juara Berkali-kali
Masa SMK adalah gerbang bagi Hengky menuju pengalaman berharga. Meskipun sudah banyak kesempatan bagi Hengky ikut berbagai lomba, tetapi ia sempat gagal berkali-kali.
Pada tahun pertama SMK, Hengky ikut seleksi internal sekolah menuju Lomba Kompetensi Siswa (LKS). Hasilnya, ia gagal mewakili sekolah. Pantang menyerah, ia pun mencoba kembali di tahun ke-2.
Akhirnya, ia mewakili sekolah dan lolos ke babak nasional. Hengky pun Hengky memperoleh medali perak bidang lomba IT Software Solutions for Business, tetapi gagal melangkah ke tahap berikutnya.
"Kebetulan pada saat itu peraih medali perak ada 2 orang dan karena beberapa alasan teknikal coding, yang terpilih untuk maju ke tahap selanjutnya di Seleksi Nasional adalah peraih medali emas dan peraih medali perak yang satunya lagi," tuturnya.
Masih penasaran seberapa jauh talentanya bisa berkembang, Hengky kemudian ikut lomba Binus National Skills Competition (BNSC). Di ajang tersebut, Hengky juara 1 dan berkesempatan mewakili Indonesia di ASEAN.
Setelah 10 bulan ikut pelatihan, Hengky berhasil mendapatkan medali emas di ajang tersebut. Prestasi internasional pun kembali ia dapatkan di tahun berikutnya dengan menjuarai lomba IT Software Solutions for Business di WorldSkills Asia Abu Dhabi 2018.
Masih belum puas, Hengky melesat maju kembali di World Skills Competition (WSC) 2019 di Kazan, Rusia. Pada ajang tersebut, ia mendapat medali perak di bidang lomba IT Software Solutions for Business.
Hengky kemudian mengambil jurusan kuliah Computer Science di Binus Internasional. Ia lulus dengan predikat summa cum laude. Kepada anak muda lainnya, Hengky berpesan agar selalu bersemangat dalam mengejar mimpi.
"Semangat belajar semua tantangan, hambatan, kesulitan, dan kegagalan jadikan sebagai bahan bakar untuk meloncat lebih tinggi lagi. Sometimes God doesn't give you what you think you want, not because you don't deserve it, but because you deserve so much more," pesannya.
(cyu/nwy)