M Yusef Tiansyah dinobatkan sebagai wisudawan tertua pada wisuda ke-129 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Sabtu (20/4/2024) kemarin. Kecintaannya pada riset mendorong untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi.
Wisudawan Departemen Manajemen Teknologi ITS itu menamatkan studi magister pada usia 60 tahun 7 bulan. Kiprahnya dalam dunia penelitian, khususnya soal hujan buatan membuat Yusef menggali dampaknya untuk masyarakat.
Menurut Yusef masih sedikit penelitian yang mengkaji manfaat ekonomi dari teknologi hujan buatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya perlu keilmuan lebih lanjut dari perguruan tinggi untuk mengkaji hal ini," kata dia, dikutip dari ITS Surabaya.
Meski sebelumnya memiliki motivasi untuk kembali kuliah, tetapi Yusef sempat ragu mengingat usianya tak lagi muda. Namun, keraguan tersebut enyah lantaran dukungan keluarga dan kolega, salah satunya dari Direktur Pengelolaan Laboratorium, Fasilitas Riset, dan Kawasan Sains Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Maka Yusef pun mantap mulai melanjutkan S2 sejak 2021.
Sembari memegang jabatan fungsional dalam tubuh BRIN, Yusef sempat kewalahan membagi waktu antara kuliah dan bekerja. Hal ini membuatnya memegang prinsip disiplin dalam mengerjakan segala tugas.
"Saya tidak suka menunda tugas dan sistem kebut semalam," ujarnya.
Bantuan rekan sesama mahasiswa ikut membantu Yusef dalam perkuliahan. Yusef mengaku sering berdiskusi saat menemukan kesulitan dalam tugas ataupun mata kuliah. Baginya hal ini membantu menggali pemahaman yang mendalam.
Yusef menyusun tesis dengan tajuk "Analisis Kontribusi Teknologi Modifikasi Cuaca Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Listrik dan Air Minum Kabupaten Purwakarta Jawa Barat".
"Ditemukan bahwa 93,12 persen air hasil hujan buatan berkontribusi pada PDRB Kabupaten Purwakarta," jelasnya.
Yusef menilai penelitiannya dapat dikembangkan pada variabel lain dan dihubungkan dengan sektor ekonomi lainnya. Dia pun berharap hasil penelitiannya dapat menjadi rujukan untuk mahasiswa ataupun rekan unit kerja.
Selama menempuh jenjang magister, Yusef menemukan dirinya masih mampu menyerap ilmu dengan baik dan kemampuan analisisnya meningkat.
"Tidak ada istilah tidak bisa dan sulit, kuncinya adalah mau belajar dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin," pungkas Perekayasa Madya Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan BRIN itu.
(nah/nwy)