Mengajar bahasa Bali di negeri orang menjadi pengalaman unik yang dirasakan Ketut Edy. Dosen Politeknik Negeri Bali (PNB) ini berkesempatan menjajalnya di University of Wisconsin, Madison, Amerika Serikat.
Ketut Edy menuturkan, pengalaman sejenis bukan kali pertama baginya. Sebelumnya, ia mengajarkan bahasa dan budaya Indonesia pada mahasiswa Jerman. Bagaimana kisahnya?
Mengajar Bahasa Bali untuk Mahasiswa Luar Negeri
Semula, Edy mengajar mengajar bahasa Indonesia kepada mahasiswa magang asal Jerman secara lepas waktu serta mahasiswa Darmasiswa. Diketahui, Darmasiswa adalah program beasiswa pendidikan tinggi dari Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbudristek bagi mahasiswa asing yang studi di kampus-kampus RI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesempatan untuk mengajar bahasa Bali di University of Wisconsin sendiri kemudian datang melalui program South East Asian Studies Summer Institute (SEASSI). Program intensif ini ditawarkan University of Wisconsin Madison bagi orang-orang yang tertarik untuk studi Asia Tenggara.
Ketut Edy mengatakan, ia sebelumnya telah mengikuti program SEASSI pada 2012 lalu berkat informasi dari rekannya.
"Awalnya, saya sebenarnya diperkenalkan dengan SEASSI oleh Dr. Amelia, teman dari Australian Indonesian Youth Exchange Program (AIYEP) '98, di sebuah reuni kecil di Bali. Dari sana kesempatan untuk mengajar bahasa dan budaya Indonesia terbuka," kata Ketut Edy.
"Permintaan dari University of Wisconsin untuk mengajar bahasa Bali merupakan tantangan baru yang saya terima dengan senang hati," ujar Ketut Edy, dikutip dari laman Direktorat Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek.
Mengajar Bahasa Bali di Kampus AS
Di University of Wisconsin, pengalaman Ketut Edy dimulai dengan orientasi dan perkenalan bersama guru dan mahasiswa. Ia kemudian terlibat dalam pembuatan bahan ajar mandiri dan mengajar bahasa Bali sebagai bahasa pengantar.
Ia menuturkan, dirinya juga menggelar berbagai kegiatan ekstrakurikuler untuk memperkenalkan budaya Indonesia dan Bali kepada mahasiswa.
"Saya juga turut mengajar bahasa Indonesia di sana," tambah Ketut Edy.
Dalam kegiatan ekstrakurikuler, Ketut Edy di antaranya membuat sebuah drama dengan bahasa Indonesia, Bali, dan Jawa. Momen puncaknya yakni Ketut Edy, siswa, dan guru menyanyikan lagu-lagu tradisional, seperti Jangi Janger dari Bali dan Bengawan Solo dari Jawa.
"Melalui lagu-lagu ini, kami merasakan kekayaan budaya yang luar biasa dari Indonesia sehingga memberikan pengalaman yang lebih dalam tentang, keberagaman budaya Indonesia," tuturnya bangga.
Turut Belajar dari Mahasiswa AS & Staf Kampus
Baginya, pengalaman mengajar di kampus AS tersebut memungkinkan ia juga belajar banyak untuk pribadinya dan dunia profesionalnya dari interaksi dengan mahasiswa dan staf.
"Pengalaman mengajar bahasa Bali di University of Wisconsin ini tidak hanya mengasah kemampuan mengajar saya, tetapi juga membuka mata terhadap keanekaragaman budaya dan bahasa di dunia," tuturnya.
"Saya berharap, melalui pengalaman ini, dapat terus berkontribusi dalam memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia, khususnya Bali kepada dunia," harap Ketut Edy.
(twu/nwk)