Ada yang berbeda dari mahasiswa Teknik Geofisika Institut Teknologi Bandung (ITB) bernama Muhammad Rakha Dizionario ini. Bagaimana tidak, ia menjadi mahasiswa tingkat akhir termuda di ITB pada usia 19 tahun.
Tidak berhenti disitu, mahasiswa Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) angkatan 2020 ini pun mengikuti program fast track S2 ITB. Program ini memungkinkannya menyabet gelar master di usia 20 tahun, waw!
Perjalanan pendidikan Rakha tidak lepas dari program akselerasi. Melalui akselerasi, Rakha bisa menyelesaikan program dalam waktu yang lebih singkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana ceritanya? Yuk simak dikutip dari rilis resmi ITB, Senin (25/3/2024).
Awalnya Didorong Keinginan Orang Tua
Pada ceritanya, Rakha menjelaskan ia mengikuti tiga kali program akselerasi pada saat SD, SMP, dan SMA. Program ini memungkinkan percepat waktu belajarnya masing-masing selama satu tahun.
Awalnya kala di jenjang SD dan SMP, Rakha mengaku mengikuti program akselerasi karena didorong oleh keinginan orang tua. Tetapi, memasuki jenjang SMA program berada di bawah tanggung jawabnya.
Lantaran dipercepat, akselerasi pasti memiliki tantangannya tersendiri terutama dalam hal jadwal belajar yang cukup padat. Oleh karena itu, selama bersekolah ia hanya fokus dalam hal akademik tanpa mengikuti organisasi.
Kesempatan yang tidak dimilikinya selama bersekolah itu, akhirnya ditebus lunas kala berkuliah di ITB. Masuk melalui jalur SBMPTN, Rakha merupakan mahasiswa termuda diangkatannya.
Oleh karena itu, Rakha sempat merasa sedikit kesulitan untuk bersosialisasi karena minder terkait usia. Namun, setelah menjalani studi di Teknik Geofisika ITB, ia menjadi sosok yang aktif mengikuti Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika "TERRA" ITB di berbagai program kerja.
Bagi Rakha, organisasi membuatnya lebih berkembang dan menguasai banyak soft skill. Sehingga tidak ada kata menyesal di dalam kamusnya terkait pilihan ini melainkan menjadi pengalaman yang tidak bisa terlupakan dalam hidupnya.
Ikut Program Fast Track S2
Tidak hanya di jenjang sekolah, Rakha mengambil keputusan untuk kembali mempercepat masa studinya melalui program fast track S2. Hal ini dilakukannya usai menyadari dirinya memiliki minat di bidang pertambangan.
Sehingga, S2 Rekayasa Pertambangan ITB menjadi pilihannya untuk melanjutkan studi melalui program fast track. Seperti akselerasi, fast track memungkinkan Rakha menyelesaikan studi S2 lebih cepat.
Karena beberapa mata kuliah S2 sudah bisa diambil dari semester 7 dan 8. Hal tersebut juga dapat membuatnya menyelesaikan S2 pada usia 20 tahun.
Rakha memberikan pesan kepada para sesama mahasiswa akselerasi yang berniat mengikuti program fast track. Percepatan studi menurutnya butuh tujuan yang jelas, tujuan ini bisa menentukan apakah akselerasi perlu dilakukan atau tidak.
Begitu pun untuk fast track, sebelum mengambilnya mahasiswa perlu menentukan setelah lulus S1 mau langsung bekerja atau lanjut studi. Jika diperlukan pemahaman lebih mendalam terkait bidang suatu ilmu, S2 adalah pilihan baik terlebih bisa selesai lebih cepat.
"Untuk fast track bisa menentukan dulu mau kerja atau S2 dulu. Menurut saya kalau mau S2 dulu, khususnya prodi Pertambangan, bisa memahami aspek pertambangan lebih dalam lagi," pungkas Rakha.
(det/nah)