Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan tujuan pembangunan berkelanjutan yang disepakati negara anggota PBB, termasuk Indonesia. Salah satu poin dari SDGs adalah inovasi digital.
Dalam mendorong terciptanya inovasi dan transformasi digital, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berkolaborasi dengan Jejaring Universitas Indonesia atau Nationwide University of Indonesia (NUNI). Kerja sama ini disahkan lewat penandatanganan partnership pada Jumat (15/3/2024).
"Kemitraan ini menyediakan platform yang berharga untuk kolaborasi pertukaran pengetahuan, memungkinkan kami untuk berbagi praktik terbaik dan mengembangkan solusi inovatif yang berkontribusi pada Indonesia yang lebih eksklusif secara digital," ujar Kepala Perwakilan NUNI, Budi Winarko dalam acara penandatanganan partnership di Binus University Anggrek, Jakarta Barat, Jumat (15/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan yang sama, turut hadir Sekretaris Kemenpan RB Rini Widyantini. Ia mendukung penuh kerja sama dari PBB, NUNI, dan Asosiasi Pemimpin Digital Indonesia (APDI) ini.
"Saya senang, isu-isu ini diangkat dan disebutkan dalam digital services atau layanan digital. Layanan digital dalam konteks ini merupakan isu pemerintahan yang menjadi salah satu pilar dan visi yang telah diluncurkan oleh Kominfo juga," tutur Rini.
5 Pilar Transformasi Digital yang Harus Dipahami
Menurut Rini, kerja sama ini merupakan gerbang menuju kemajuan Indonesia dalam berbagai sektor. Oleh karena itu, anak muda yang dilibatkan dalam usaha ini perlu memahami terlebih dahulu pilar penting transformasi digital.
"Transformasi digital adalah usaha besar yang perlu dilakukan dalam waktu lama dan kami sangat bangga akhirnya, kita dapat mencapainya secara langkah demi langkah dan menyambut ibu-bapak sekalian untuk turut menyukseskannya," kata Rini.
"Ada lima pilar yang mendorong suksesnya transformasi digital di Indonesia. Yaitu, digital skill, digital safety, digital culture, digital ethics, dan digital economy," tambahnya.
Secara umum, kelima pilar tersebut berguna dalam mendorong transformasi digital Indonesia. Secara khusus, pemahaman ini bisa membantu anak muda dalam memperdalam skill-nya jika ingin berkarier di dunia digital.
Adapun maksud dari lima pilar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Digital Skill
Digital skill berhubungan dengan kemampuan dalam memahami dan menggunakan teknologi digital. Seseorang bisa dikatakan telah mempunyai digital skill jika sudah bisa mengoperasikannya untuk kehidupan sehari-hari.
2. Digital Safety
Digital safety adalah kemampuan seseorang dalam mengenali, menerapkan, dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital. Digital safety menjadi penting di zaman banyaknya pencurian data pribadi secara digital.
3. Digital Culture
Digital culture merupakan bentuk aktivitas masyarakat di ruang digital dengan tetap memiliki wawasan kebangsaan, nilai-nilai Pancasila, dan kebhinekaan. Artinya, dengan memahami digital culture, maka seseorang tak akan semena-mena memanfaatkan kemampuan digitalnya.
4. Digital Ethics
Digital ethics adalah kemampuan menyadari mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
5. Digital Economy
Digital economy menunjukkan bagaimana industri kreatif berbasis konten dan aplikasi hingga keterampilan digital (digital skill). Pemahaman digital economy ini dapat menjadikan masyarakat Indonesia kompetitif dengan negara lainnya.
(cyu/nwy)