Wahyudi, SPd, Gr dikenal sebagai guru fisika di SMAN 1 Balongpanggang, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Baru-baru ini, ia mengembangkan website untuk belajar fisika bagi siswa maupun sesama guru.
Guru yang aktif mengajar di kelas 10 dan 11 ini merupakan salah satu dari 272 guru Indonesia penerima beasiswa Microcredential CS50x Indonesia-Harvard University 2024 yang digelar Kemendikbudristek dan LPDP. Bagaimana kisah guru fisika ini belajar pemrograman, kecerdasan buatan (AI), hingga pengembangan website langsung dengan dosen Harvard?
Bekal Informatika di Sekolah Kurikulum Merdeka
Guru ini menuturkan, SMAN 1 Balongpanggang merupakan Sekolah Penggerak angkatan pertama. Sudah 2,5 tahun sekolahnya menerapkan Kurikulum Merdeka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kurikulum Merdeka di antaranya menerapkan mata pelajaran Informatika untuk siswa kelas 10-12. Keterbatasan tenaga pendidik tentang mata pelajaran ini memantiknya untuk ikut program Microcredential CS50x Indonesia-Harvard University 2024.
Sebagai guru fisika, Wahyudi mendapati dirinya lolos beasiswa dan belajar pemrograman bersama guru-guru bahasa Inggris hingga desain komunikasi visual (DKV).
"CS50x dari kementerian itu memberikan peluang kepada guru sebesar-besarnya, khususnya untuk guru matematika, rumpun IPA. Otomatis fisika, kimia, termasuk. Kemudian guru bahasa Inggris juga bisa, dan guru informatika," terang Wahyudi pada detikEdu.
"Untuk yang jenjang SMK, ada juga yang dari teknik komputer jaringan, lalu DKV, itu juga bisa masuk untuk berpartisipasi dalam kursus ini," tuturnya.
Masuk masa belajar sepanjang 22 minggu, ia berharap apa yang dipetiknya bisa jadi bekal pembelajaran informatika di sekolah. Sepanjang Oktober 2023-Maret 2024, ia dan rekan-rekan guru belajar algoritma, struktur data, encapsulation, manajemen sumber daya, keamanan, software engineering, sampai web development.
Kemudian pada 8-9 Maret 2024, ia juga belajar langsung secara tatap muka dengan dosen Prof David J Malan, Gordon McKay Professor, Practice of Computer Science Harvard University dalam workshop digital skill di Jakarta Intercultural School (JIS).
"Jadi CS50x ini memberikan fondasi bagi guru untuk mengembangkan keterampilan dalam bahasa pemrograman selanjutnya. Karena tidak bisa kita pungkiri, ke depannya digitalisasi itu tidak terelakkan," tuturnya pada detikEdu.
Mengembangkan Web Belajar Fisika
Wahyudi menuturkan, beasiswa program kursus Microcredential CS50x Indonesia-Harvard University 2024 diakhiri dengan final project bebas. Syaratnya, proyek akhir ini berisi implementasi ilmu selama pendidikan untuk mendukung pembelajaran maupun administrasi di sekolah agar lebih baik.
Ia sendiri mengakhiri pendidikannya dengan mengembangkan web statis belajar fisika bagi siswa maupun guru. Untuk bantu siswa dalam masalah perhitungan, web salah satunya berisi tools berhitung dengan persamaan dari berbagai topik, misalnya soal percepatan.
"Biasanya fisika ada hitungan, harus hitung manual satu-satu, cek persamaannya benar atau nggak. Ini butuh waktu lama. Dengan aplikasi yang saya kembangkan, bisa dimasukkan besarannya, sudah dapat hasilnya. Jadi untuk guru, tidak banyak habis waktu untuk menyiapkan, misalnya, soal latihan, dan skenario pembelajaran yang berhubungan," tuturnya.
"Dan untuk siswa, itu nanti bisa jadi acuan kalau mereka seandainya belajar secara mandiri, agar tahu yang dia pahami sudah benar atau salah. Dengan akses ke website ini, tanpa harus ditemani guru, mereka sudah dapat tahu hasilnya. Kalau mereka sudah bisa belajar secara mandiri, otomatis peluang mereka melakukan eksplorasi secara mandiri akan semakin besar," imbuhnya.
Saat ini, Wahyudi juga menerapkan tool konversi di website-nya. Tool ini memungkinkan siswa maupun guru melakukan konversi dari satuan yang satu ke satuan lainnya.
"Terus saya juga sediakan tempat untuk mempelajarinya secara online. Saat ini saya masih mengkaitkan video dari YouTube yang mendukung pembelajaran konsep itu ke produk saya," jelasnya.
"Final project terbatas waktu ya, jadi saya punya tujuan nanti (setelah kembali ke sekolah) ini akan saya lengkapi untuk semua topik fisika. Dan kompleksitas produk saya juga akan saya tingkatkan lagi. Jadi ini adalah langkah awal untuk kelanjutan yang lebih jauh," tuturnya tersenyum.
Belajar Hampir Setiap Hari
Dalam pembelajaran mandiri, Wahyudi senang mendapati ada beragam media dan forum belajar yang dapat dipilih. Belajar lewat video, slide, catatan, sessions, hingga diskusi dengan teman bisa ia jalani.
Materi CS50x secara daring oleh Prof Malan juga dapat fleksibel diakses Wahyudi. Kemudian pada Senin sampai Sabtu (Senin-Jumat waktu Amerika), ia dapat memilih tiga waktu berbeda untuk mengikuti sesi bersama para teaching fellows.
"Setiap hari disediakan tiga teaching fellows. Kalau di Indonesia itu Senin pukul 07.00-08.30, kemudian lanjut 18.00-19.30 dan 19.30-21.00," jelasnya.
"Karena Sabtu di sini itu masih Jumat malam di Amerika, jadi lanjut belajar Sabtu dari 07.00-08.30. Kita dibebaskan pilih sesi yang mana. Mau ikut semua nggak apa-apa, mau ikut minimum satu atau sampai lima juga boleh," imbuhnya.
Wahyudi menambahkan, para guru dibagi ke dalam sejumlah kelompok. Tiap kelompok juga didampingi coach untuk belajar.
"Pihak Kemendikbudristek juga menyediakan coach bagi kami. Coach ini diambil dari guru-guru penerima beasiswa angkatan pertama," jelasnya.
Di Learning Management System (LMS) yang disediakan Harvard Online, ia lalu dapat memilih mengerjakan problem set (P-Set) tingkat more comfortable sampai less comfortable. Sementara pekan depannya di jam kerja, ia bisa mengonsultasikan problem set mana saja yang belum bisa dan sudah bisa diatasi.
"Jadi siklusnya 2 minggu. Di pekan selanjutnya, 2 minggu selanjutnya itu dilanjutkan ke materi berikutnya," terang Wahyudi.
Pada workshop tatap muka dengan Prof Malan, ia antara lain belajar tentang pedagogi hingga microteaching.
"Jadi dari CS50x ini otomatis meningkatkan keterampilan berpikir secara komputasi untuk menyelesaikan masalah ke depannya, tidak hanya dengan menghafal atau mengetahui cara pengerjaan tertentu saja," tuturnya.
Bagaimana detikers, tertarik ikut beasiswa kursus Harvard University ini juga? Pantau masa pendaftaran selanjutnya, ya!
(twu/nwk)