Belajar dan memiliki pengalaman internasional mungkin impian bagi pelajar di seluruh dunia. Seperti juga yang dirasakan Elizabeth Vu, mahasiswa Monash University Australia yang tengah menempuh program magister hukum.
Liz panggilan akrabnya merupakan penerima beasiswa New Colombo Plan (NCP) Australia, tepatnya di bawah Australian Consortium for In-Country Indonesian Studies (ACICIS) Law Professional Practicum. Selaras dengan hal tersebut, ia tengah melakukan program magang di firma hukum Indonesia bernama Misael Law and Partners.
Bukan perjalanan magang biasa, Liz mengaku kembali menemukan kehidupannya yang hilang saat magang di Indonesia. Kok bisa? Begini ceritanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ingin Lari Dari Kenyataan
Liz bercerita keadaannya tidak baik selama Covid-19 menjadi pandemi di seluruh dunia. Ia sempat mengalami Covid yang dimulai dengan rasa sakit di bahu hingga didiagnosis menderita penyakit kronis dan kelelahan.
Keadaannya saat itu sempat membuatnya jatuh, bahkan berpikir dunia ini tidak memiliki tempat untuknya. Hingga akhirnya pada suatu malam, ia menemukan informasi terkait program NCP.
"Hingga suatu malam, sekitar jam 11 malam di bulan Juli atau Mei 2023 saya menemukan sesuatu yang disebut Australian Consortium for In-Country Indonesian Studies disingkat ACICIS," ungkapnya dalam acara Perayaan Sepuluh Tahun Program Beasiswa New Colombo Plan, Selasa (6/2/2024) di Kedutaan Besar Australia Indonesia, Jakarta Selatan.
Awalnya Liz mengaku tertarik program NCP karena ingin lari dari kenyataan dan penyakitnya. Namun semakin mengumpulkan lamaran, ia sadar bila program ini adalah hal yang dicintainya terutama untuk bertemu orang, budaya, dan sejarah yang berbeda.
Keberuntungan berpihak padanya lantaran ia diterima dalam program NCP. Ia lantas melakukan perjalanan ke Jakarta pada malam tahun baru 2024 lalu dan petualangan dimulai.
"Aku tidak berbohong, hari-hari pertama di Jakarta agak sulit. Selama dua minggu pertama diisi dengan pelatihan bahasa Indonesia secara intensif, seminar, dan penempatan kerja selama empat minggu," tambahnya.
Menemukan Diri Kembali
Belajar dan ditempatkan di bidang hukum, Liz menghadiri berbagai sidang di pengadilan Indonesia. Menurutnya Indonesia dan Australia memiliki perbedaan dan juga kesamaan.
Terutama dalam hal nilai demokrasi yang telah diperjuangkan dengan cukup keras oleh bangsa Indonesia. Persamaan yang paling terlihat antara Indonesia dan Australia menurutnya adalah masalah keberagaman.
"Bedanya Australia multikulturalisme dan Indonesia pluralisme terhadap budaya, hukum, dan agama. Tetapi segala hal penting bagi dua negara ini termasuk makanan enak, teman, dan keluarga," tutur Liz.
Setelah mengikuti program NCP, Elizabeth mengaku telah menemukan dirinya yang dahulu. Sosok yang suka mempelajari hal baru dan sempat tertahan karena kondisinya beberapa waktu lalu.
Di tahun 2024, Liz kembali menjadi penerima beasiswa NCP dan melanjutkan perjalanan di Korea Selatan. Ia berharap dengan pengalaman baru ini, pengetahuannya tentang sistem politik dan hukum di Indo-Pasifik semakin bertambah.
"Meskipun saya mempunyai minat di bidang hukum infrastruktur, belajar di Indonesia menginspirasi saya untuk mengeksplorasi karier lain seperti keadilan sosial, diplomasi, kebijakan, dan pembangunan," pungkasnya.
Sebagai informasi, New Colombo Plan adalah program unggulan pemerintah Australia yang menawarkan beasiswa dan dana hibah bagi sarjana di negara tersebut. Untuk magang, mahasiswa diharapkan bisa meningkatkan pengalaman profesional yang tak ternilai, membangun kompetensi lintas budaya dan meluaskan jejaring.
Sedangkan mitra yang bergabung dalam program ini adalah kantor pemerintahan dan parlemen, organisasi non-pemerintah serta penyedia jasa kesehatan, startup, hingga perusahaan multinasional.
(det/pal)