Mengenal Lab Belajar Ibu, Komunitas Pemberdayaan IRT dari Alumni LPDP

ADVERTISEMENT

Mengenal Lab Belajar Ibu, Komunitas Pemberdayaan IRT dari Alumni LPDP

Nikita Rosa - detikEdu
Kamis, 25 Jan 2024 17:00 WIB
Lab Belajar Ibu
Lab Belajar Ibu. (Foto: Laman LPDP)
Jakarta -

Setelah pulang dari studi di Jepang, Annisa Anindita Zein mengambil sebuah keputusan penting bagi hidupnya dan keluarga. Ia memilih untuk menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak. Namun, aktivitas perempuan yang akrab disapa Dita tak terkungkung dinding-dinding rumahnya.

Angkatan PK-2 Beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) itu terpanggil untuk mendirikan wadah pembelajaran bagi ibu-ibu rumah tangga lainnya.

Di awal, Dita merasa gelisah ingin melakukan sesuatu dengan ilmu pengetahuan yang telah didapatnya setelah mendapatkan gelar master Social Engineering dari Tokyo Institute of Technology.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keresahan tersebut ternyata juga dirasakan oleh alumni Beasiswa LPDP lainnya yang memutuskan menjadi ibu rumah tangga. Kemudian muncullah ide bersama untuk mendirikan komunitas berdaya bernama Lab Belajar Ibu pada 2021.

Lab Belajar Ibu merupakan komunitas nirlaba yang menjadi wadah para ibu yang masih ingin terus belajar dan berkontribusi.

ADVERTISEMENT

Di sini, ibu-ibu berkumpul dalam banyak ragam kegiatan pemberdayaan dan penguatan. Seperti kelas menulis, pembahasan tentang berkarier dari rumah, hingga berbagi pengalaman dan cara untuk bisa berkuliah lagi.

Pengabdian dan Kontribusi Melalui Lab Belajar Ibu

Para pendiri Lab Belajar Ibu sadar bahwa mereka tak punya privilese untuk berkarier penuh dan melakukan kontribusi dengan pekerjaan utamanya selepas merampungkan studi. Sementara gelar akademik dan berlabel lulusan kampus luar negeri terus mengusik dan menekan, mereka mempertanyakan kontribusi apa yang bisa dilakukan dalam statusnya sebagai ibu rumah tangga.

"Kita berpikir bahwa kita tetap bisa loh berkontribusi dengan cara yang lain, apalagi posisi kita sebagai ibu yang juga kita berada di jalur domestik, kita ada fleksibilitas waktu, meskipun banyak juga yang melakukan kedua-duanya, baik itu di publik maupun di domestik." ujar Annisa Anindita dalam laman LPDP dikutip kamis (24/1/2024).

Dita, panggilan akrabnya, menuturkan bahwa visi misi dan tujuan Lab Belajar Ibu mirip dengan LPDP, yaitu mempersiapkan generasi masa depan yang unggul. Hal ini dimanifestasikan dalam mempersiapkan individu ibu atau dalam hal mendidik anaknya.

Program Lab Belajar Ibu

Setidaknya ada empat program yang ditawarkan Lab Belajar Ibu, yaitu kelas menulis, bantu belajar mahasiswa, ibu back to school, dan penguatan member.

"Kita juga percaya bahwa ibu yang pembelajar itu, dia adalah fondasi yang kuat untuk keluarga yang kuat. Jadi memang ada unsur ketahanan keluarga di situ, ada juga kita fokus untuk Indonesia Emas 2045," ujar lulusan S2 itu.

Dalam pelaksanaannya, Lab Belajar Ibu memanfaatkan platform grup Whatsapp, Zoom Meeting, dan Instagram sebagai sarana komunikasi kepada para peserta.

Jumlah Anggota Lab Belajar Ibu

Pendiri lainnya, Riska Ayu Purnamasari menjelaskan, para member Lab Belajar Ibu ini telah konsisten mengikuti sejumlah program dan merasa tertarik atau memiliki pandangan yang sama. Jadi tak semua yang pernah mengikuti program Lab Belajar Ibu bisa langsung otomatis menjadi anggota.

Lulusan S3 di bidang Agriculture Science dari University of Tsukuba itu menuturkan anggota Lab Belajar Ibu telah mencapai 487 orang dengan beragam latar belakang yang tak hanya alumni Beasiswa LPDP. Ada yang bergelar S1 sampai S3 bahkan SMA.

"Latar belakang itu ada ibu kerja, ibu rumah tangga, ada ibu orang tua siswa ada juga. Jadi semuanya insya allah ada yang tersebar dari seluruh Indonesia dan mancanegara" ujar Riska.

Dorong Ibu Kembali Belajar

Lab Belajar Ibu telah mendorong semangat para ibu untuk kembali belajar. Salah satunya melalui Program Ibu Back to School. Dari 25 peserta pelatihan, setengahnya menjadi berani untuk mengikuti beasiswa untuk studi lanjut. Ada yang mengambil beasiswa LPDP, AAS (Australia Awards Scholarship), dan lainnya.

Tami Astie Ulhiza, salah satu pendiri, menekankan bahwa Lab Belajar Ibu selalu mendorong para ibu agar menjadi pembelajar yang percaya diri dan bahagia.

"Jadi kita berusaha untuk membuat lingkungan, membuat support system bagi para ibu-ibu ini. Kemudian juga ibu ini sebagai partner diskusi dalam hal ketahanan keluarga. Ketika keluarga inti kita baik, maka kita akan bisa membangun komunitas neighborhood yang baik," papar Tami.

"Kemudian ketika komunitas neighborhood itu baik, kita akan bisa menciptakan masyarakat yang juga baik dan secara lebih luas lagi." pungkas alumni International Islamic University Malaysia itu.




(nir/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads