Perkenalkan Sanggar Kinanti Sekar Jogja, Bangun Seni dengan Edukasi dan Kolaborasi

ADVERTISEMENT

Perkenalkan Sanggar Kinanti Sekar Jogja, Bangun Seni dengan Edukasi dan Kolaborasi

Noor Faa'izah - detikEdu
Sabtu, 30 Des 2023 08:00 WIB
Sanggar Seni Kinanti Sekar Jogja
Foto: Noor Faa'izah/detikcom
Jakarta -

Sanggar seni tidak hanya sekadar wadah untuk belajar kesenian, tetapi juga merupakan pusat kreativitas dan pelestarian budaya. Begitulah semangat yang dibawa oleh Kinanti Sekar Rahina, pemimpin Sanggar Seni Kinanti Sekar.

Sebelumnya, Kinanti Sekar Rahina, mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan 1 Kasihan (SMKI Yogyakarta) dan melanjutkan di Institut Seni Yogyakarta dari tahun 2007-2012. Berbekal ilmu pengetahuan, pengalaman, dan ketertarikan di bidang seni, Sekar akhirnya resmi mendirikan Sanggar Seni Kinanti Sekar pada 24 Juli 2015. Hingga kini, Sanggar Seni Kinanti Sekar (SSKS) telah menjalankan lebih dari 30 kelas yang terdiri dari kelas seni tari, seni pantomim, dan aksara Jawa.

Pada prosesnya, pembelajaran di SSKS dibantu oleh 14 pelatih yang terdiri dari 10 pelatih tari, 2 pelatih aksara jawa, dan 2 pantomim. Kegiatan latihan reguler diselenggarakan setiap Senin sampai Jumat, mulai pukul 16.00 hingga 21.00, dan bertempat di Jl Brigjend Katamso GM II/1226 Prawirodirjan, Gondomanan, Kota Yogyakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seiring dengan perkembangannya, aktivitas kelas SSKN juga dilakukan di beberapa titik diantaranya BPNB DIY Kemdikbud, PKBI Taman Siswa, Pendopo Agung Kedaton Ambarrukmo, dan Animalika Kaliurang.

Eksistensi sanggar pun mulai didengar oleh masyarakat Yogyakarta hingga mancanegara. Pada 2018, SSKS berhasil memperoleh penghargaan Young Creative Competition yang diselenggarakan oleh UNESCO dan Citi Foundation.

ADVERTISEMENT

Melalui program Youth Economy Empowerment in Indonesia's Heritage Sites through Capacity Building and Sustainable Tourism, SSKS mendapatkan pendampingan untuk kembali menganalisis usahanya termasuk menjaga nilai-nilai pelestarian.

"Kita mengusung warisan budaya, bahwa tarian ini tidak hanya proses belajar tetapi juga nilai-nilai pelestarian yang tidak berhenti di situ saja," ujar Sekar (27/12/2023).

Kurikulum Seni dengan Program Ujian Kelulusan

Sanggar Kinanti Sekar membuka kesempatan bagi siapapun yang ingin belajar kesenian, bahkan jika dari nol sekalipun. Format kurikulum yang disediakan pun menerima peserta didik dari berbagai tingkatan usia, mulai anak-anak hingga orang dewasa yang diklasifikasikan ke dalam empat kelas.

Pertama, Kelas Gerak dan Lagu untuk anak-anak usia 4 hingga 6 tahun yang baru mengenal irama dan tindakan menduplikasi gerakan. Kedua, Kelas Tari Kreasi Anak untuk usia 7 hingga 12 tahun yang akan belajar tari kreasi Sanggar Kinanti Sekar seperti tari Nyawiji, tari Padang Bulan, dan tarii Djampi Gugat. Sementara untuk Kelas Tari Kreasi Dewasa dan Kelas Tari Klasik, terbuka dari usia SMP hingga dewasa tanpa ada batas usia.

"Sanggar mencoba untuk saling ngemong, kalo mau bareng-bareng ayok. Dengan adanya ketekadan kami mau mengajarkan dan saling belajar bersama," jelas Sekar.

Peserta didik akan belajar satu jenis tarian selama 4 bulan dan setiap akhir bulan ke-4 akan ada pementasan untuk menguji kemampuan menari menari mereka. Seperti Pentas Nyawiji #22 yang diselenggarakan di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta pada 10 Desember 2023 kemarin.

Setelah melalui kelas reguler yang terdiri atas 3 tahapan tari, peserta sanggar akan melakukan ujian kelulusan yang dilangsungkan secara tertutup untuk mendapatkan sertifikat.

"Ujian kelulusan ini kenapa kami membuatnya demikian? Karena ada hal menarik ketika mereka benar-benar belajar giat dan tekun. Jadi, kita buat sertifikat seperti dari sekolah, yang ada nilainya, ada tulisannya," ungkap Sekar.

Baru setelah lulus, bagi peserta sanggar yang masih ingin belajar dan menekuni seni tari bisa masuk ke Kembang Gunung Dance yaitu anak sanggar dari SSKN.

Ruang Kolaborasi untuk Membangun Inspirasi

Dalam dunia seni, Sekar meyakini bahwa kekuatan luar biasa dapat terpancar ketika berbagai bakat berkumpul dan menciptakan karya bersama. Seperti dalam pementasan Pekan Budaya Difabel pada tanggal 27 November 2023 di Desa Wisata Rumah Domes, Prambanan.

"Kemarin PBD, kita yang ketiban sampur. Saya sebagai sutradara, Mbak Alfi sebagai penulis dan Mbak Febri koreografer, ya pemainnya adek-adek sanggar dan anak-anak orkestra. Jadi kami lebih senang kolaborasi," tutur Sekar.

Sanggar Seni Kinanti Sekar lebih senang mengarahkan peserta sanggar untuk penampilan yang sifatnya kolaboratif.

"Jarang atas nama Sanggar Seni Kinanti Sekar menggunakan nama kami untuk lomba-lomba. Karena kami melihat seni bukan sebagai kompetisi tapi ruang belajar bersama membangun karakter anak itu sendiri," jelas Sekar.

Proses kreatif yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari anak-anak, dewasa, hingga profesional menciptakan pengalaman seni yang mendalam.

"Jadi kita combine, biar saling melengkapi. Saling belajar, mereka mengamati kakak-kakaknya ih bagus ya, terus mereka semakin tertarik menari. Itu sih yang menurut saya kaya sekali dalam kolaborasi, ada ruang saling menginspirasi," ujar Sekar.

Kolaborasi memang menjadi kunci SSKN untuk terus beradaptasi sembari menciptakan karya seni yang memukau. Dalam aktivitas kelas reguler, SSKN bekerja sama dengan Jawacana untuk membuat kelas belajar aksara Jawa. Kelas yang terbuka gratis bagi siapa saja ini bebas diikuti mulai dari anak-anak hingga dewasa tanpa batasan usia asal mampu melakukan baca tulis biasa.

Bagi detikers yang tertarik mengikuti kelas di Sanggar Seni Kinanti Sekar, kini mereka membuka pendaftaran gelombang II untuk seluruh kelas dari tanggal 27 Desember 2023 hingga 6 Januari 2024. Informasi selengkapnya dapat mengunjungi akun Instagram Sanggar Seni Kinanti Sekar (@sanggarkinanti) atau nomor 081228002213.




(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads