Tiga mahasiswa magister (S2) Institut Teknologi Bandung (ITB) raih medali emas di ajang International Science Invention Fair (ISIF) dengan inovasi platform transformasi kreatif di bidang budaya. Inovasi ini bernama (Ruang Budaya) Rudaya.
Dikutip dari rilis di laman resmi ITB, Rabu (27/12/2023), Rudaya dijelaskan sebagai aplikasi penghubung seniman dengan pencinta seni yang mencari seniman. Aplikasi yang diciptakan oleh Irfan Walhidayah dan M Furqan Nazuli dari Magister Teknik Informatika angkatan 2023 serta Triana Manalu dari Magister Perencanaan Kepariwisataan ITB angkatan 2023 ini pertama kali diimplementasikan di Bali.
Melalui karya berjudul "Rudaya~Connect the Art Platform: Creative Transformation as an Effort to Maintain Existence Indonesian Culture and Artists", Rudaya tercipta sebagai upaya melestarikan keberadaaan budaya Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seniman Jadi Target Utama
Lebih lanjut, dijelaskan bila Rudaya bertujuan untuk meningkatkan kehadiran seniman dan karyanya tidak tergerus oleh perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat saat ini. Terlebih kini semua dengan mudah menghadirkan ilustrasi menggunakan kecerdasan artifisial.
Meski kini dunia telah memasuki revolusi industri 4.0, seniman dinilai kurang mendapat fasilitas dan koneksi optimal terhadap teknologi. Sehingga lingkup promosinya masih terbatas dalam lingkup komunitas sekitar yang hanya tahu sosok tersebut.
Selain itu, puncak pandemi COVID-19 juga semakin memperburuk penghasilan seniman karena banyaknya destinasi wisata ditutup hingga pameran dibatalkan. Hal ini menjadi faktor kritis mengapa seniman yang mengangkat budaya Indonesia perlu diperhatikan.
Sehingga mereka bisa mendapatkan pekerjaan dari pihak yang membutuhkan layanan seni secara langsung dan menambah penghasilan.
"Diperlukan inovasi teknologi untuk menghubungkan pencari layanan seni tradisional dengan seniman tradisional," ujar Irfan salah satu anggota tim.
Sudah Punya Hak Cipta
Diketahui, Rudaya menggunakan metode design thinking yang menerapkan langkah empathize, define, ideate, prototype, dan test. Setelah diuji, aplikasi ini memiliki tingkat kegunaan hingga 89.4 persen yang berarti Rudaya bermanfaat, mudah dipelajari, efektif, dan efisien.
Detikers bisa menemukan Rudaya di Google Play Store bagi pengguna ponsel Android atau laman resminya di link https://rudaya.id/. Hingga saat ini, Rudaya telah diunduh lebih dari 500 kali dengan rating 4,8 yang berarti sangat baik.
Tak hanya meraih emas di ajang International Science Invention Fair (ISIF) yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) dan Universitas Udayana, Rudaya juga telah memperoleh Hak Cipta Program Aplikasi dan Merek Layanan dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Indonesia.
Jadi, apakah detikers berminat untuk menggunakan Rudaya dan ikut membantu seniman lokal Indonesia?
(det/nah)