Sejumlah kursi kereta api eksekutif hingga luxury PT INKA merupakan karya SMKN 2 Salatiga, Jawa Tengah. Nilai proyek dari kerja sama ini pun terus bertambah setiap tahunnya.
Guru SMKN 2 Salatiga, R Sartono mengatakan nilai proyek pembuatan kursi kereta api tersebut sebesar Rp 2,5 miliar pada 2022. Pada 2023 PT INKA kembali memesan kursi sebanyak 1.400 untuk rangkaian eksekutif dan 100 unit untuk rangkaian luxury.
Kursi luxury itu akan jadi kursi luxury revolving pertama dan sudah digunakan untuk kereta New Argo Lawu, New Argo Dwipangga, dan Taksaka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk proyek selanjutnya pada tahun 2024-2025 kolaborasi akan akan mencapai angka 80 miliar rupiah dengan potensi proyek kenaikan nilai TKDN (tingkat komponen dalam negeri) kereta api," kata Sartono di acara Vokasifest X Festival Kampus Merdeka yang digelar di Jakarta pada Selasa lalu (12/12/2023), dikutip dari rilis situs resmi Kemdikbud.
Sartono menyebut hingga saat ini sekolahnya telah membuat dua tipe kursi kereta untuk kelas eksekutif.
"Untuk tipe yang terbaru sudah dipasang di gerbong kereta Taksaka yang beberapa waktu lalu itu sedang diuji coba," ungkapnya.
Sartono menerangkan pembuatan kursi kereta api untuk kelas eksekutif model terbaru itu hampir 100 persennya adalah karya anak bangsa sendiri mulai dari desainnya, material yang dipakai, sampai pengerjaannya.
"Hanya tinggal dua komponen saja yang masih impor, sisanya sudah buatan dalam negeri semua," ujarnya.
Dia mengatakan pembuatan kursi kereta api ini melibatkan satu politeknik, empat SMK, dan industri D'Tech Engineering yang bertindak sebagai supervisi, desain, serta penanggung jawab risiko.
Karya dari siswa-siswa SMKN 2 Salatiga itu sebelumnya turut dipamerkan dalam Vokasifest X Festival Kampus Merdeka 2023 oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Pada acara yang sama, Menteri Nadiem mengatakan, sekarang ini satuan pendidikan vokasi sudah tidak lagi berkolaborasi dengan hanya MoU.
Sekarang kerja sama dengan industri pada satuan pendidikan vokasi juga dilakukan melalui keterlibatan langsung industri dalam teaching factory atau project based learning di sekolah maupun perguruan tinggi vokasi.
Selain SMKN 2 Salatiga, sekolah lain yang memiliki keberhasilan serupa adalah SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Jember. Kerja sama ini mengembangkan teaching factory tambak udang. Adapun laba bersihnya mencapai Rp 1,2 miliar per tahun dan hasilnya juga berguna untuk memenuhi pasar ekspor.
(nah/faz)