Berbicara tentang pendidikan vokasi, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) RI, Nadiem Anwar Makarim menyatakan bila pembelajaran tidak bisa lepas dengan industri. Industri merupakan kunci dari pendidikan vokasi.
"Kita harus meningkatkan peran dari industri agar kualitas lulusan vokasi juga bisa ikut meningkat," ungkapnya dalam sambutan Pembukaan Vokasidest x Festival Kampus Merdeka di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Senin (11/12/2023).
Salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang terintegrasi dengan industri dan daerah di pendidikan vokasi adalah dengan SMK Pusat Keunggulan (SMK PK).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nadiem mengaku di tahun ini ia sangat senang untuk bisa melaporkan bila 35% dari seluruh anak SMK di Indonesia sudah masuk ke dalam program SMK Pusat Keunggulan. Ke depannya Kemendikbudristek akan mengejar hingga mayoritas sekolah SMK memiliki program SMK PK.
"SMK Pusat Keunggulan adalah pitching factory yang mengajarkan mahasiswa dan siswa berdasarkan praktek-praktek industri. Jadi, tidak sekedar MoU tapi praktiksinya datang sehingga SMK menjadi sebuah bisnis yang mampu mengajar generasi berikutnya," tambah Nadiem.
Sehingga melalui SMK dan Vokasi, lulusannya bisa memecahkan solusi lokal bersama. Langkah ini diwujudkan dengan lebih dari tujuh ribu telah dilakukannya kolaborasi riset bersama perguruan tinggi dan SMK dengan industri.
Di ranah daerah sendiri, setidaknya ada 27 provinsi telah berkomitmen untuk memperkuat ekosistem di vokasi.
Program Kampus Merdeka
Langkah lanjutan lain untuk melakukan integrasi industri dan lembaga pendidikan adalah dengan Program Kampus Merdeka.
Dijelaskan bila program-program Kampus Merdeka yang menjadi salah satu perwujudan dari pembelajaran yang terintegrasi, telah diikuti lebih dari 900 ribu mahasiswa dan lebih dari 14 ribu praktisi.
Platform Kampus Merdeka yang dikembangkan Kemendikbudristek juga telah menjadi sarana yang mempertemukan perguruan tinggi, mahasiswa, dan industri. Lebih dari seribu perguruan tinggi serta sekitar 1,2 juta mahasiswa dan 5.200 mitra industri telah bergabung ke dalam platform ini.
Ke depannya, Kemendikbudristek berkomitmen untuk membuka kesempatan bagi lebih banyak mahasiswa mengikuti program-program Kampus Merdeka di tahun mendatang. Kuota mahasiswa peserta program pun akan ditingkatkan dari 421 ribu peserta di tahun 2023 menjadi 675 ribu peserta di tahun 2024.
Jadi, apakah di antara detikers ada alumni Program Kampus Merdeka?
(det/nwk)