21 Tahun Honorer, Guru Lili di Pelosok Banten Jadi Kepsek Usai Ikut Guru Penggerak

ADVERTISEMENT

21 Tahun Honorer, Guru Lili di Pelosok Banten Jadi Kepsek Usai Ikut Guru Penggerak

Fathul Rizkoh - detikEdu
Senin, 11 Des 2023 07:30 WIB
SMPN 9 Satap Bayah Desa Sawarna Timur Lebak Banten
Ahmad Lili (49), Kepala SMPN 9 Satu Atap Bayah di Desa Sawarna Timur, Kabupaten Lebak. (Foto: (Fathul Rizkoh/detikcom)
Lebak -

Setelah puluhan tahun jadi honorer, guru-guru di pedalaman Provinsi Banten, diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Mereka juga diangkat menjadi kepala sekolah (Kepsek) setelah mengikuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP) yang diadakan Kemendikbud RI.

Ahmad Lili (49) salah satunya. Ia menjadi guru honorer dari tahun 1998. Setelah 21 tahun jadi guru honorer, di tahun 2022, Lili dinyatakan lolos menjadi PNS.

"Saya mulai dari guru honorer, 21 tahun, di Kecamatan Panggarangan, sebelum akhirnya ikut CPNS dan lolos menjadi PNS," ucap Lili kepada wartawan ditemui di Bayah beberapa waktu lalu, ditulis Senin (11/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lili kemudian mengikuti program PGP angkatan 6 untuk meningkatkan kapasitasnya. Dari program ini, ia dibekali berbagai pengetahuan baru.

Kini, Lili menjabat sebagai Kepala SMPN 9 Satu Atap Bayah di Desa Sawarna Timur, Kabupaten Lebak. Lokasi sekolahnya berjarak 147 Km dari Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) di Kota Serang. Jumlah siswa di sekolah ini ada 107 orang untuk 3 rombongan belajar.

ADVERTISEMENT
SMPN 9 Satap Bayah Desa Sawarna Timur Lebak BantenSMPN 9 Satap Bayah Desa Sawarna Timur Lebak Banten Foto: (Fathul Rizkoh/detikcom)

"Ikut seleksi Guru Penggerak tahun 2022 dan tanggal 1 Maret 2023 mendapat SK (Surat Keputusan) sebagai kepala sekolah di SMPN 9 Satap Bayah," katanya.

Lili mengatakan, menjadi Guru Penggerak di daerah pedalaman memiliki tantangan tersendiri. Sarana dan prasarana di sekolah belum memadai jika dibandingkan dengan sekolah di kota. Dengan sarana dan prasarana yang ada, ia coba manfaatkan sebaik mungkin.

"Sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memenuhi standar tapi itu kita anggap suatu tantangan karena di PGP diajarkan berpikir berdasarkan aset yang ada. Misalnya lapangan bola bisa manfaatkan punya warga," tuturnya.

"Mengajar di daerah pelosok juga punya kelebihan di antaranya budaya patuh kesopanan. Bukan berarti di kota enggak begitu, tapi di sini masih sangat kental karakter kesopanan," sambungnya.

Sebagai Guru Penggerak, Lili harus membangun budaya positif di lingkungan sekolah. Dia menerapkan datang ke sekolah lebih awal dan pulang lebih sore.

Ia juga membuat kebijakan setiap hari Rabu para guru dan siswa melakukan sarapan bersama di sekolah. Hari Kamis ditetapkan sebagai hari bebas sampah plastik. Hari Jumat peningkatan iman dan takwa, dan Sabtu untuk olahraga bersama.

SMPN 9 Satap Bayah Desa Sawarna Timur Lebak BantenSMPN 9 Satap Bayah Desa Sawarna Timur Lebak Banten Foto: (Fathul Rizkoh/detikcom)

"Penerapan di kelas sendiri, kegiatan pembelajaran dipusatkan kepada siswa. Saya tekankan ke rekan-rekan guru bahwa tidak boleh mengajar dengan cara berceramah, sekarang banyak metode pembelajaran yang bisa dipelajari di merdeka belajar, pendekatan best learning, project learning, atau discovery learning," jelasnya.

Lili turut mendorong rekan-rekan guru lain untuk mengikuti PGP. Tapi, ia meminta pengangkatan menjadi kepala sekolah bukan menjadi tujuan utama.

"Di sini ada 2 CPNS dan tiga PPPK, saya sampaikan ke rekan-rekan untuk meningkatkan kualitas dan saya selalu ingatkan meskipun ada kebijakan pengangkatan kepala sekolah setelah ikut PGP tapi jangan jadikan itu sebagai tujuan, tapi bagaimana meningkatkan kualitas diri, soal reward pasti mengikuti ketika kualitas kitanya mumpuni," sambungnya.

Senada dengan Lili, meniti karir dari guru honorer sampai diangkat jadi PNS dan kepala sekolah juga dilakoni Rahmat Haidir (46). Ia jadi honorer dari tahun 2005 dan diangkat PNS sebagai guru Fisika tahun 2009 di SMAN 1 Cilograng.

"Waktu itu Lebak sangat terkenal sebagai daerah tertinggal, saya ingin ambil peran dan memilih jadi guru honorer di kampung sendiri. Didorong juga sama latar belakang keluarga banyak yang jadi guru," ucap Haidir ditemui di Panggarangan.

Haidir mengikuti program PGP angkatan kedua tahun 2020. Sekarang ia menjabat sebagai Kepala SMAN 4 Panggarangan di Desa Sindang Ratu, Kabupaten Lebak. Lokasi sekolahnya berjarak 131 Km dari KP3B di Kota Serang. Di sekolah ini ada 146 siswa untuk 6 rombongan belajar.

Haidir mengaku, pengangkatannya sebagai kepala sekolah merupakan penghargaan yang tidak disangka-sangka. Pasalnya, waktu itu belum ada kebijakan Permendikbudristek nomor 40 tahun 2021 mengenai pengangkatan guru penggerak menjadi kepala sekolah.

"Saya hanya ingin belajar saja, silaturahmi dengan orang banyak karena saat itu belum ada Permendikbud 40. Jadi memang motivasi saya sekadar ingin meningkatkan kompetensi, ingin melayani siswa-siswa saya," tuturnya.

Haidir mengaku menjadi kepala sekolah di daerah pelosok memiliki tantangan. Tapi ia tak ingin tantangan itu menjadi penghambat untuk meningkatkan pendidikan di Kabupaten Lebak.

"(Hambatan) tidak dominan, ada pengaruh tapi karena di guru penggerak saya diajarkan untuk berpikir berbasis aset. Jadi apa yang akan kita tonjolkan di sini? Siswa-siswa kita punya fisik yang kuat, kita berusaha mencari lomba, ekskul yang pakai fisik. Kalau akademik, kita masih kurang dari daerah lain di Banten," katanya.

"Fasilitas perlu memang, tapi tidak semua program di guru penggerak harus menggunakan fasilitas, misalnya bicara soal budaya positif, ya kita tinggal memberikan contoh saja misal penggunaan kalimat yang baik," jelasnya.

Haidir berharap penerapan program PGP bisa lebih sempurna di setiap angkatan. Menurutnya, banyak orang tua murid percaya menyekolahkan anak-anaknya di sekolah yang memiliki Guru Penggerak.

"Buat saya sebagai guru kita harus terus berkembang, pengetahuan dan kompetensi kita, PGP itu sangat cocok. Hanya saja mungkin ke depan untuk Kemendikbud, harus lebih selektif ketika menyeleksi calon Guru Penggerak, karena tentu harapan masyarakat jauh lebih besar ketika mengetahui ada Guru Penggerak di sekolah tersebut," pungkasnya.




(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads