Indonesia secara geografi terletak berada di kawasan Ring of Fire atau 'Cincin Api' Pasifik di mana adanya pertemuan tiga lempeng tektonik dunia. Seperti Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik.
Oleh karena itu, Indonesia menjadi negara yang rawan dilanda bencana alam termasuk gempa bumi dan letusan gunung berapi yang berujung dengan tsunami. Untuk itu berbagai upaya dilakukan untuk meminimalisir dampak yang bisa tercipta dari tsunami.
Salah satunya dengan berbagai inovasi karya anak bangsa seperti yang dilakukan oleh empat mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Keempatnya menggagas inovasi 'Balon Pelindung Diri' saat tsunami yang bernama Sabanatherapy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak sembarangan, melalui Sabanatherapy berhasill membawa pulang medali emas kategori kategori poster Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-36, Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kemendikbudristek dalam awarding di Universitas Padjadjaran (UNPAD), Bandung, pada Kamis 30 November 2023 lalu.
Cara Kerja Sabanatherapy
Sabanatherapy merupakan hasil karya Tim PKM Video Gagasan Konstruktif (PKM VGK) yang terdiri dari Hasan Abdul Bar (S-1 Pendidikan Teknik Elektro ) sebagai ketua tim, Aulia Rizky Ardiati (S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), Ulia Asmaul Husna (S1 Pendidikan Biologi), Irsyad Akmal Robbanii (S1 Sastra Indonesia).
Hasan ketua tim menjelaskan bila inovasinya berbentuk seperti koper yang dilengkapi dengan sensor terhadap sirine peringatan tsunami. Ketika diaktifkan koper ini memiliki berbagai fitur yang canggih.
"Bila diaktifkan, koper nantinya akan berubah menjadi balon raksasa yang mampu memuat dua orang," ujar Hasan dikutip dari rilis di laman resmi Unesa, Rabu (6/12/2023).
Canggihnya, fitur bisa diaktifkan menggunakan sistem fingerprint dan terdapat fitur pesan otomatis hingga GPS. Sehingga pemilik Sabanatherapy bisa dilacak dengan mudah oleh tim penyelamat.
Di dalamnya juga dilengkapi berbagai persediaan P3K, tabung oksigen, ransum makanan, serta fitur terapi post traumatic stress atau PTSD untuk memantau kondisi psikologis korban.
Upaya Mitigasi Tsunami Baru
Dosen pembimbing Tim PKM VGK Muamar Zainul Arif MPd menyatakan ide inovasi ini berangkat dari keresahan mahasiswanya. Mereka melihat selama ini upaya mitigasi tsunami masih berkaitan dengan peralatan, kendaraan, hunian hingga alat komunikasi.
Padahal dalam kejadian, korban jiwa ataupun mereka yang selamat ikut mendapat dampak yang besar dari tsunami. Contohnya pada tsunami Aceh tahun 2018 lalu.
Dari 200 jiwa yang terkena dampak, separuhnya mengalami gangguan pasca-trauma atau PTSD. Untuk itu, Sabanatherapy menjadi upaya mitigasi tsunami yang baru untuk meminimalisir jumlah korban termasuk memonitoring psikis korban pasca bencana tsunami.
"Karena implementasi dari gagasan ini membutuhkan waktu yang lama, akhirnya kami masukkan saja dalam PKM-VGK," ujarnya.
Berbeda dengan kategori lainnya, PKM VGK memiliki tantangan di proses penulisan narasi hingga pemenuhan berbagai aspek dalam karakteristik penilaiannya. Setidaknya selama dibuat, ada 25 revisi hingga akhirnya meraih emas.
Berdasarkan prestasi ini, Direktur Kemahasiswaan dan Alumni UNESA, Dr Muhamad Sholeh SPd MPd memberikan apresiasi kepada mahasiswanya. Ia berharap ke depannya banyak mahasiswa yang berkarya lewat PKM baik nasional maupun internasional.
(det/nwk)