.webp)
Program beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) telah memberikan banyak pengalaman menarik bagi mahasiswa. Seperti yang dirasakan oleh Fathia Feriztha Saifuddin, salah satu awardee IISMA.
Mahasiswa prodi Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan (TRKB) Universitas Airlangga (Unair) tersebut berkesempatan mendapat beasiswa IISMA tahun 2023. Saat ini ia tengah menjalani perkuliahan di di University of Edinburgh.
"Aku memilih University of Edinburgh sebab course yang tersedia sesuai dengan minatku. Selain itu, perguruan tinggi ini secara konsisten masuk ke dalam 50 perguruan tinggi terbaik di dunia selama beberapa tahun terakhir. Budaya Skotlandia dan arsitekturnya yang menarik juga memikat hatiku memilihnya," ungkap Thia, sapaan karibnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perjalanannya menempuh pendidikan di sana masih berlangsung hingga 23 Desember mendatang. Sejauh ini, ia menceritakan pengalamannya saat berada di sana. Bagaimana ceritanya? Yuk simak!
Arsitektur Kampus Bergaya Modern-Kuno
Selama menjalani perkuliahan, Thia merasakan pengalaman berbeda dalam melihat gaya bangunan kampus di sana. Menurutnya rata-rata arsitektur memiliki ciri khas Medieval atau gaya abad pertengahan. Selain itu, bangunan-bangunan di sana ada juga yang memiliki gaya Georgian dan Neo-classical.
"Walau sebagian bangunan yang terdapat di kampus mengikuti arsitektur modern, tetapi masih terdapat bangunan-bangunan dengan arsitektur kuno yang dikenal dengan Old College. Old College merupakan bagian ikonis University of Edinburgh yang biasanya sebagai kelas mahasiswa hukum," tutur Thia.
Thia menuturkan, tempatnya mengenyam pendidikan tersebut memiliki berbagai kegiatan non-akademik. Mulai dari sports club hingga society ditawarkan oleh kampus tersebut.
"Banyak sekali sports club dan society yang ditawarkan. Butuh empat hari untuk memperkenalkan kegiatan non-akademik kepada mahasiswa melalui pameran," tutur Thia.
Persiapan-Lolos Seleksi IISMA
Untuk dapat lolos beasiswa IISMA, Thia mempersiapkannya dengan matang terlebih dahulu. Thia pun berhasil lolos seleksi administrasi maupun wawancara.
Pada seleksi administratif, Thia mengunggah dokumen persyaratan seperti sertifikat bahasa Inggris, esai, surat dari ketua prodi, surat pernyataan orang tua, dan lainnya. Lolos seleksi administrasi, Thia pun harus mengikuti wawancara yang berlangsung selama 30 menit.
Keberhasilannya dalam meraih IISMA diraih Thia karena dirinya yakin. Menurut Thia, mahasiswa yang akan mengikuti IISMA harus berani mencoba dan tidak terlalu takut dengan ekspektasi yang belum tentu terjadi.
"Selalu ada pembelajaran berharga dari kegagalan dan ini menjadi bekal untuk kesempatan berikutnya. If you're brave enough to dream it, then be brave to do something about it to make it a reality," pungkas Thia.
(cyu/nwk)
