Instalasi arsitektur megah karya anak bangsa hiasi perhelatan artistik di Gurun Black Rock, Nevada, Amerika Serikat. Mahasiswa PhD Massachusetts Institute of Technology (MIT), Irmandy Wicaksono merupakan nakhoda di balik pembuatan karya tersebut.
Irmandy dan timnya yang terdiri dari peneliti MIT Media Lab dan MIT School of Architecture and Planning, diganjar 2023 Black Rock City Honorarium. Karya mereka berupa suatu instalasi arsitektur interaktif yang menggabungkan seni tekstil dan teknik lanskap gurun, dinamakan Living Knitwork Pavilion.
Instalasi kreatif tersebut menjadi bagian dari program tahunan Burning Man, yakni pertemuan yang mengubah padang tandus menjadi suatu taman semarak untuk karya kreatif dan artistik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terinspirasi Kerumitan Tekstil & Ukiran Candi
Instalasi yang dibangun Irmandy dan tim berbentuk seperti piramida dodecagonal dengan tinggi 18 kaki dan lebar 26 kaki. Karya megah ini terdiri dari 12 panel kain modular yang dikembangkan menggunakan mesin rajut digital dan berbagai jenis benang termasuk benang-benang fotokromik, bercahaya, dan bersifat konduktif.
Irmandy terinspirasi membuat karya ini dari kerumitan pola tekstil dan ukiran candi di Indonesia. Adanya perpaduan motif parametrik dan desain tangan, menjadikan Living Knitwork Pavilion sebagai suatu karya seni naratif.
Dikutip dari rilis resmi situs MIT, karya seni naratif ini mencerminkan penghormatan atas seni kuno dan visi masa depan. Terdapat gambaran 12 kisah masa depan, mulai dari kota solarpunk dan antarmuka bio-mesin hingga laut dalam dan eksplorasi luar angkasa.
Mampu Menopang Banyak Pendaki
Instalasi Living Knitwork Pavilion dibuat untuk mampu menopang beban banyak pendaki dan kemampuan menahan kecepatan angin gurun sampai 70 mph. Sepanjang acara, struktur mampu menghadapi angin dengan kecepatan 36 mph.
Irmandy dan tim turut menerapkan kesenian yang berkelanjutan dalam karya ini. Sebanyak 60 persen benangnya berasal dari botol plastik daur ulang. Tenaga yang digunakan juga sepenuhnya berasal dari baterai dan sel surya.
Pada siang hari, Living Knitwork Pavilion berfungsi sebagai peneduh sekaligus menyediakan ruang komunal untuk meditasi dan penemuan-penemuan.
Saat Matahari bergerak berpindah-pindah di sepanjang hari, pola tekstil dan pengalaman visual yang tersembunyi dan terenkripsi akan tampak melalui fotokromisme dan cahaya luminescent. Saat senja turun di gurun akan menerangi sekelilingnya melalui sistem pencahayaan dan audio.
(nah/faz)