Tentang Perang Hamas-Israel, Koordinator PPI Dunia: Tidak Ada Mahasiswa RI di Sana

ADVERTISEMENT

Tentang Perang Hamas-Israel, Koordinator PPI Dunia: Tidak Ada Mahasiswa RI di Sana

Devita Savitri - detikEdu
Rabu, 11 Okt 2023 08:30 WIB
Hamzah Assuudy Lubis dalam acara Penetapan Dewan Presidium Alumni Connect angkat bicara tanggapan PPI Dunia terkait keadaan WNI di Palestina.
Foto: (Devita Savitri/detikcom)
Jakarta -

Koordinator Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPI Dunia), Hamzah Assudy Lubis beri tanggapan terkait peran PPI Dunia terkait perang Hamas dan Israel yang kian memanas. Ia menyatakan di wilayah Palestina tidak ada mahasiswa dan pelajar Indonesia, tetapi PPI Dunia fokus kepada kabar warga Indonesia yang ada di sana.

Dengan demikian, PPI Dunia terus melakukan pengecekan tentang keadaan dan status WNI yang ada di Palestina.

"Kita concern ke WNI yang ada di sana. Ini benar-benar ada di Palestina dan statusnya apa, volunteer kah atau bagaimana. Kita juga ngecek," ungkap Hamzah ditemui detikEdu pada acara penetapan Dewan Presidium Alumni Connect, Selasa (10/10/2023) di Jakarta tepatnya di Rumah Wijaya, Jl Wijaya V, Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain pengecekan keadaan WNI di Palestina, Hamzah menambahkan pihaknya akan memberikan pernyataan sikap tentang perang Hamas dan Israel sebagai seorang pelajar. Pernyataan itu akan dirilis PPI Dunia dalam waktu dekat.

"Mungkin ke depannya kita akan ada membuat pernyataan sikap terkait apa sih sikap kita sebagai pelajar tentang serangan-serangan yang terjadi di Palestina. Hopefully dalam waktu 3 hari ke depan sudah ada," ungkapnya lebih lanjut.

ADVERTISEMENT

Update Perang Hamas vs Israel

Dikutip melalui CNBC Indonesia perang antara Hamas dan Israel semakin menggila. Dengan pernyataan perang yang dikeluarkan Israel, kini Gaza tengah dikepung total dengan memutuskan pasokan air, makanan, dan listrik.

Sabtu (7/10/2023) lalu disebut sebagai hari paling mematikan dalam sejarah Israel karena militan Palestina menculik lebih dari 100 orang dan memberikan serangan mengejutkan yang menewaskan lebih dari 700 orang. Hingga saat ini, serangan demi serangan balik diperkirakan menelan korban 1500 orang tewas.

Abu Ubaida, juru bicara Hamas memberikan ancaman kepada Israel dengan akan membunuh seorang tawanan sipil sebagai imbalan atas pengeboman yang dilakukan Israel terhadap rumah warga sipil Palestina dengan tanpa peringatan.

"Kami telah memutuskan untuk mengakhiri hal ini dan mulai sekarang, dan kami menyatakan bahwa setiap penargetan terhadap warga kami di rumah mereka tanpa peringatan sebelumnya akan berakibat pada eksekusi salah satu sandera warga sipil yang kami tahan," katanya.

Peperangan yang terus memanas antar keduanya mendapat tanggapan dari banyak negara. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengutuk serangan Hamas sebagai "tindakan teror".

Ia mengatakan situasi kemnusiaan di Gaza sangat mengerikan dan keadaannya akan memburuk secara eksponensial.

"Saya mengakui keluhan yang wajar dari rakyat Palestina. Tapi tidak ada yang bisa membenarkan tindakan teror dan pembunuhan, pencacatan dan penculikan warga sipil ini," ujarnya.

Diketahui serangan Hamas kepada Israel yang terjadi pada hari Sabtu lalu menyebabkan baku tembak di jalan Israel untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade. Mengerikannya, ketika ada seseorang yang melintasi perbatasan, para militan akan bergerak dan disebut membunuh warga sipil tanpa pandang bulu.




(det/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads