Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membuat inovasi kasur cerdas yang bisa deteksi penyakit Obstructive Sleep Apnea (OSA) atau gangguan tidur serius. Karya inovasi ini bernama I-Sleep.
Diketahui, kasur cerdas ini lahir karena keprihatinan mahasiswa terhadap penangan pasien OSA. Selama ini penanganan pasien OSA memiliki risiko yang hadir dari puluhan kabel yang menjuntai di kasur. Dalam jangka panjang, pasien bisa merasakan reaksi gatal dan iritasi di tubuhnya.
"Dengan itu, I-Sleep hadir sebagai alat yang lebih praktis dan nyaman," ujar Rima salah satu anggota Slumber Squad yang juga mahasiswa Departemen Teknik Biomedik dikutip dari rilis di laman ITS, Rabu (4/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara Kerja I-Sleep
Bersama Firdausa Sonna Anggara Resta dan Mu'afa Ali Syakir, Rima menjelaskan bila I-Sleep memiliki sistem kerja yang sederhana. Alat ini dapat mendeteksi OSA secara non-kontak dengan memanfaatkan kain konduktif yang telah terintegrasi dengan machine learning.
Di kain tersebut, terdapat elektroda positif dan negatif yang berperan menangkap sinyal dari tubuh pasien. Penyambungan kabel elektroda dilakukan secara horizontal di permukaan belakang kasur sehingga tidak melilit pasien.
![]() |
Untuk mendeteksi penyakit, pasien cukup tidur di atas kasur sehingga aktivitas jantungnya bisa terpantau. Jika tubuh pasien memiliki kondisi yang tidak normal, elektroda akan menangkap sinyal dan diantarkan kepada machine learning.
Dalam penyampaian hasil, sinyal jantung akan dianalisis melalui tiga parameter yaitu time domain, frequency domain, dan non-linear. Ketiganya akan mengukur interval waktu denyut jantung, frekuensi yang ditangkap dan menentukan pola ketidakaturan detak jantung.
Setelah selesai dianalisis oleh tiga parameter itu, sinyal akan ditangkap machine learning ditambah dengan fitur k-Nearest Neighbor yang akan menentukan kondisi dan mengindikasi penyakit gangguan tidur.
"Jika iya (terindikasi OSA) mesin akan bertindak membangunkan kembali kesadaran pasien," jelas Rima.
Akurasi Tinggi hingga Menang Gemastik XVI Tahun 2023
Selama proses percobaan, I-Sleep memiliki akurasi deteksi sebesar 92 persen. Akurasi tinggi ini mengantarkan alat canggih ini menjadi juara dua dalam ajang Gemastik XVI tahun 2023 kategori Piranti Cerdas, Sistem Benam, dan Internet of Things (IoT).
I-Sleep juga dinilai aman untuk penggunaan jangka panjang dan memiliki biaya produksi yang tergolong murah. Rima berharap agar I-Sleep bisa segera diproduksi secara massal dan berguna bagi pasien di berbagai rumah sakit di Indonesia.
"Tak hanya OSA, I-Sleep nantinya bisa digunakan untuk mendeteksi berbagai penyakit lain," pungkasnya.
(det/faz)