Cerita Nia Kuliah di Korea Selatan lewat Beasiswa IISMA, Ketemu Dosen Friendly

ADVERTISEMENT

Cerita Nia Kuliah di Korea Selatan lewat Beasiswa IISMA, Ketemu Dosen Friendly

Cicin Yulianti - detikEdu
Senin, 18 Sep 2023 15:30 WIB
Fatikha Rizky Kurnia, penerima IISMA di Hanyang University.
Nia, salah satu mahasiswa penerima beasiswa IISMA di Hanyang University, Korea Selatan. Foto: Unair
Jakarta -

Program Indonesian International Student Mobility Award (IISMA) telah memberikan ragam pengalaman menarik dan berharga bagi mahasiswa. Seperti yang dirasakan oleh Fatikha Rizky Kurnia, penerima IISMA di Hanyang University.

Mulanya, mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) ini sempat gagal dalam meraih beasiswa IISMA. Namun, akhirnya Nia bisa mendapatkan beasiswa tersebut setelah menjadi volunteer international di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unair.

"Udah mau ikut IISMA dari tahun 2021. Desember nyoba apply lewat AGE UNAIR ada program ke Jeonbuk International University ke Korea, tapi ketolak. Terus akhirnya nyoba join volunteer international office-nya FEB dan hal tersebut jadi langkah-langkah yang ngedeketin aku sama jalan ke IISMA tahun ini," ujarnya, dikutip dari laman Unair, Senin (18/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nia mengatakan bahwa mengikuti program exchange merupakan impiannya dari dulu. Walau ia sempat ditolak, tetapi keinginannya untuk bisa kuliah di luar negeri tak bisa diurungkan.

Pada tahun 2023, Nia mulai belajar bahasa Inggris dengan mengikuti berbagai kegiatan internasional di kampusnya. Berkat kerja kerasnya, Nia pun bisa merasakan berkuliah di negara surganya K-pop, salah satu hal yang ia sukai.

ADVERTISEMENT

Bertemu Dosen Friendly

Sesuai dengan fokus bidang yang ia ambil di Unair, Nia belajar di jurusan Business Administration Hanyang University. Nia memiliki pengalaman mengikuti kursus bisnis pada semester 5.

"Walaupun dari program IISMA sendiri kita diperbolehkan ngambil jurusan yang ga berhubungan sama jurusan asal kita, tapi aku memilih yang masih berhubungan dengan jurusanku di UNAIR. Aku juga punya pengalaman mengikuti bisnis course di studi independen pas semester 5," paparnya.

Selama mengikuti kelas di Hanyang University, Nia mengatakan bahwa dosen di sana memiliki sifat friendly terhadap mahasiswa. Peraturan kelas dan sistem pembelajaran di kampus tersebut pun menurutnya fleksibel.

"Kalau kita telat atau mau ke kamar mandi, kita tidak perlu izin seperti halnya yang kita lakukan saat di Indonesia," ujarnya.

Tidak Merasa Culture Shock

Sudah kurang lebih satu bulan Nia belajar dan tinggal di Korea Selatan, tetapi ia tak pernah merasakan culture shock. Khususnya dalam hal cuaca, menurutnya hampir sama seperti di daerah asalnya yakni Surabaya.

"Jujur, hawanya sama aja kayak di Surabaya. Tapi akhir-akhir ini hawanya lebih dingin karena mau masuk musim dingin," ungkap Nia.

Dalam mencari makanan, Nia juga selalu hati-hati dan memastikan ada tidaknya logo halal saat sebelum membelinya. Ia juga menanyakan kepada penjual tentang komposisi makanan untuk memastikan kembali.

"Sebenarnya ada aja makanan yang memiliki logo halal. Namun sedikit dan harganya cukup mahal," ucap Nia.

Sebagai salah satu mahasiswa yang lolos di program IISMA, Nia berpesan kepada mahasiswa yang akan mendaftar untuk menyiapkan berkas misalnya esai. Menurutnya, dalam menulis esai perlu ditekankan persona agar isinya lebih berbobot.

"You just have to believe. Percaya dan cari tahu gimana caranya biar kita pada akhirnya bisa dapetin apa yang kita mau," katanya.




(cyu/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads